Pengujian Rangkaian Buzzer Pengujian Rangkaian Keypad

4.4 Pengujian Rangkaian Buzzer

Sama seperti pada rangkaian relay lampu, pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan relay. Pada rangkaian ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan buzzer dengan sumber tegangan 12 volt, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open NO, dengan demikian jika relay aktif maka hubungan buzzer ke sumber tegangan akan terhubung, sebaliknya jika relay tidak aktif, maka hubungan buzzer ke sumber tegangan akan terputus. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktif dan buzzer berbunyi, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke mikrokontroller pada P0.1 kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S51. Program yang diberikan adalah sebagai berikut: Setb P0.1 . . . . . . . . Universitas Sumatera Utara Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktifkan transistor C945, sehingga relay juga menjadi aktif dan buzzer berbunyi. Berikutnya memberikan program sederhana untuk menonaktifkan relay. Programnya sebagai berikut: Clr P0.1 . . . . . . . . Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktip dan buzzer tidak berbunyi.

4.5 Pengujian Rangkaian Keypad

Pengujian rangkaian tombol ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan mikrokontroler AT89S51, kemudian memberikan program sederhana untuk mengetahui baiktidaknya rangkaian ini. Rangkaian dihubungkan ke port 2. Untuk mengecek penekanan pada 4 tombol yang paling atas, maka data awal yang dimasukkan ke port 2 adalah FEH. Dengan demikian maka pin P2.0 akan mendapat logika low 0, dan yang lainnya mendapat logika high 1, seperti berikut, Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Rangkaian keypad Jika terjadi penekanan pada Tbl 1, maka P2.0 akan terhubung ke P2.4 yang menyebabkan P2.4 juga akan mendapatkan logika low 0. Seperti berikut, Tabel 4.3 Penekanan tombol P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 1 1 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara Data pada port 2 akan berubah menjadi EEH. Data inilah sebagai indikasi adanya penekanan pada tombol 1. Jika terjadi penekanan pada Tbl 2, maka P2.0 akan terhubung ke P2.5 yang menyebabkan P2.5 juga akan mendapatkan logika low 0. seperti berikut: Tabel 4.4 Penekanan tombol P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 1 1 1 1 1 1 Data pada port 2 akan berubah menjadi DEH. Data inilah sebagai indikasi adanya penekanan pada tombol 2. Demikian seterusnya untuk tombol-tombol yang lain. Program yang diisikan pada mikrokontroller untuk menguji rangkaian keypad adalah sebagai berikut: Tombol1: Mov P0,0FEH Mov a,P0 Cjne a,0EEH,Tombol2 Setb P3.7 Sjmp Tombol1 Tombol2: Cjne a,0DEH,Tombol1 Universitas Sumatera Utara Clr P3.7 Sjmp Tombol1 Program diatas akan menunggu penekanan pada tombol 1 dan tombol 2, jika tombol 1 ditekan, maka program akan menyalakan LED yang ada pada P3.7. Jika tombol 2 ditekan, maka program akan mematikan LED yang ada pada P3.7. Jika rangkaian telah berjalan sesuai program yang diberikan, maka rangkaian telah berfungsi dengan baik.

4.6 Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan