RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN TAMBAHAN PADA MOBIL MENGGUNAKAN SECURITY PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLLER.

(1)

BERBASIS MIKROKONTROLLER

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Diajuka

Oleh :

ANDI SEKTIAWAN 0634015037

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Metode Penelitian ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ……….... 4

BAB II DASAR TEORI ... 7

2.1 Gambaran Umum Mikrokontroler AT89S51 ... 7

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroller AT89S51 ... 8

2.1.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89S51 ... 9

2.2 Organisasi Memori ... ……….. 13

2.3 Dasar-dasar Pemrograman Bahasa Assembler ... 14


(3)

2.5 Keypad Matrix 4x3 ... 22

2.6 Ralay ... 24

2.7 Kondensator/ ELCO (Electrolytic Condenser) ... 25

2.8 IC Regurator 7805 ... 27

2.9 Dioda ... 28

2.10 Transistor ... 28

2.11 Resistor ... 29

2.12 Kristal 12 mhz ... 30

2.13 Buzzer ... 30

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 32

3.1 Analisis Secara Diagram Blok ... 32

3.1.1 Catu Daya ... 33

3.1.2 Keypad Matrix 4x3 ... 34

3.1.3 Mikrokontroller AT89S51 ... 34

3.1.4 Rangkaian LCD ... 36

3.1.5 Rangkaian LED dan Buzzer ... 36

3.2 Kebutuhan Sistem ... 36

3.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 37

3.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37

3.3 Perancangan Sistem ... 38


(4)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 42

4.1 Kebutuhan Perangkat Sistem ... 42

4.2 Implementasi Minimum AT89S51 ... 43

4.2.1 Rangkaian Minimum AT89S51 ... 43

4.3 Prosedur Pemasangan Program Pada Mikrokontroler ... 45

4.3.1 Download Program kedalam Mikrokontroler ... 45

4.4 Menjalankan Perangkat Lunak DT-HiQ AT89S USB ISP ... 47

4.4.1 Menu Toolbar ... 48

4.4.2 Pemilihan IC Target ... 49

4.4.3 Memprogram IC Target dengan AT89 USB ISP Software… 51 4.5 Implementasi Coding ... 52

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI ... 59

5.1 Pengujian Hardware ... 59

5.1.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 60

5.1.2 Pengujian Rangkaian LCD ... 61

5.2 Pengujian Pengoperasian Sistem ... 61

5.2.1 Pengujian Pengoperasian Ganti Password... 64

BAB VI PENUTUP ………..… 66

6.1 Kesimpulan ………. 66

6.2 Saran ……….. 67

DAFTAR PUSTAKA ………. 68


(5)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN TAMBAHAN PADA MOBIL MENGGUNAKAN SECURITY PASSWORD BERBASIS

MIKROKONTROLLER

Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si , MT

Pembimbing II : Wahyu Saifullah J. Saputra, S.Kom Penyusun : Andi Sektiawan

ABSTRAK

Disini akan dibahas mengenai sebuah pengaman mobil yang memanfaatkan

mikrokontroller AT89S51 untuk mengendalikan rangkaian alat pengaman mobil itu sendiri. Peralatan yang dikendalikan oleh mikrokontroller AT89S51 yaitu berupa rangkaian kunci kontak dan alarm.

Pembuatan alat ini diharapkan bisa untuk mengurangi resiko mobil hilang karena tindak pencurian. Sebuah keypad digunakan untuk memberikan inputan pada

mikrokontroller untuk diterjemahkan menjadi output akan tampil di suatu LCD

(Liquid Crystal Display) dengan tampilan karakter bintang (*) yang digunakan untuk mengendalikan rangkaian alat pengaman mobil, rangkaian alat pengaman mobil ini dikendalikan melalui kaki pin mikrokontroller yang terhubung dengan driver relay

yang terhubung juga dengan rangkaian pengaman mobil (kunci kontak dan alarm ).

Dari perancangan yang dilakukan, mobil hanya akan menyala bila dimasukkan suatu password dan user harus memasukkan suatu password yang benar agar mobil dapat dijalankan.

