Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aksara Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES

Agung, Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan. Hardiyansyah, Dr. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator, dan

Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media

Istianti, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jakarta: mitra wacana media.

Kasim, Dr. Azhar. 1989. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia Moenir H.A.S. 1997.Manajemen Pelayanan Umum. Bumi Aksara.

Pustaka Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan : pengembangan model konseptual, penerapan citizen's charter dan standar pelayanan minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rohman, Ahmad Ainur. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Program Sekolah Demokrasi.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Steers, M. Richarsd. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi aksara.

Sugiyono.2005.Metode Penelitian Administrasi Negara . Bandung: Alfabet Sutopo dan

Sujarweni, V. Wiratna. Metode Penelitian Lengkap, Praktis, Dan Mudah Dipahami. Pustaka Baru Press


(2)

Supriyanto Eko, dan Sri Sugiyanti, 2001. Operasionalisasi Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Suyanto,Bagong.2005.Metode Penelitian Sosial.Jakarta : Kencana Wojowisoto. S.Manajemen Pelayanan Publik. Gramedia.

Keputusan Kementrian:

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Peraturan perundang-undangan :

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang No. 25/2009 Pasal 4 tentang penyelenggaraan pelayanan publik Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

Sumber Internet

(repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1598/BAB%20II.pdf)


(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Padang Pariaman 1. Sejarah

Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi tambo, turun dari darek minangkabau, dari pedalaman tengah sumatera. penduduk daerah ini menurut laporan tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat padang pariaman sendiri, barasal dari paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek minangkabau (Pemda Tk I Sumbar, 1978;7). Rantau Pariaman, selanjutnya menurut Dobbin, didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan kerajaan (Dobbin, 2008:84). Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak tahun 1300 M, para perantau awal(peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman, menurut catatan Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot dagang dan pelabuhan. Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh orang -orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut diatas), yang semula tujuannya untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri. Ketika pemukiman koloni itu semangkin berkembang, daerah-daerah pemukiman juga terus membesarkan dirinya seperti fungi dikulit manusia.

Hamka Mengatakan, nama pariaman sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab,"barri aman". sebagaimana yang dikutip suryadi, kata dalam bahasa arab tersebut kurang lebih memiliki arti: "tanah daratan yang aman sentosa" (suryadi, 2004:92). Dalam literatur pribumi lain, kata Pariaman kadang juga dianggap berasal


(4)

dari "parik nan aman", yang artinya kira-kira pelabuhan yang aman. Kapal-kapal yang singgah untuk berdagang di bandar-bandar di Rantau Pariaman dapat dengan aman bertransaksi dagang (Bagindo Armaidi Tanjung, 2006;11).

Sebelum orang eropa datang ke kawasan Rantau Pariaman, Kota-kota pelabuhan penting dikawasan ini, seperti pelabuhan pariaman dan tiku sudah dikunjungi pelaut-pelaut dari arab, china, dan gujarat (suryadi, 2004:93). Di kota-kota ini, komoditi dagang dari pedalaman minangkabau ini ditumpuk sebelum dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan lain. Kota-kota ini sudah lama menjadi pelabuhan penyalur keluar emas dari pedalaman minangkabau (suryadi, 2004:94), Kawasan tengah sumatera sejak dulu memang terkenal sebagai penghasil emas. Itulah sebabnya terkadang, Pulau Sumatera juga disebut sebagai pulau emas. Jalur penyalur emas yang dihasilkan pedalaman Minangkabau kemudian dibawa ke pesisir pantai baik ke pesisir barat maupun ke pesisir timur. ke pesisir barat dipasok melalui kampung-kampung pantai di Rantau Pariaman.

Setelah kemerdekaan, Daerah administrasi periode kolonial, priaman, tikoe en de danau districten kemudian disahkan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibukota Kota Pariaman. Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan.

Kabupaten Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari). Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun


(5)

1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad.

Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun 2016 memiliki 17 Kecamatan, dan 103 nagari yang setelah dilakukan pemekaran nagari sesuai dengan Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 120/453/PEM-2016 tanggal 26 Mei 2016, sehingga di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 103 Nagari.

Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan VII Koto Sungai Sarik yaitu 12 Nagari, Kecamatan Lubuk Alung, Nan Sabaris sebanyak 9 Nagari, Kecamatan Batang Anai, 2x11 Enam Lingkung, V Koto Kampung Dalam, Ulakan Tapakis sebanyak 8 Nagari, Kecamatan Padang Sago, Patamuan, sebanyak 6 Nagari, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung, sebanyak 5 Nagari, dan Kecamatan Sungai Geringging, Sungai Limau,V Koto Timur, 2x11 Kayutanam sebanyak 4 Nagari, kemudian Kecamatan Batang Gasan hanya mempunyai 3 nagari.

Semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No 05/KEP.D/DPRD.2008 dan SK Bupati Padang Pariaman Nomor 02/KEP/BPP/2008


(6)

tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota Pariaman ke Paritmalintang, yakni Nagari Paritmalintang Kecamatan Enam Lingkung.

Berikut Daftar nama yang pernah memerintah di Padang Pariaman sejak tahun 1945 hingga sekarang sebagai Bupati Kabupaten Padang Pariaman :

Tabel 1. Nama Bupati yang Pernah menjabat di Kabupaten Padang Pariaman

No Nama Periode Jabatan

1 Sutan Hidayat Syah 1945 – 1946 2 Ibrahim Datuk Pamuncak 1946 – 1947

3 BA. Murad 1947 – 1950

4 Said Rasyad 1950 – 1953

5 Taher Samad 1953 – 1956

6 Harun Al Rasyid 1956 – 1958

7 Na’azim Sutam Syarif 1958 – 1959

8 Raharjo 1959 – 1960

9 Syamsu Anwar 1960 – 1961

10 JB. Adam 1961 – 1966


(7)

12 Prof. Drs. Harun Zein 1975 13 Muhammad Zein Chatib 1975 – 1980 14 Kol. Inf. H. Anas Malik 1980 – 1990 15 H. Zainal Bakar, SH 1990 – 1994 16 Ir. H. Nasrul Syahrun 1994 – 1999

17 Drs. Armyn AN 1999 – 2000

18 Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro Basa 2000 – 2005 19 Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro Basa 2005 – 2010 20 Drs. H. Ali Mukhni 2010 – 2015 21 Drs. H. Ali Mukhni 2015 -2020

Sumber

2. Visi dan Misi

a. Visi Kabupaten Padang Pariaman

Terwujudnya Kabupaten Padang Pariaman Yang Baru, Religius, Cerdas dan Sejahtera

b. Misi Kabupaten Padang Pariaman

Pembangunan Kabupaten Padang Pariaman 2016-2020 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah Adat Bersandi

Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

2. Meningkatkan perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung sektor primer dan jasa.


(8)

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil melalui peningkatan sarana prasarana dan kualitas tenaga pendidik.

4. Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan pariwisata, transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan.

6. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan, Demokratis, melalui Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik;

7. Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan kesiapan sarana dan prasarana yang ramah bencana.

3. Kondisi geografis dan demografis a. Letak dan Keadaan geografis

Padang Pariaman menurut narasi tambo Minangkabau merupakan daerah rantau, Daerah ini disebut sebagai daerah Rantau Pariaman, Daerahnya meliputi dataran rendah sempit (coastal lowland) disebelah barat dataran tinggi Minagkabau. Daerah ini membentang antara Batang Anai di selatan (batas dengan wilayah Kota Padang) dan Tiku disebelah Utara Kota Pariaman (Batas dengan wilayah Rantau Pasaman) dan kepedalaman hingga ketepi barat danau maninjau. Daerah rantau Pariaman ini yang kemudian dalam administrasi Indonesia Modern menjadi apa yang dikenal luas sebagai wilayah Kabupaten Padang Pariaman.

Secara geografis, Kabupaten Padang Pariaman memiliki luas wilayah 1.328,79 Km2 dengan panjang garis pantai 42,1 Km yang membentang hingga wilayah gugusan Bukit Barisan. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat. Posisi astronomis


(9)

Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 0°11’-0°49’ Lintang Selatan dan 98°36’ - 100°28’ Bujur Timur.

Secara administrasi Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan dan 103 Nagari. Batas wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Agam, sebelah Selatan dengan Kota Padang, sebelah Timur dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan sebelah Barat dengan Kota Pariaman dan Samudera Indonesia.

Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah terkecil, yakni 25,56 km². Kecamatan 2x1 Kayu Tanam berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 100 - 1000 m dari permukaan laut (dpl) sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Batang Gasan dengan ketinggian 2 - 75 m dari permukaan laut (dpl).

b. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015 tercatat sebanyak 458.746 jiwa, terdiri dari 232.851 orang laki-laki dan 225.895 orang perempuan. Laju perkembangan penduduk Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.Perkembangan Penduduk 2010-2015

TAHUN PENDUDUK SEX RASIO

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2010 193.472 200.099 393.571 85,61 2011 193.412 200.432 393.844 96,06 2012 194.787 202.096 396.883 96,25


(10)

2014 198.315 205.215 403.530 96,64 2015 232.851 225.895 458.746 103.07

Sumber :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang PariamanTahun 2015 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Total

Laki-Laki Perempuan

1 Lubuk Alung 25,028 23,602 48,630 2 Batang Anai 26,638 25,147 51,785 3 Nan Sabaris 14,939 15,133 30,072 4 2 x 11 Kayu Tanam 12,666 12,915 25,581 5 VII Koto Sungai Sarik 21,175 20,617 41,792 6 V Koto Kampung Dalam 14,367 13,355 27,722 7 Sungai Geringging 18,999 17,967 36,966 8 Sungai Limau 18,442 17,379 35,821 9 IV Koto Aur Malintang 11,955 11,568 23,523 10 Ulakan Tapakis 11,880 11,402 23,282 11 Sintuk Toboh Gadang 10,087 10,052 20,139

12 Padang Sago 4,553 4,642 9,195

13 Batang Gasan 6,835 6,463 13,298 14 V Koto Timur 8,832 8,551 17,383 15 2 x 11 Enam Lingkung 8,740 9,173 17,913

16 Patamuan 8,573 8,490 17,063

17 Enam Lingkung 9,142 9,439 18,581 JUMLAH 232,851 225,895 458,746

Sumber:

Dari tabel jumlah penduduk menurut Kecamatan diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Batang Anai yang berjumlah 51.785 jiwa, dan diikuti oleh Kecamatan Lubuk Alung dengan jumlah 48.630 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Padang Sago dengan jumlah 9.195 jiwa.


(11)

Tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 304 jiwa per Km2. Penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Nan Sabaris dengan 949 jiwa per Km2, serta diikuti Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dengan 721 jiwa per Km2. Penduduk terjarang tedapat di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam dengan kepadatan 115 jiwa per Km2, serta Kecamatan IV Koto Aur Malintang dengan kepadatan 158 jiwa per Km2.

B. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman 1. Moto, Visi Dan Misi Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang

Pariaman a. Moto

Gambar 1. Moto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

Yang menjadi moto di dinas capil ini adalah “CERIA” yang kemudian dituangkan di dalam Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 388 /DUKCAPIL/PP/2011 Tentang Penetapan Moto Pelayanan pada Dinas


(12)

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. CERIA adalah akronim dari :

1. Cepat : Segera mungkin memproses apa yang yang dibutuhkan oleh penduduk.

2. Efisien : Melayani penduduk dengan benar, tepat dan akurat

3. Responsif : Melayani dengan penuh kepekaan terhadap aspirasi penduduk. 4. Inovatif : Selalu berfikir untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. 5. Akuntabel : Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (LAKIP).

b. Visi

Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten vadang Pariaman adalah: ” Terwujudnya tertib administrasi kependudukan melalui pelayanan yang prima ”. 1. Tertib Administrasi Kependudukan:

Mewujudkan masyarakat yang tertib dalam administrasi kependudukan 2. Pelayanan Prima:

a. Menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat terutama dalam pelayanan administrasi kependudukan

b. Menciptakan aparatur yang berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat


(13)

1. Mewujudkan Data Basis dan Informasi Kependudukan yang lengkap, akurat serta memenuhi kepentingan Publik dan Pembangunan.

2. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan

3. Mewujudkan pelayanan prima dibidang registrasi penduduk dan pencatatan sipil

2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

Tugas pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

“Membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi wewenang Daerah dan tugas pembantuan sesuai ketentuan peraturan perundangan.”

Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan kebijakan teknis dan penyusunan perencanaan program bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil;

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan bidang kependudukan dan pencatatan sipil; d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola administrasi

kependudukan;

e. Pelaksanaan penyelenggaran pelayanan pencatatan sipil dan administrasi kependudukan; f. Pelaksanaan kebijakan kerjasama antar daerah dalam pengendalian penduduk,


(14)

g. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan administrasi kependudukan;

h. Pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan akta pencatatan sipil yang meliputi kelahitan, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak serta pendokumentasian hasil pencatatan sipil;

i. Pengelolaan manajemen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil perlindungan administrasi kependudukan;

j. Pengawasan dan pengeloaan sistem informasi administrasi kependudukan dan jaringan komunikasi data kependudukan sampai dengan tingkat kecamatan, desa dan kelurahan; k. Pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi dan konsultasi

pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

l. Pembinaan, koordinasi pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

m. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaran pendaftaran penduduk, menyusun rumusan penetapan indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisa dampak kependudukan;

n. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang kependudukan dan catatan sipil;

o. Pembinaan dan pengendalian dan monitoring terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependukan dan Pencatatan Sipil; dan


(15)

KEPALA BIDANG PENDAFTARAN PENDUDUK

KEPALA BIDANG

PENCATATAN SIPIL

KEPALA SEKSI

KELAHIRAN DAN KEMATIAN

3. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA M. FADHLY S, AP, MM

SEKRETARIAT

Drs. MARTONI

KEPALA SUB. BAGIAN KEUANGAN

YULIDAR

KEPALA SUB. BAGIAN PERENC. EVALUASI

DAN PELAPORAN DAMANHURI KEPALA SUB.

BAGIAN UMUM DAN KEPEG.

MAHYARTI

KEPALA BIDANG PENGOLAHAN DATA KEPENDUDUKAN,

PENGAWASAN DAN PENYULUHAN

KEPALA SEKSI TEKNOLOGI DAN INFORMASI DATA

KEPENDUDUKAN

KEPALA SEKSI

PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

KEPALA SEKSI

PENGAWASAN DAN DOKUMENTASI DATA

KEPALA SEKSI PERKAWINAN,

PERCERAIAN DAN

PENGANGKATAN ANAK KEPALA SEKSI

PELAYANAN ADM.

KEPALA SEKSI


(16)

Gambar 2. Struktu Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

Uraian fungsi dan tugas masing-masing bidang : 1. Kepala Dinas

Tugas kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil yaitu :

a. Merumuskan program kerja dan kegiatan baik rutin maupun kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yang ada berpedoman kepada rencana strategis dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menyusun sasaran pelaksanaan kegiatan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil sesuai dengan petunjuk dan ktentuan;

c. Mengoordinasikan para kepala bidang dan bawahan, agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung;

d. Mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada sekretaris dan para kepala bidang secara berjenjang sesuai dengan bidang permasalahannya;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan sekretaris, kepala bidang dan bawahan dalam rangka penyatuan dan pencapaian sasaran;

f. Memberikan data dan informasi mengenai situasi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah sebagai bahan dalam mengambil keputusan;

g. Memelihara dan mengupayakan peningkatan kinerja pegawai, disiplin, meningkatkan dedikasi, loyalitas dan kejujuran dalam lingkungan dinas;

h. Menjalin kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal untuk kepentingan dinas dalam kelancaran pelaksanaan tugas;


(17)

j. Membina, memfasilitasi, mengevaluasi dan mengarahkan serta pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

k. Mengatur, membina, mengendalikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas untuk mencapai sasaran tugas serta memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap kelompok jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan;

l. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan dinas agar kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan ketentuan;

m. Memantau serta mengevaluasi realisasi pelaksanaan kegiatan dinas untuk mengetahui perkembangan, hambatan, dan permasalahan yang timbul serta upaya tindak lanjut penyelesaiannya;

n. Mendisposisi surat masuk sesuai dengan bidang permasalahannya;

o. Menandatangani dan/atau memaraf persuratan dan dokumen lainnya sesuai dengan kewenangan menurut ketentuan;

p. Menghadiri rapat koordinasi dan rapat-rapat lainnya; q. Menerima arahan / petunjuk dari atasan;

r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan petunjuk dan arahan.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai fungsi penyusunan rencana kegiatan, perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan, pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif dan fungsional.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Sekretariat mempunyai tugas:


(18)

b. mengkoordinasi perumusan kebijakan umum dan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

c. mengkoordinasi penyusunan rencana umum, rencana strategis, rencana kerja, rencana kinerja, rencana kegiatan, dan anggaran dinas;

d. mengkoordinasi pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan dinas; e. menyusun rencana kerja sama dinas;

f. menyusun penetapan kinerja dinas;

g. menyusun petunjuk pelaksanaan program dan kegiatan dinas;

h. melaksanakan analisis dan menyajikan data di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

i. menerapkan dan mengembangkan sistem informasi di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

j. mamantau, mengendalikan, dan mengevaluasi kinerja serta dampak melaksanakan program dan kegiatan dinas;

k. menyusun laporan akuntabilitas kinerja dinas;

l. menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan dinas; m. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan tahunan dinas;

n. menyiapkan bahan dan menatausahakan bidang kependudukan dan pencatatan sipil; o. mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional

di bidang kesekretariatan;

p. mengelola keuangan, kepegawaian, surat-menyurat, kearsipan, administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggaan, sarana, dan prasarana serta hubungan masyarakat q. melaksanakan pelayanan administratif dan fungsional;


(19)

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretariat terdiri dari 3 sub bagian yaitu :

1. Sub Bagian Umum mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang, perlengkapan, rumah tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif dan fungsional.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Sub Bagian Umum mempunyai tugas: a. menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan umum;

c. melaksanakan koordinasi dan pengelolaan peraturan perundang-undangan; d. mengelola surat-menyurat dan kearsipan;

e. mengelola urusan rumah tangga;

f. mengelola sarana dan prasarana perkantoran; g. mengelola perpustakaan;

h. melaksanakan hubungan masyarakat; i. mengelola perjalanan dinas;

j. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang umum;

k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Subbagian Umum; dan

l. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

2. Sub Bagian Keuangan , Bagian ini mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan dinas. Untuk menyelenggarakan fungsinya, Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas:


(20)

a. menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan administrasi keuangan;

c. mengelola administrasi keuangan, verifikasi, dan perbendaharaan dinas; d. menyusun laporan keuangan dinas;

e. menyiapkan bahan perhitungan anggaran dinas;

f. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang administrasi keuangan;

g. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Subbagian Keuangan; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

3. seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi pelaksanaan tugas monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Evaluasi dan Pengendalian mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Evaluasi dan Pelaporan;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan dinas;

c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dampak pelaksanaan program dan kegiatan dinas

d. menyiapkan bahan pengendalian kegiatan dinas

e. menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan dinas f. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan tahunan dinas g. menyusun laporan akuntabilitas kinerja dinas


(21)

h. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang monitoring, evaluasi dan pelaporan

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pelaporan; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

3 Bidang Pencatatan Sipil

Bidang Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan sipil.Untuk menyelenggarakan fungsinya, Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan Bidang Pencatatan Sipil b. merumuskan kebijakan teknis di bidang Pencatatan Sipil

c. menyusun rencana dan penetapan kinerja Bidang Pencatatan Sipil

d. melaksanakan pencatatan, penerimaan berkas permohonan, pemeriksaan dan penelitian, persyaratan, verifikasi dan validasi kebenaran data, pencatatan data, dan pengolahan data

e. menerbitkan akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengakuan anak, pengesahan anak, dan perubahannya

f. melaksanakan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi di bidang pencatatan sipil

g. menyelenggarakan administrasi dan pelayanan pencatatan sipil

h. melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pencatatan sipil

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Bidang Pencatatan Sipil; dan


(22)

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari :

1. Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan dan penerbitan akta kelahiran, akta kematian, dan perubahan akta penduduk.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta b. menyusun kebijakan teknis penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan

perubahan Akta

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

d. menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

e. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, dan pengolahan data serta penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

f. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian berkas laporan kematian di luar negeri

g. melaksanakan penyuluhan pelayanan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

h. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta


(23)

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

2. Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan dan penerbitan akta perkawinan, perceraian, pengesahan dan pengangkatan anak. Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak

b. menyusun kebijakan teknis penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

d. menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

e. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, pengolahan data, penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

f. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, pengolahan data, penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

g. melaksanakan penyuluhan pelayanan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak


(24)

h. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.


(25)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan membahas dan memaparkan hasil dari penelitian yang diperoleh dilapangan yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebagaimana judul skripsi yang penulis teliti yaitu “ Efektifitas Pelayanan Publik Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman “.

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang mencakup observasi dan wawancara kepada informan yang terlibat langsung dengan pelayanan pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. Jumlah Informan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah :

1. Informan kunci

Kepala Dinas : 1 orang

2. Informan utama

Masyarakat : 17 orang

3. Informan tambahan

Bidang pelayanan pencatatan sipil : 1 orang Seksi akta kelahiran : 1 orang


(26)

A. Karakteristik informan

1. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4. karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (orang ) Persentase (%)

1 Laki-laki 6 30%

2 Perempuan 14 70%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten padang pariaman

Pada tabel diatas dapat dilihat dari jumlah informan sebanyak 20 orang, informan terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang sedangkan yang berjenis laki-laki sebanyak 6 orang. Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa masyarakat yang sering terlibat dalam pembuatan akta kelahiran adalah perempuan.

2. Berdasarkan Umur

Tabel 5. karakteristik informan berdasarkan umur

Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

20-30 3 15%

31-40 10 50%

41-50 5 25%

>51 2 10%


(27)

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten padang pariaman

Pada tabel diatas yang lebih banyak mengurus pembuatan akta kelahiran adalah masyarakat yang berumur dikisaran 31-40 tahun atau masyarakat yang telah berusia dewasa, sedangkan yang lebih sedikit mengurus pembuatan aka kelahiran berada dikisaran usia 51 keatas atau masyarakat yang berusia lanjut.

3. Berdasarkan pendidikan

Tabel 6. karakteristik informan berdasarkan pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD 0 0%

2 SMP 1 5%

3 SMA 7 35%

4 Diploma 3 15%

5 Sarjana (S-1) 9 45%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten padang pariaman

Dari tabel diatas jumlah terbanyak masyarakat yang mengurus pembuatan akta kelahiran berpenidikan sarjana yaitu sebanyak 9 orang , sedangkan yang berpendidikan sekolah dasar hanya 1 orang.


(28)

4. Berdasarkan pekerjaan

Tabel 7. karakteristik informan berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 PNS 9 45%

2 Wiraswasta 2 10%

3 Pedagang 4 20%

4 Petani 2 10%

5 Ibu Rumah Tangga 3 15%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten padang pariaman

Berdasarkan tabel diatas mayoritas masyarakat yang mengurus pembuatan akta kelahiran bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 9 orang, pedagang sebanyak 4 orang, sebagai ibu rumah tangga sebanyak 3 orang, dan masing-masing 2 orang bekerja sebagai wiraswasta dan petani.

B. Hasil Wawancara

Pada bagian ini peneliti akan manyajikan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan tentang bagaimana efektivitas pelayanan pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. Peneliti menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan beberapa indikator mengenai standar pelayanan yang dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman.