Kata kunci : mikrokontroller, AT89S51, alarm, LCD (Liquid Crystal Display), input, output, keypad.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penyusun sehingga terbentuklah suatu Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller”, untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Sarjana di Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penyusunannya mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu, dengan kerendahan hati penyusun mohon maaf dan penyusun sangat mengharapkan segala saran dan kritikan yang sekiranya dapat membantu penyusun agar dalam penyusunan selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Surabaya, 10 Juni 2011


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan berkat kerja sama dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas semua anugrah dan pertolongan yang tak terkira dalam hidupku, Serta tidak terlupakan iringan salam dan sholawat bagi junjungan kami Nabi besar Muhamad SAW.

2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil selama ini.

3. Ir. Sutiyono, MT. selaku dekan Fakultas Teknologi Indutri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

4. Basuki Rahmat, S.Si., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim dan Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan memberi motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Wahyu Saifullah J. Saputra, S.Kom selaku pembimbing 2.

6. Dosen – dosen Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim atas bimbingan dan ilmunya.

7. Teman-teman penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu per satu terima kasih telah membantu dan memberikan doanya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

iv

8. Rekan-rekan di Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim angkatan 2006 terutama kelas sore, juga teman- teman penyusun dari semua angkatan yang secara tidak langsung telah membantu selama penyusunan tugas akhir ini.

9. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semoga keikhlasan dalam membantu hingga terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Amien.


(9)

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, terlebih lagi ketika ditemukannya teknologi komputer. Seiring dengan perkembangan komputer, banyak dibangun sistem aplikasi yang bersifat praktis dan dinamis. Begitu juga dengan Penggunaan mikrokontroler, tidak hanya untuk akuisisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, automobil, dan sebagainya.

Misal dilihat dari sebuah kasus tentang kriminal yang sering terjadi adalah pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Tentunya hal ini meresahkan masyarakat dan perlu untuk dicari pemecahan dari masalah ini. Salah satu pencegahan tindak pencurian kendaraan bermotor ini adalah dengan menggunakan alat yang memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini.

Karena faktor-faktor inilah yang mendorong penulis untuk merancang tugas akhir dengan judul Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller. sistem kemanan tambahan yang membuat pemilik mobil merasa tenang saat harus meninggalkan mobilnya, Selain pada Mobil alat ini juga dapat diimplementasikan pada jenis kendaraan bermotor yang lainnya, Contoh: Sepeda motor.

Dalam perancangannya mobil hanya akan menyala bila dimasukkan suatu password dan user harus memasukkan suatu password yang benar agar mobil dapat dijalankan. Password yang dimasukkan berupa angka – angka dari keypad yang terpasang pada rangkaian, Password yang dimasukkan tersebut akan tampil


(10)

di suatu LCD dengan tampilan karakter bintang (*). Password ini bisa diubah sesuai dengan keinginan user tanpa harus program ulang. Sistem ini dilengkapi juga oleh suatu alarm bila password yang dimasukkan salah sebanyak tiga kali.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian – uraian dari latar belakang permasalahan di atas, maka perlu adanya pembahasan yang sistematis, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimana mewujudkan suatu sistem pengaman kendaraan bermotor yang mampu untuk menghindari tindak pencurian.

2) Bagaimana merancang sistem pengaman tambahan kendaraan bermotor menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan bahasa pemograman Assembly ASM 51.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, adalah merancang sistem pengaman tambahan pada mobil menggunakan security password dan dapat diimplementasikan dalam dunia industri dan kehidupan sehari-hari yang nantinya dapat membuat pemilik mobil merasa tenang saat harus meninggalkan mobilnya.

1.4Manfaat Penelitian

Pembuatan alat ini digunakan untuk mengurangi tindak pencurian yang terjadi pada saat kita memarkir mobil ketika tidak memakainya, dan pada saat itu kita tidak bisa memantau keberadaan mobil secara langsung. Untuk itu pembuatan alat ini diharapkan bisa untuk mengurangi resiko kendaraan hilang karena tindak pencurian.