(29)

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pembuatan akta kelahiran pada dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebelum dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan yaitu :

a. Pemohon datang dengan membawa persyaratan terlampir ke loket Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

b. Persyaratan yang dibawa diperiksa oleh petugas dan apabila sudah lengkap petugas memberi formulir

c. Selanjutnya pemohon Mengisi formulir pendaftaran bermaterai yang sudah di sediakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

d. Setelah formulir diisi diserahkan kembali kepada petugas untuk dicetak akta kelahiran dan diparaf oleh pemeriksa data yaitu Kasi, Kabid dan Sekdis

e. Selanjutnya ditandatangani oleh kepala dinas dan diserahkan kembali kepada petugas untuk diberikan kepada pemohon

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melengkapi prosedur pelayanan pembuat akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

a. Foto copy Akta Nikah (bagi orang tua yang sudah bercerai dengan menggunakan Akta Cerai) yang telah dilegalisir

b. Untuk anak yang tidak diketahui asal usulnya persyaratan pembuatan akta harus dilengkapi dengan Surat Keterangan dari Kepolisian (menjelaskan asal usul anak) dan dokter (menjelaskan perkiraan usia anak)


(30)

d. Foto copy KTP Ayah dan Ibu, jika usia diatas 17 tahun menggunakan KTP Sendiri

e. 2 Orang Saksi Pencatatan Pelaporan Kelahiran berikut foto copy KTP yang Masih Berlaku

f. Surat Keterangan Lahir dari Kepala Desa / Lurah, Dokter, Bidan, Rumah Sakit yang disahkan di desa / kelurahan

Namun setelah dikeluarkannya UU terbaru yaitu UU No 24 tahun 2013 Dalam pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman syarat yang harus dibawa oleh pemohon ada 3 yaitu :

a. Surat keterangan lahir dari bidan atau rumah sakit b. Fotocopy Akta Nikah orang tua

c. Fotocopy kartu keluarga

SOP (standard operational procedure yang diterapkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

a. Pemohon Datang ke Instansi Pelaksana, mengisi Formulir Pelaporan Kelahiran dengan membawa persyaratan yang telah ditetapkan

b. Verifikasi dan validasi data Penduduk seuai dengan (nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin) memberi nomor antrian dan memberikan kartu pelayanan pelaporan kelahiran ke dalam MAP pemohon

c. Meng-input pelayanan ke dalam sistem IPAD dan meng-prit kwitansi pelayanan serta menempelnya kwitansi bewarna kuning dan merahke dalam MAP pemohon dan menyerahkan kwitansi pelayanan warna putih kepada pemohon


(31)

d. Meng-input identitas bayi yang akan diterbitkan kutipan akte kelahiran sesuai dengan nama, jenis kelamin, nama orang tua dan alamat serta memberi no SK dan no kontrol sesuai dengan urutan

e. Menekan tombol antrian ekte kelahiran sekaligus Memasukan data ke dalam sistem komputer dengan teliti dan memastikan sudah ter-input dengan benar, mencetak register, menerbitkan SK jika pelaporan di atas satu tahun serta meminta alamat pemohon dengan lengkap dan benar agar pengiriman kutipan kelahiran dapat dikirim dan diterima oleh pemohon

f. Mengisi blangko kutipan akte kelahiran sesuai dengan nomor montrol yang telah tersedia

g. Mencetak kutipan akta kelahiran dengan teliti serta menyerahkan kepada kasi h. Menerima dan meneliti kesamaan data pemohon pada cetakan dengan isian

formulir pemohonan akta yg sudah tercetak dengan benar serta pemberian paraf i. Menandatangani Kutipan akte kelahiran, salinan dan SK untuk pelaporan akte

kelahiran di atas 60 hari

j. Memisahkan kutipan akte kelahiran dengan kelengkapan berkas, memasukan kutipan akte kelahiran ke dalam amplop pegiriman, menempel kwitansi bewarna merah ke dalam amplop, dan merekapitulasi kutipan akte kelahiran yang akan di kirim serta menyerahkannya kepada petugas PT Pos dengan membuat berita acara pengiriman.

k. Menerima amplop pengiriman kutipan akte kelahiran, menandatangani berita acara pengiriman dan menyerahkan resi pengiriman kepada petugas pendistribusian

l. Menyimpan berkas pemohon dalam ruang arsip serta menyimpan register akte kelahiran ke dalam lemari arsip


(32)

m. Menerima Kutipan Akte Kelahiran

Gambar 3. antrian pemeriksaan kelengkapan berkas pembuatan akta

Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan yang talah mengurus pembuatan akta kelahiran dikantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman tanggal 6 februari 2017 mengenai prosedur pelayanan :

“ saat ini prosedur pembuatan akta kelahiran saya rasa tidak rumit dan justru sangat mmudahkan masyarakat untuk mengurusnya dan persyaratan yang diberikanpun lebih sedikit dari persyaratan pembuatan akta sebelumnya” ( hasil wawancara dengan ibu salmiatun S.pd )

Hal ini juga diperkuat oleh informan kunci yaitu Bapak M. Fadhly, S.AP,MM selaku kepala dinas di Dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman yaitu :


(33)

“prosedur yang saat ini dikeluarkan di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman ini tidak lagi mempersulit masyarakat justru sangat mudah dan dapat dipahami oleh masyarakat”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa saat ini prosedur pembuatan akta kelahiran di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sangat mudah dan dapat dipahami sehingga tidak lagi mempersulit masyarakat untuk mendapatkan Akta kelahiran.

2. Waktu pelayanan

Waktu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan akta kelahiran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jika pemohon pembuatan akta kelahiran mematuhi dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk penerbitan akta kelahiran maka waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak untuk mendapatkan akta kelahiran.

Sebagai petugas pemberi pelayanan, para pegawai di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman juga tidak mau menyia-nyiakan waktunya dalam mengerjakan tugasnya, mereka memanfaatkan sebaik mungkin waktunya agar para pemohon tidak merasa dirugikan dan puas atas pelayanan yang diberikan.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Kasi Kelahiran dan Kematian M. Devid S.STP mengenai waktu pelayanan yang dibutuhkan dalam pembuatan akta kelahiran::


(34)

“ jika sesuai dengan SOP yang telah dibuat waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan Akta kelahiran yaitu 10 (sepuluh) hari kerja, tetapi saat ini kami telah meluncurkan program terbaru kami yaitu salam sepuluh menit, maksud salam sepuluh menit disini yaitu mulai dari pemohon menyerahkan berkas persyaratan sampai pemohon mendapatkan akta kelahiran hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, tetapi ada pengecualian jika kepala dinas tidak berada ditempat untuk menandatangani akta kelahiran maka pemohon dapat mengambil akta kelahiannya keesokan hari dan selambat-lambatnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada SOP yaitu 10 hari kerja”.

Dalam wawancara selanjutnya dengan salah satu informan yaitu Bapak Burhan : “ menurut saya, waktu pelayanan yang diberikan oleh pegawai DisdukCapil ini sangat cepat dan tidak mempersulit, saya hanya menunggu sekitar setengah jam untuk mendapatkan akta kelahiran anak saya “.

Maka dari hasil wawancara diatas menurut peneliti waktu pelayanan yang telah diberikan oleh para pemberi pelayanan dikantor Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil sudah cepat dan tepat waktu. Kendala yang menjadi penghambat dan memakan waktu lama bagi pemohon untuk mendapatkan Akta Kelahiran yaitu ketidak hadiran kepala dinas untuk menandatangani berkas.VI

,SSTP

3. Biaya pelayanan

Biaya pelayanan merupakan biaya yang rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat,


(35)

sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

Sesuai dengan Undang-Undang No 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan sudah tidak dikenakan biaya lagi atau gratis.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan mengenai biaya pelayanan :

“semua biaya dalam kepengurusan administrasi kependudukan sudah ditanggung APBD sehingga tidak ada lagi pemungutan biaya kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan, masyarakat hanya datang membawa persyaratan yang telah ditetapkan tanpa harus mengeluarkan uang”. (hasil wawancara dengan kepala bidang pencatatan Sipil Ibu Zetta Hidayati,S.Sos )

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh seorang informan Ibu Siti :

“ pembuatan akta kelahiran sekarang sudah gratis, tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membuatnya”.

Hal ini juga diperkuat oleh informan lain yaitu Ibu Yulidinar S.Pd :

“ Untuk masalah biaya pembuatan Akta Kelahiran disini sudah tidak bayar lagi, saya hanya menyerahkan berkas untuk melengkapi persyaratan saja”. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan Akta kelahiran sudah tidak dikenakan biaya lagi dan masyarakat merasa diringankan bebannya terutama bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah.


(36)

4. Produk pelayanan

Produk pelayanan merupakan Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam Hal Ini Produk Pelayanan Yang dimaksud Adalah Akta Kelahiran

Gambar 4. Bentuk Akta Kelahiran

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak M. Fadhly, S.AP,MM mengenai masa berlaku dan manfaat Akta Kelahiran :

“Akta Kelahiran berlaku seumur Hidup, Akta kelahiran bermanfaat sebagai dokumen atau bukti sah mengenai identitas seseorang, dan dapat digunakan dalam berbagai hal”.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan mengenai alasan mereka mengurus akta kelahiran :


(37)

“alasan saya mengurus akta kelahiran untuk melengkapi persyaratn pendaftaran pergi haji”.

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan informan lain yaitu Ibu Jusniati :

“ saya mengurus akta kelahiran anak saya untuk melengkapi persyaratan pendaftaran anak saya untuk masuk sekolah”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan masyarakat bahwa pelayanan diakatakan efektiv apabila masyarak yang membutuhkan pelayanan merasa pelayanan yang diberikan baik dan telah sesuai dengan keinginan dan membantu masyarakat atas pelayanan yang diberikan.

5. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan penyelenggaraan pelayanan.


(38)

Gambar 5. Sarana Ruang Tunggu

Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman Sarana dan prasarana yang terlihat kurang memadai yaitu fasilitas parkiran, tidak adanya toilet untuk pengunjung dan tidak adanya musholla.

Kondisi ini dikemukakan oleh Ibuk Samsinar yang sedang mengurus Akta kelahiran anaknya, yaitu :

“ parkiran disini terlalu sempit sehingga jika sedang ramai saya harus memarkirkan kendaraan saya kehalaman rumah warga yang berada didikat kantor”

Pernyataan ini juga diperkuat oleh informan lain yaitu :

“ saya harus memarkirkan kendaraan saya dipinggir jalan karena sudah tidak muat lagi untuk parkir dihalam kantornya, kemudian toilet di kantor ini juga tidak ada sehingga jika saya ingin buang air saya harus pergi kemesjid dibelakang kantor ini”.(wawancara dengan Ibuk Nurhayati)


(39)

“sarana dikantor ini tidak lengkap, dikantor ini tidak terdapat musholla dan jika berkas saya belum siap dan saya harus menunggu smpai habis jam makan siang jika ingin sholat sambil menunggu kantor buka lagi saya harus pergi kemesjid”

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman Bapak M.Fadhly, S.AP,MM mengenai sarana dan prasarana yang ada dikantor Dinas Capil beliau menyatakan :

“kalau masalah sarana dikantor ini memang belum lengkap, hal ini disebabkan karna kantor ini berada ditengah kota sehingga bangunan tidak besar yang menyebabkan tidak ada lahan untuk membangun musholla dan toilet, kemudian masalah tempat parkir yang sempit ini disebabkan karna ukuran halaman didepan kantor tidak terlalu luas sehingga tidak mampu memuat banyak kendaraan”.

Dari hasil pernyataan beberapa informan dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman masih kurang memadai, sehingga masyarakat belum merasa nyaman dengan sarana disediakan.

6. Kompetensi petugas pelayanan

Dalam proses pelayanan Sumber Daya Manusia merupakan unsur penting, karena manusia merupakan unsur penggerak dan pelaksana. Maka dari itu Sumber Daya Manusia yang dipilih adalah SDM yang berkualitas dan sesuai dengan kriterian yang dibutuhkan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. Kriteria yang dibutuhkan adalah SDM yang ahli dibidang


(40)

komputer serta mempunyai keahlian dibidang administras karena akan dijadikan sebagai tenaga ahli dibidang komputer. Aparatur yang dibutuhkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman harus memenuhi kriteria agar dalam memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan.

Sumber daya manusia yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan dari masyarakat dalam mengurus berbagai hal, seperti mengurus pembuatan akta kelahiran yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa masyarak yang sedang mengurus dan yang telah mengurus akta kelahiran mengenai sikap petugas yang memberi pelayanan.

“ menurut saya petugasnya ramah dan sopan, mereka juga memberikan informasi dengan benar dan jelas sehingga saya dapat memahaminya dengan capat”.( hasil wawancara dengan Ibuk Ramah )

Pernyataan diatas juga diperkuat dengan jawaban dari informan lain yaitu Bapak Muksin :

“ selama saya mengurus beberapa berkas di Kantor dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman saya sangat merasa puas dengan hasil kinerja petugas yang memberi pelayanan, petugas memenuhi keperluan saya dengan baik dan bertanggung jawab”.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman Bapak M.Fadhly S.AP,MM mengenai kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan beliau mengatakan :


(41)

“ petugas yang memberikan pelayanan harus mempunyai kemampuan dan keahlian yang sesuai, dan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian pegawai kami sering melakukan pendidikan dan pelatihan”.

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh Ibuk Zeta Hidayati S.Sos selaku kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil yaitu :

“ beberapa pegawai kami terutama pegawai dibidang pencatatan Sipil sering melakukan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerinah Kabupaten maupun yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman sendiri”.

Dari hasil wawancara dari beberapa informan diatas dapat dilihat bahwa kemampuan para pegaiwai sudah baik, dan pegawai yang memberikan pelayanan berlaku sopan, ramah dan bertanggungjawab atas pekerjaan yang dikerjakannya. Para pegawai juga sering mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk lebih meningkatkan kemahlian dang kemampuan dibidangnya masing-masing agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman.


(42)

BAB V ANALISIS DATA

A. Prosedur Pelayanan

Prosedur pembuatan akta kelahiran pada dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebelum dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan dinilai cukup panjang. Ditambah lagi dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan akta kelahiran sangat banyak sehingga masyarakat merasa dipersulit untuk mengurusnya.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/PAN/7/2003 mengenai prinsip-prinsip dalam pelayanan publik bahwa prosedur dalam pelayanan publik harus tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

Maka dari itu setelah dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan prosedur pembuatan akta kelahiran jadi lebih mudah dan tidak berbelit-belit lagi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan , prosedur pembuatan akta kelahiran jadi lebih mudah dan persyaratan yang diberikan cukup jelas dan tidak mempersulit masyarakat yang ingin mengurus pembuatan akta kelahiran.

Sebelum ditetapkannya peraturan baru ini masyarakat yang ingin membuat akta kelahiran melampaui batas waktu satu tahun harus berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri dan harus mengikuti pengadilan lapangan. Hal ini dirasa cukup rumit sehingga menjadikan masyarakat malas untuk mengurus pembuatan akta kelahiran.


(43)

Tetapi setelah dikeluarkannya peraturan baru dimana Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu) Tahun yang semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, sekarang diubah cukup dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten atau Kota. Hasil wawancara peneliti dengan para informan yang sedang mengurus akta kelahiran setelah diterapkannya Undang-undang No. 24 Tahun 2013 ini di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dengan adanya peraturan baru ini dirasa cukup puas dan sangat membantu serta mempermudah masyarakat dalam mengurus akta kelahiran.