(11)

1.5 Batasan Masalah

Dalam batasan masalah yang dihadapai diperlukan ruang lingkup permasalahan terhadap sistem yang akan dibangun, hal ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak terlalu meluas. Maka ruang lingkup yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1) Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51. 2) Menggunakan bahasa pemrograman ASM (assembler).

3) Uji coba alat menggunakan prototype bahwa mobil telah menyala akan terlihat dengan nyala lampu Indikator.

4) Menggunakan LCD dan speaker/buzzer sebagai pemberi informasi. 5) Menggunakan keypad matrix 4x3 untuk input password.

1.6 Metode penelitian

Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah. 1) Study Literatur

Pada tahap ini dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam literatur seperti buku, referensi – referensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini dan berguna untuk pembelajaran bagi penulis.

2) Analisa Aplikasi

Dari hasil study literature akan dibuat deskripsi umum untuk mengenai penggunaan teknologi rangkaian elektronika dan rangkaian mikrokontroller AT89S51 metode perencanaan dan perancangan alat. Analisa permasalahan meliputi perumusan masalah, pembatasan masalah,


(12)

memahami masalah – masalah yang ada dan mencari kebutuhan apa yang diperlukan.

3) Rancang – Bangun Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan pembangunan hardware dan software.

4) Uji Coba dan Evaluasi Aplikasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem yang telah dibangun, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

5) Dokumentasi

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Skripsi. Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Skripsi. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut.

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan Tugas akhir yang disusun ini akan dibahas pada bab-bab yang akan diuraikan di bawah ini.

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan mencoba merumuskan inti permasalahan dan menentukan tujuan untuk kegunaan penelitian yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi metodelogi penelitian serta sistematikan penulisan.


(13)

BAB II : DASAR TEORI

Pada bab kedua berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori–teori yang mendukung dari bagian-bagian perangkat atau alat yang dibuat.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ketiga berisi hal-hal yang berhubungan dengan perancangan dan pembahasan perangkat keras tentang alat yang dibuat.

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab keempat berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi: kebutuhan sistem, implementasi sistem minimum AT89S51, dan implementasi tampilan-tampilan antarmuka aplikasi.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab kelima berisi penjelasan lingkungan uji coba alat, pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil uji coba yang telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian alat.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab keenam berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan alat lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada alat guna untuk mendapatkan hasil kinerja alat yang lebih baik.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan pada Tugas Akhir ini.


(15)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses dasar – dasar dalam perancangan Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password.

2.1 Gambaran umum Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S51 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali. (Andi Offset, 2007)

AT89S51 merupakan produk ATMEL memiliki fitur sebagai berikut.

a) Kompatibel dengan MCS-51

b) 4 Kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali c) 0 Kecepatan clock 33 MHz

d) 128 byte memori RAM internal

e) 32 jalur input-output (4 buah port parallel I/O) f) 2 Timer/Counter 16 bit

g) 2 Data pointer

h) 6 Interrupt (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset) i) ISP (In System Programmable) Flash Memory j) Port serial full-duplex


(16)

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Pada gambar 2.1 Blok Diagram Mikrokontroller AT89S51 terlihat bahwa mikrokontroler ini mempunyai empat buah port I/O, akumulator, register, RAM

internal, stack pointer, Aritmethic Logic Array (ALU), pengunci (latch), dan rangkaian osilasi yang membuat mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya dengan sekeping IC.


(17)

AT89S51 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2 software. Mode iddle menghentikan CPU sementara program DAC memperbolehkan RAM, timer/counter, port serial dan sistem interupsi untuk tetap berfungsi. Mode power down menghemat isi RAM namun membekukan osilator, menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan atau terjadi reset hardware.

Dalam pengoperasiannya, AT89S51 cukup memberikan tegangan yang berkisar antara 4 - 5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt. Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S51 antara lain : RST, ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0, port 1 ,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit.