B. Waktu Pelayanan

Waktu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan akta kelahiran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jika pemohon pembuatan akta kelahiran mematuhi dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk penerbitan akta kelahiran maka waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak untuk mendapatkan akta kelahiran.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/PAN/7.2003 tentang pedoman umum dalam pelayanan publik yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pelayanan publik harus diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 96 Tahun 2012 menyebutkan bahwa dalam penyusunan standar pelayanan harus dibuat jaminan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan dalam hal proses penyelenggaraan pelayananan pembuatan akta kelahiran, ada beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan masyarakat untuk menerima terbitan akta kelahiran dari


(44)

pihak Dinas Pendidikan dan Catatan Sipil. Hal seperti ini yang sering membuat masyarakat berfikiran negatif terhadap aparatur yang bertugas melayani masyarakat. Banyak masyarakat berfikir bahwasannya aparatur tidak bekerja dengan baik dan sengaja mempersulit masyarakat seperti tidak adanya Kepala Dinas ditempat untuk menandatangani berkas sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.

C. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan merupakan biaya yang rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipili Kabupaten Padang Pariaman mengenai biaya pelayanan ditegaskan melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan pasal 27 Ayat (2) bahwa Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang- undangan. Dan ketentuan ini merupakan upaya pemerintah untuk menghilangkan adanya upaya manipulasi biaya yang menguntungkan pihak tertentu serta upaya pemerintah untuk membantu meminimalisir pengeluaran masyarakat yang memiliki ekonomi rendah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa informan dengan adanya peraturan ini maka tidak ada lagi pungutan yang dilakukan oleh aparatur atau petugas yang memberi pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipili Kabupaten Padang


(45)

Pariaman. Selain itu peraturan ini dirasa sangat mengurangi beban masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan.

Dengan transparansinya mengenai biaya pelayanan dalam segala aspek pelayanan publik termasuk juga dalam pelayanan Akta Kelahiran diharapkan tidak adalagi pungutan liar. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, masyarakat tidak dibebani biaya sepeser pun dalam kepengurusan administrasi kependudukan. Namun, apabila masyarakat tersebut merasakan kepuasan karena mendapatkan pelayanan yang responsif, ramah, sopan, memang tidak ada yang melarang bila masyarakat tersebut mengucapkan rasa terima kasih dengan memberikan sejumlah uang kepada pegawai atau petugas pemberi pelayanan. Namun hal ini kembali lagi kepada perilaku si pegawai apakah mereka merasa patut menerima uang tersebut dari masyarakat atau tidak.

D. Produk Pelayanan

Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Produk Pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan dapat berupa penyediaan atau pengadaan barang, jasa dan/atau produk administrasi yang diberikan dan diterima pemohon/masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Dalam menyusun komponen produk pelayanan, menyebutkan berupa apa saja wujud atau bentuk yang dihasilkan dan diberikan kepada masyarakat, selanjutnya


(46)

menyebutkan bagaimana standar kualitas, ukuran, atau spesifikasi dari produk layanan yang diberikan misalnya: produk berupa dokumen/sertifikat dengan kertas A4, 80 gram, resmi dengan tanda tangan dan cap stempel basah.

Produk pelayanan harus dapat dijamin kualitasnya, yang meliputi:

a. Kepastian hukum, diproses sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku;

b. Keamanan, layanan barang/jasa/administrasi yang diberikan tanpa ada kesalahan pembuatan data, salah tulis;

c. Keselamatan, layanan barang/jasa/administrasi yang diberikan bagi penggunanya dijamin bahan/materialnya baik dan tidak rusak. Rumusan yang dituangkan dalam standar pelayanan ialah pernyataan bahwa produk pelayanan telah memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh penyelenggara adalah produk pelayanan Akta Kelahiran yang sudah memiliki persyaratan dan administratif yang jelas serta sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Dalam pembuatan Akta Kelahiran, syarat yang dibuat sudah baku dan tidak bisa diubah. Tujannya agar produk pelayanan yang diterima oleh masyarakat itu sudah benar, tepat dan sudah sah.

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan banyaknya masyarakat mengurus akta kelahiran dikarenakan mereka sadar bahwa akta kelahiran sagat penting dan menjadi syarat utama untuk mengurus atau melengkapi dokumen-dokumen penting lainnya.

E. Sarana Dan Prasarana

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Sarana, Prasarana atau Fasilitas


(47)

adalah peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.

Sarana pelayanan dapat berbentuk berbagai fasilitas, peralatan kantor yang digunakan dalam proses memproduksi, menyediakan, atau memberikan pelayanan, antara lain: meja, kursi, filling cabinet, almari, brankas, rak buku, mesin ketik, mesin hitung, alat tulis kantor, formulir, papan tulis, fasilitas pengolahan data, penyimpan data (database), peralatan kontrol/monitoring, komputer, fasilitas telekomunikasi: pesawat telepon, faximile, kendaraan dan lainnya.

Sedangkan prasarana dapat berupa berbagai fasilitas atau peralatan yang mendukung dan melengkapi berfungsinya sarana penyelenggaraan pelayanan secara baik dan optimal, antara lain: berupa instalasi listrik, telpon, air, ruang kerja, ruang rapat/pertemuan, ruang penyimpanan arsip/dokumentasi, ruang sistem kontrol, laboratorium, gudang, ruang tunggu tamu, ruang/halaman parkir dan lain-lainnya yang digunakan langsung atau menunjang dalam proses penyelenggaraan pelayanan. Untuk itu sarana dan prasarana dapat dikatakan sebagai pendukung dikarenakan dapat membantu proses pelayanan, begitu pula sebaliknya jika sarana dan prasarana kurang memadai, maka bisa menghambat jalannya prosedur pelayanan.

Dari hasil penelitian pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang pariaman sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai, terlihat dari beberapa jawaban informan yang mengatakan fasilitas parkir yang sempit, tidak adanya toilet untuk masyarakat yang sedang mengurus administrasi kependudukan serta tidak adanya ruang musholla.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung efektivitasnya pelayanan, dengan adanya sarana pelayanan yang memadai tentu dapat membuat pelayanan kepada masyarakat lebih efektiv lagi.


(48)

F. Kompetensi Petugas Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan bermutu.

Pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat jika didukung oleh kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas. Dari hasil penelitian bahwa para petugas pemberi pelayanan sudah ramah, sopan, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki petugas pelayanan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Padang Pariaman tergolong baik karena banyaknya pendidikan dan pelatihan yang telah diiukuti.

Kemampuan dan keterampilan pegawai ini juga berperan dalam mengatasi hambatan yang timbul dalam system pelayanan yang bersifat elektronik maupun komputerisasi, misalnya dalam penggunaan penggunaan sistem berbasis komputer ataupun jaringan. Dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan pegawai yang memadai maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lebih cepat. Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi juga bukan sekadar mempelajari alat untuk mengelola informasi atau hanya menuntut penguasaan atas perangkat kerasnya, melainkan mengubah diri pegawai berinteraksi dengan masyarakat melalui teknologi informasi dan komunikasi.


(49)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, setelah dikeluarkannya peraturan baru Undang-Undang No .24 Tahun 2013 tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 pada tanggal 17 Januari 2014, efektivitas pelayanan pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dapat dikatakan sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari enam indikator penilaian dalam standar pelayanan publik yaitu :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang telah diterapkan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman cukup gampang dan mudah untuk dipahami. Sebelum ditetapkannya peraturan baru ini masyarakat yang ingin membuat akta kelahiran melampaui batas waktu satu tahun harus berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri dan harus mengikuti pengadilan lapangan sekarang diubah cukup dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten atau Kota. 2. Waktu pelayanan

Waktu pelayanan yang diterapkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dari mulai mengajukan permohonan sampai kepada penerbitan Akta kelahiran cukup singkat. Apalagi sejak adanya program salam sepuluh menit yang diterapkan di kantor ini membuat masyarakat merasa waktu pelayanan yang diberikan sangat efektif


(50)

3. Biaya pelayanan

Pelayanan yang diberikan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman sudah tidak dikenakan biaya lagi atau gratis. Semua biaya sudah ditanggung oleh APBD

4. Produk pelayanan

Produk pelayanan Produk Pelayanan merupakan hasil dari proses pelayanan yang dijalani oleh masyarakat. Upaya untuk mengikuti semua prosedur Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil adalah untuk mendapatkan produk yang diinginkan oleh masyarakat. Sebelum diterbitkan maupun setelah diterbitkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam produk pelayanan tersebut. Dalam hal ini produk pelayanan tersebut adalah Akta Kelahiran. 5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang merupakan salah satu penunjang berjalannya suatu proses pelayanan publik seperti halnya dengan Sumber daya manusia di Kabupaten Simalungun. Sarana dan prasarana fasilitas pelayanan publik yang ada di kantor Kabupaten Simalungun masih ada kekurangan. Hal ini terlihat dari keluhan masyarakat dimana sempitnya lahan parkir, tidak adanya toilet, dan tidak adanya musholla.

6. Kompetensi petugas pelayanan

Kompetensi Pegawai Pelayanan akan berjalan maksimal jika didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dan memiliki tingkat kemampuan fungsional pelayanan. Kompetensi petugas pelayanan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dapat dikatakan baik karena banyaknya pengalaman dan telah sering melakukan pendidikan dan pelatihan.


(51)

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan dengan melihat prospek ke depan maka penulis dapat mengemukakan saran atau masukan yaitu:

1. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman bisa lebih efektiv lagi memberi pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat tidak kecewa dan merasa puas atas pelayanan yang diberikan

2. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman bisa meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan seperti memperluas tempat parkir, menyediakan toilet umum, dan membuat musholla untuk pengunjung.


(52)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksud penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuatitatif (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat diguanakan untuk penelitian tentang kahidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

Pendekatan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabel yang lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

Dengan bentuk kualitatif deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran dengan jelas mengenai Efektifitas Pelayanan Pubik Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat.


(53)

C. Informasi Penelitian

Informasi penelitian adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek pnelitian. Dalam penelitian kualitatif, informasi penelitian tidak berdasarkan populasi dan sampel.

Adapun yang menjadi informassi dalam penelitian ini adalah :

1. Informassi kunci yaitu yang mengetahui dan memiliki berbagai informassi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini informasi kuncinya adlah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman.

2. Informasi utama yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi infomasi utamanya adalah warga atau masyarakat yang mengurus akta kelahiran.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

a. Wawancara mendalam yaitu cara memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara berhadapan langsung dengan informan dengan sesi tanya jawab. b. Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan

untuk menajikan gambaran rill suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.


(54)

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder merupakan teknik pegumpulan data yang dilakukan melalu pengumpulan bahan kepustakaan yang mendukung data primer yaitu:

a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisi Data

Menurut miles(1994) dan faisal (2003) analisis data dilakukan selama pengumpulan data dilapangan dan setelah semua data terkumpul dengan teknik analisis model interaktif. Analisis data berlangsung secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.


(55)

Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data yang lainnya.

3. Penyimpulan dan verifikasi

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi. Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi sumber data dari metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan anggota.

4. Kesimpulan akhir

Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data selesai.


(56)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya semua masyarakat membutuhkan pelayanan, bahkan dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. Pelayanan merupakan cara melayani, membantu, menyikapi, mengurus, menyelesaikan keperluan kebutuhan seorang individu atau kelompok. Pelayanan yang diberikan kepada publik adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam suatu instansi baik itu instansi pemerintah mauun instansi swasta. Kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat mennetukan kesetiaan masyarakat terhadap instansi yang bersangkutan. Dan kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak, Seperti yang dilaksanakan pada instansi pemerintah di pusat, daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang undangan.

Menurut undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peratuan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

Dalam sejarah perjalanan administrasi publik, pelayanan publik semula dipahami secara sederhana sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Semua barang dan jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah kemudian disebut sebagai pelayanan publik.


(57)

Literatur terdahulu umumnya menjelaskan bahwa pemerintah pada masa itu hanya peduli untuk menyelenggarakan pelayanan yang menjadi barang publik atau pelayanan yang menurut kesepakatan politik dan pertimbangan moral dinilai penting bagi kehidupan warganya. Namun ketika telah terjadi perubahan peran pemerintah dan non-pemerintah dalam penyelenggaraan layanan yang menjadi hajat hidup orang banyak dalam era sekarang ini maka definisi pelayanan publik seperti yang telah disebutkan diatas perlu dipikirkan kembali.

Pelayanan publik cenderung menjadi konsep yang sering digunakan oleh banyak pihak, baik dari kalangan praktisi maupun ilmuwan, dengan makna yang berbeda-beda. Dalam kehidupan politik, perbaikan pelayanan publik juga sangat berimplikasi luas khususnya dalam memperbaiki tingkat kepercayaan kepada pemerintah. Berbagai pelayanan administratif, seperti pelayanan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan akte kelahiran merupakan pelayanan yang diselenggarakan untuk menjamin hak dan kebutuhan dasar warga negara. Pelayanan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan akte kelahiran sangat vital dalam kehidupan warga karena keduanya menjamin keberadaan, identitas warga, dan hak-hak sipil lainnya. Pelayanan seperti itu tentu sangat penting dan menjadi bagian dari pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh negara.

Ada beberapa jenis pelayanan publik yang diberikan aparatur kepada masyarakat, mulai dari urusan akta kelahiran sampai dengan urusan surat kematian atau yang dikenal dengan istilah catatan sipil. Catatan sipil juga merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan hukum seseorang. Bahwa untuk dapat dijadikan dasar kepastian hukum seseorang maka data atau catatan peristiwa penting seseorang seperti perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak dan pengesahan anak, perlu didaftarkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah suatu lembaga resmi pemerintah yang menangani hal-hal yang menyangkut peristiwa kependudukan yang sengaja diadakan


(58)

oleh pemerintah, dan bertugas untuk mencatat, mendaftarkan serta membukukan selengkap mungkin setiap peristiwa penting bagi status keperdataan seseorang.

Dari berbagai pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tersebut salah satunya adalah pelayanan terhadap kelahiran yaitu pembuatan akta kelahiran yang mana akta kelahiran itu sendiri menjadi penting bagi masyarakat karena merupakan bukti yang kuat dan sah secara hukum atas kelahiran seseorang, dan juga akta kelahiran ini berguna untuk keperluan anak nanti, misalnya syarat untuk mendaftarkan anak ke sekolah dan sebagai bukti yang sah atas anak itu sendiri atau legalitas terhadap anak tersebut. Pentingnya akta kelahiran tersebut tidak langsung membuat semua masyarakat merasa harus membuat akta kelahiran sehingga dibutuhkan juga motivasi atau dorongan yang diberikan kepada masyarakat tersebut agar mengetahui pentingnya akta kelahiran dan segera membuat akta kelahiran tersebut. Sampai saat ini masih banyak penduduk yang mengabaikan atau kurang paham akan pentingnya Akta Kelahiran. Akta Kelahiran wajib dimiliki bagi penduduk yang mengalami peristiwa kelahiran dan Akta Kelahiran sangat penting untuk menentukan status hukum seseorang. Di bidang pencatatan kelahiran ini, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filiphina. Di negara-negara tersebut tingkat pencatatan kelahiran sudah 95% dari jumlah anak yang lahir. Sementara di Indonesia, menurut laporan penelitian yang dilaksanakan BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa baru 30,6% anak-anak berusia di bawah lima tahun yang tercatat atau memiliki Akta Kelahiran.

Di kabupaten Padang Pariaman berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 472,011 jiwa, yang memiliki akte kelahiran yaitu sebanyak 300,091 jiwa. Padahal biaya kepengurusan akta kelahiran sudah digratiskan. Seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam keluarga perlu didaftarkan dan dibukukan, sehingga baik yang bersangkutan maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti yang autentik tentang peristiwa-peristiwa tersebut agar kedudukan hukum seseorang menjadi tegas dan jelas.


(59)

Dengan demikian dibutuhkan sebuah pola penyelenggaraan pelayanan publik dalam suatu lembaga terkait yang dapat mempengaruhi efektiv atu tidaknya pelayanan lembaga tertentu dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. Pentingnya suatu pelayanan di suatu instansi manapun harus mengutamakan kualitas dari pelayanan itu sendiri baik di instansi swasta maupun di pemerintahan. Pentingnya kualitas pelayanan itu sendiri banyak membawa dampak, dengan pelayanan yang baik di suatu instansi dapat memajukan instansi itu sendiri dan tercapainya kualitas pelayanan itu sendiri.