(http://gerbangsirkuit.wordpress.com/2009/01/16/arsitektur-at89s5152-mcs51/)

2.1.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt, Mikrokontroller AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Masing-masing pin Mikrokontroller AT89S51 mempunyai kegunaan dan Ke-40 pin tersebut digambarkan pada gambar 2.2 susunan pin mikrokontroller AT89S51 berikut. (Andi Offset, 2007)


(18)

Gambar 2.2 Susunan Pin Mikrokontroller AT89S51

Fungsi dari masing-masing pin AT89S51 adalah.

Pin 1 – 8

Berfungsi sebagai P1.0 - P1.7. Pin 1 sampai 8 merupakan saluran I/O 8 bit

yang bersifat 2 arah dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengendalikan 4 input TTL. Selain itu, Port ini juga digunakan sebagai saluran alamat saat pemrograman dan verifikasi.

port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1

Port Nama Fungsi altenatif

P1.0 T2 Input eksternal pewaktu/pencacah P1.1 T2EX Input pewaktu/pencacah P1.5 MOSI Untuk mengisi program

P1.6 MISO Untuk mengisi program P1.7 SCK Untuk mengisi program


(19)

Pin 9

Berfungsi sebagai RST. Pin 9 merupakan masukkan reset bagi mikrokontroler. Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2

cycle.

Pin 10 – 17

Berfungsi sebagai P3.0 – P3.7. Pin 10 sampai 17 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Di samping sebagai saluran I/O, port ini memiliki fungsi alternatif seperti terlihat pada tabel 2.2.

Bila fungsi alternatif tidak dipakai, maka dapat digunakan sebagai port parallel

8 bit serba guna. Selain itu, sebagian port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses pemrograman dan verifikasi.

Tabel. 2.2 Fungsi Khusus Port 3

Port Nama Fungsi Alternatif

P3.0 RXD Untuk menerima data port serial

P3.1 TXD Untuk mengirim data port serial

P3.2 INT0 Interupsi Eksternal 0

P3.3 INT1 Interupsi Eksternal 1

P3.4 T0 Input eksternal pewaktu 0

P3.5 T1 Input eksternal pewaktu 1

P3.6 WR Jalur menulis memori data ekstenal


(20)

Pin 18

Berfungsi sebagai XTAL 2. Pin 18 merupakan keluaran dari rangkaian osilasi mikrokontroler.

Pin 19

Berfungsi sebagai XTAL1. Pin 19 merupakan masukkan untuk rangkaian osilasi mikrokontroler.

Pin 20

Berfungsi sebagai GND. Pin 20 merupakan ground dari sumber tegangan.

Pin 21 – 28

Berfungsi sebagai P2.0 – P2.7. Pin 21 sampai 28 merupakan saluran I/O 8 bit

dua arah dengan internal pullup. Saat pengambilan data dari program memori

external atau selama pengaksesan data memori external yang menggunakan alamat 16 bit (MOVX@DPTR), port 2 berfungsi sebagai saluran alamat tinggi (A8-A15). Akan tetapi, saat mengakses data memori external yang menggunakan alamat 8 bit (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi P2 pada

Special Function Register (SFR).

Pin 29

Berfungsi sebagai PSEN. Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi program yang terletak pada memori external. Program Strobe Enable (PSEN) akan aktif dua kali setiap cycle.

Pin 30

Berfungsi sebagai ALE/ PROG. Pin ini berfungsi sebagai Address Latch Enable (ALE) yang menahan low bytes address pada saat mengakses memori


(21)

external. Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi sebagai pulsa input selama proses pemrograman.

Pin 31

Berfungsi sebagai EA/VPP. Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai

External Access Enable (EA) yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori external. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pin ini juga berfungsi sebagai masukkan tegangan pemrograman selama proses pemrograman.

Pin 32 – 39

Berfungsi sebagai D7 – D0 (A7-A0). Pin 32 sampai 39 adalah port 0 yang merupakan saluran I/O 8 bit open collector dan dapat juga digunakan sebagai multiplex bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program external, pada mode ini port 0 mempunyai internal pull up. Saat proses pemrograman dan verifikasi, port 0 membutuhkan eksternal pull up, dan digunakan sebagai saluran data.

Pin 40

Berfungsi sebagai VCC. Pin 40 merupakan masukkan sumber tegangan positif bagi mikrokontroler.

2.2 Organisasi Memori

Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR.


(22)

Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) .

Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).

Gambar 2.3 Struktur memori mikrokontroller keluarga MCS51

2.3 Dasar-dasar Pemrograman Bahasa Assembler

Dalam menjalankan program, mikrokontroler akan melakukan pembacaan data yang tersimpan dalam memori program (internal atau eksternal). Alamat memori yang harus dibaca disimpan dalam sebuah register yang dinamakan

program counter (PC). Data yang terbaca akan diartikan sebagai perintah yang harus dikerjakan oleh mikrokontroler. Perintah ini bisa berbentuk pemindahan data (data transfer), pengolahan data (data processing) atau mengubah alur program (program control). Setelah melaksanakan perintah, mikrokontroler akan


(23)

memperbaharui isi PC dengan alamat memori selanjutnya sehingga mikrokontroler bisa mengeksekusi perintah selanjutnya. Keluarga Atmel AT89S51 memiliki instruksi yang kompatibel dengan instruksi MCS51 dari Intel. Berikut ini dijelaskan beberapa instruksi dasar yang umum digunakan pada pemrograman Mikrokontroller AT89S51. (Andi Offset, 2007)

MOV,MOVC dan MOVX

a) Instruksi MOV digunakan untuk menyalin data antara 2 operand. b) Instruksi MOVC digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada

memori program internal.

c) Instruksi MOVX digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada memori program external.

Tabel 2.3 Contoh Syntax Assembler MOV,MOVC dan MOVX

Contoh Syntax Keterangan

MOV A,R1 Salin nilai R1 ke akumulator

MOV A,@R1 Salin isi lokasi yang ditunjukan R1 ke A MOV A,P1 Salin data pada Port 1 ke akumulator MOV P1,A Salin data pada akumulator ke Port 1 MOC A,@X+DPRT Salin data int. yang di tunjuk DPTR ke A MOV A,@DPRT Salin data eks. Yang ditunjuk DPRT ke A


(24)

ADD dan SUBB

a) Instruksi ADD digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan akumulator dengar suatu operand dan hasilnya disimpan dalam akumulator.

b) Instruksi SUBB digunakan untuk melakukan operasi pengurangan akumulator dangan suatu operand dan hasilnya disimpan dalam akumulator.

Tabel 2.4 Contoh Syntax Assembler ADD dan SUBB

Contoh Syntax Keterangan

ADD A,#20 A = A + 20

ADD A,@RO A = A + [R0] SUBB A,B A = A – B SUBB A,#10 A = A - 10

MUL AB dan DIV AB

a) Instruksi MUL AB digunakan untuk melakukan operasi perkalian antara akumulator dengan register B. Hasilnya berupa data 16 bit dengan low byte pada A dan high byte pada B.

a. Contoh : misal A = 50h B = A0h

Mul a,b

Hasil = 3200h maka : A= 00h B = 32h  

b) Instruksi DIV AB digunakan untuk melakukan operasi pembagian antara akumulator dengan register B. Hasilnya, pembagian disimpan pada akumulator dan sisa pembagian disimpan pada register B.

a. Contoh: misal A = FBh B = 12h Mul a,b


(25)

Hasil = 0Dh maka: A = 0Dh B = 11H Karena, Fbh = 0d x 12 + 11

DEC dan INC

a) Instruksi DEC digunakan untuk melakukan pengurangan sebesar satu pada suatu operand.

b) Instruksi INC digunakan untuk melakukan penambahan sebesar satu pada suatu operand.