Dalam pemberian pelayanan publik bagi masyarakat, adalah yang penting untuk dapat mengukur sejauh mana pelayanan tersebut bagi masyarakat, apakah pelayanan yang diberikan berkualitas atau tidak berkualitas. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan agar menjadi bahan perbaikan dan pengembangan bagi pihak pemberi layanan maupun masyarakat sebagai penerima layanan.

Tingkat kepuasan masyarakat merupakan suatu indikator yang berpengaruh keberhasilan pelayanan publik, jika semakin besar manfaat yang dirasakan masyarakat, semakin bagus pula kualitas layanan yang dilaksanakan oleh aparat sebaliknya tingkat kepuasan yang rendah mengindikasikan buruknya sistem pelayanan aparat publik.

Namun pada kenyataannya masih banyak terdapat permasalahan yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dimana aparat pemerintah belum sepenuhnya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat, apa yang dilakukan hanyalah bentuk pelayanan yang didasari oleh kewajiban sebagai pekerja pemerintah bukan sebagai abdi masyarakat.

Kualitas pelayanan publik yang dilakukan pemerintah seringkali dianggap sebagai cermin dan kualitas birokrasi secara umum. Salah satu pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan kepada masyarakat yaitu pelayanan administratif dibidang kependudukan. Penyelenggaraan administratif kependudukan diarahkan pada pemenuhan hak asassi setiap


(60)

orang dibidang pelayanan administratif kependudukan, peningkatan kesadaran penduduk dan kewajibannya untuk ikut serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan, serta dukungan terhadap perencanaan pembangunan kependudukan secara nasional guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa diskriminasi.

Beberapa kasus yang terjadi dalam pelayanan publik yang sering dialami oleh masyarakat seperti prosedur yang berbelit-belit dalam pengurusan surat-surat tertentu, biaya yang tidak jelas sehingga menimbulkan banyaknya pungli, dan pelayanan yang sulit untuk diakses.

Maka dari itu Pelayanan yang merupakan tugas utama bagi aparatur negara sebagai abdi negara dan abdi masyarakat harusla diperbaiki. Dalam mengahadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara sebagai pelayan masyarakat yang memberikan pelayanan yang jauh lebih baik lagi. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat setiap harinya haruslah pelayanan publik yang berkualitas.

Karena pelayanan seperti inilah yang membuat masyarakat kurang kepercayaannya terhadap aparatur pemerintah dan menimbulkan berbagai perspektif pada masyarakat seperti masyarakat menganggap aparat pemerintah kurang profesional dan tidak efisien.

Dengan demikian dibutuhkan sebuah pola penyelenggaraan pelayanan publik dalam dalam suatu lembaga terkait yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya kulitas pelayanan pada lembaga Dinas Pencatatan Sipil. Suatu pelayanan pada sebuah instansi pemerintah harus mengutamakan kualitas dari pelayanan itu sendiri, karena kualitas dari pelayanan ini memiliki dampak besar.

Sebuah pelayanan dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan.


(61)

Keberhasilan meningkatkan efektifitas pelayanan umum ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja aparat pelayanan.

Di kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman pada kenyataannya masih banyak dijumpai permasalaha yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat seperti pelayanan pembuatan akta kelahiran. Maka dari itu berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Efektifitas Pelayanan Pubik Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas mengenai pelayanan pengurusan akta kelahiran masih banyak didapatkan pelayana yang kurang memuaskan bagi masyarakat, maka penulis menentukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah efektivitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam memberikan pelayanan administrasi pembuatan akta kelahiran” ?

C. Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukankan sebelumnya yaitu untuk mengetahui efektivitas pelayanan publik dalam memberikan pelayanan administrasi pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten padang pariaman.


(62)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara subjektif, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dalam menulis karya ilmiah tentang efektifitas pelayan publik

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi dinas daerah yang terkait dan dijadikan salah satu sumber informasi dalam melaksanakan fungsi pengelolaan yang menyangkut kepentingan orang banyak,

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun perbandingan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian dalam bidnag yang sama.

E. Kerangka Teori

Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti.

Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tuijuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.

Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Konsep Efektivitas


(1)

6. Bapak M. Fadhly S. AP,MM , selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

7. Yang Tersayang yang selalu ada dan selalu kasih semangat.

8. Teman-teman yang kurang waras yang bersedia menemani waktu penelitian Widya temen dari SD, My Seksi Friska, dona bangkang

9. Teman tergila yang seperjuangan dari awal masuk kuliah Vani, Maymunah, Ade, Liza, Fuad, Syam, Rizki, Mansyur

10. Rekan-Rekan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Novita, Nisa, Yuli, Putri, Cici, Sarah, Mardiana, Aina dan Seluruh Rekan Stambuk 2013 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir. Penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya penulis.

Medan, Maret 2017

Penulis


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Teori ... 8

1. Konsep Efektivitas ... 9

a. Pengertian efektivitas ... 9

b. Pendekatan efektivitas... 11

c. Ukuran efektivitas ... 11

d. Aspek efektivitas ... 15

e. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivita ... 16

2. Konsep Pelayanan Publik ... 19

a. Pengertian Pelayanan Publik ... 19

b. Tujuan Pelayanan Publik ... 20

c. klasifikasi Pelayanan Publik ... 21

d. Standar Pelayanan Publik... 23

e. Asas-asas Pelayanan Publik ... 25

f. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 26

3. Akta Kelahiran ... 29

a. Pengertian Akta Kelahiran ... 29

b. Manfaat Akta Kelahiran ... 30


(3)

d. Prosedur Pembuatan Akta Kelairan ... 32

F. Defenisi Konsep ... 33

G. Sistematika Penulisan ... 36

BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian ... 37

C. Informasi Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data... 39

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umun Kabupaten Padang Pariaman ... 41

1. Sejarah ... 41

2. Visi dan Misi ... 45

3. Kondisi Geografis dan Demografis... 46

B. Gambaran Umun Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman ... 50

1. Moto, Visi dan Misi ... 50

2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman ... 52

3. Struktur Organisasi ... 55

BAB IV PENYAJIAN DATA A. Karakteristik Informan ... 67

1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

2. Berdasarkan Umur ... 67

3. Berdasarkan Pendidikan... 68

4. Berdasarkan Pekerjaan ... 69

B. Hasil Wawancara ... 69

1. Prosedur Pelayanan ... 70

2. Waktu Pelayanan ... 74

3. Biaya Pelayanan ... 76


(4)

5. Sarana dan Prasarana ... 79

6. Kompetensi Petugas Pelayanan ... 82

BAB V ANALISIS DATA A. Prosedur Pelayanan ... 85

B. Waktu Pelayanan ... 86

C. Biaya Pelayanan ... 87

D. Produk Pelayanan... 89

E. Sarana dan Prasarana ... 90

F. Kompetensi Petugas Pelayanan ... 91

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95


(5)

DAFTAR GAMBAR

1. Motto Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

2. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman 3. Antrian Pemeriksaan Berkas Pembuatan Akta Kelahiran

4. Bentuk Akta Kelahiran 5. Sarana Ruang Tunggu


(6)

DAFTAR TABEL

1. Nama Bupati Yang Pernah Menjabat Di Kabupaten Padang Pariaman 2. Perkembangan Penduduk 2010-2015

3. Jumlah Penduduk Perkecamatan Yang Ada Di Kabupaten Padang Pariaman 4. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

5. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur 6. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan 7. Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan


Dokumen yang terkait

Kualitas Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun

10 129 101

OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN MOJOKERTO

7 34 39

PELAKSANAAN PELAYANAN PENCATATAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL

0 4 97

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI SURAKARTA

0 3 17

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

0 0 9

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

0 0 1

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

0 1 31

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

0 0 4

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran) Chapter III VI

0 1 49

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran)

0 0 2