Tabel 2.5 Contoh Syntax Assembler DEC dan INC

Contoh Syntax Keterangan

DEC A A = A – 1

DEC @R0 [R0] = [R0] – 1 INC A A = A + 1 INC DPTR DPTR = DPTR + 1

ORL, ANL dan CPL

a) Instruksi ORL digunakan untuk melakukan operasi OR antara dua operand.

b) Insrtuksi ANL digunakan untuk melakukan operasi AND antara dua operand.

c) Instruksi CPL digunakan untuk melakukan operasi komplemen suatu operand.

Tabel 2.6 Contoh Syntax Assembler ORL,ANL dan CPL

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil


(26)

Contoh Syntax Akumulator Register B Hasil

ANL A,B 0011 1010 1111 0000 0011 0000 CPL A 0011 1010 ---- ---- 1100 0101

RR, RL dan SWAP

a) Instruksi RR digunakan untuk melakukan operasi pergeseran ke kanan sebanyak 1 bit.

b) Instruksi RL digunakan untuk melakukan operasi penggeseran ke kiri sebanyak 1 bit.

c) Insrtuksi SWAP digunakan untuk melakukan operasi pertukaran data low nible dan high nible.

Tabel 2.7 Contoh Syntax Assembler RR,RL dan SWAP

Contuh Syntax Akumulator Hasil

RR A 0011 1010 0001 1101

RL A 0011 1010 0111 0100

SWAP A 0011 1010 1010 0011

SETB dan CLR

a) Instruksi SETB digunakan untuk memberikan logic 1 pada bit operand. b) Instruksi CLR digunakan untuk memberikan logic 0 pada bit operand. Contoh:

Mulai:

Setb p2.0

Setb acc.0

Clr p2.1


(27)

PUSH dan POP

a) Instruksi PUSH digunakan untuk menyimpan operand ke dalam stack. b) Instruksi POP digunakan untuk mengembalikan nilai operand dari

stack. Contoh :

PUSH 7

PUSH 6

PUSH 5

MOV R7,#04H

LUPA: MOV R6,#0FFH

LUPB: MOV R5,#0FFH

djnz R5,$

djnz R6,LUPB

POP 5

POP 6

POP 7

JMP, JB, JNB, JZ, JNZ dan CJNE

a) JMP (Jump) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program. b) JB (Jump if Bit) dan JNB (Jump if Not Bit) digunakan untuk melakukan

lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 1 (Bit) atau 0 (Not Bit).

c) JZ (Jump if Zero) dan JNZ (Jump if Not Zero) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 0 (Zero)

atau < > 0 (Not Zero).

d) CJNE (Compare and Jump if Not Equal) digunakan untuk melakukan pembandingan dua operand dan lompat ke blok program lain jika tidak sama.

CALL dan RET

a) Instruksi CALL digunakan untuk mamanggil prosedur tertentu dalam program (subprogram)


(28)

b) Instruksi RET digunakan untuk mengembalikan ke baris program yang melakukan CALL.

Contoh:

org 00h Kedip:

setb p2.0

call tunda

clr p2.0

call tunda

sjmp utama

tunda:

mov r7,#20h

la: mov r6,#0ffh lb: mov r5#0ffh

djnz r5,$

djnz r6,lb

djnz r7,la

ret end

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan tugas akhir ini karena LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus dijalankan oleh pemakai.LCD mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol-simbol.

Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16, 2x20, 2x40, dan lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight yang berguna jika digunakan pada malam hari dan contrast yang berfungsi untuk mempertajam tampilan.


(29)

Tabel 2.8 Fungsi pin LCD

No Nama Pin Fungsi

1 VSS GND

2 VDD Suplai Tegangan +5V 3 VLC Tegangan Kontras LCD

4 RS L=Input Intruksi, H=Input Data

5 R/W L=Tulis data dari MPU ke LCM, H=Baca data dari LCM ke MPU

6 E Enable Clock 7 DB0 Data Bus Line 8 DB1 Data Bus Line 9 DB2 Data Bus Line 10 DB3 Data Bus Line 11 DB4 Data Bus Line 12 DB5 Data Bus Line 13 DB6 Data Bus Line 14 DB7 Data Bus Line

15 Anoda Tegangan positif backlight 16 Katoda Tegangan negative backlight

Fungsi dari masing– masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua merupakan pin untuk tegangan suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras tampilan yang diinginkan.


(30)

Pin keempat berfungsi untuk memasukkan input command atau input data, jika ingin memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic low (0), dan jika ingin memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).

Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca karakter data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi masukan high (1), begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter data (write) maka harus diberi masukan low (0). Pada pin ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak diinginkan pembacaan dari LCD dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer data ke LCD.

Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer command atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD data ditransfer waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk membaca dari LCD dapat dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke high.

Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat ditransfer dalam 2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini akan langsung terhubung ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin nomor 15-16 berfungsi sebagai backlight.

2.5 Keypad matrix 4x3

Keypad termasuk peralatan input, tetapi dibedakan dengan peralatan input yang lain karena fungsinya yang spesifik. Jika ditinjau dari segi fungsi, adanya peralatan keypad pada suatu sistem mikrokontroler menunjukkan bahwa program kemudi sistem tersebut menghendaki suatu masukan data yang bersifat temporer, dapat dilakukan ”upload” pada saat program kemudi dalam keadaan running. Sistem keypad berlaku sebagai user interface, yang menjembatani kebutuhan


(31)

data-data yang bersifat bukan data tetap, dari user/operator ke sistem kontrol untuk keperluan proses interaksi kontrol/kerja mikrokontroler. Untuk sistem kontrol portable berbasis mikrokontroler biasanya cukup dilengkapi dengan keypad 4x3 atau 4x4.

Ada beberapa metode dalam proses pembacaan data keypad dalam pemrograman mikrokontroler, diantaranya adalah.

a) Metode Polling

Metode yang pertama adalah menggunakan metoda scanning terusmenerus terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Bila mikrokontroler mengakses program scanning dengan metode ini, program counter akan terjebak dalam loop scanning terus, sampai ada tombol ditekan. Metoda ini relatif lebih mudah direalisasikan karena pemrogramannya lebih mudah dan perangkat keranya lebih sederhana.

b) Metode Interrupt (Interupsi)

Metode Interrupt memanfaatkan interupsi sebagai pemicu jika ada tombol yang ditekan. Cara ini lebih efektif dalam hal penghematan waktu akses dalam program keseluruhan. Bila tidak atau belum ada tombol ditekan, meskipun program dalam proses scanning, ia masih dapat dimanfaatkan untuk mengakses bagian-bagian program yang lain. Dan untuk aplikasi dalam proyek akhir ini, digunakan metode polling, yaitu scanning terus-menerus terhadap keypad sampai didapat data adanya tombol yang ditekan. Pada gambar 2.5 ditunjukkan gambaran tombol keypad 4x3 yang digunakan dalam proyek akhir penulis.


(32)

Gambar 2.5 Skema Keypad Matrik 4x3

Keypad yang digunakan dalam aplikasi ini adalah keypad matriks 4x3 (4 baris dan 3 kolom). Berisikan tombol angka 0 sampai 9, tombol bintang (*), dan tombol pagar (#). Untuk mengenali bagian kolom dan baris yang aktif maka keypad ini dihubungkan dengan minimum sistem AT89S51.

2.6 Relay

Relay adalah sebuah piranti elektromekanik yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk control jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. Ketika arus mengalir melalui electromagnet pada relay kontrol elektromekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay terhubung. Relay dapat mempunyai kontak NO (Normally Open) atau kontak NC (Normally Close) atau kombinasi dari keduanya.


(33)

Gambar 2.6 Relay dan Simbol Relay

Relay berfungsi untuk memutuskan atau mengalirkan arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus pada induktornya. Ada dua jenis relay berdasarkan tegangan untuk menggerakan induktornya yaitu relay AC dan relay DC.

2.7 Kondensator/ ELCO (Electrolytic Condenser) 

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan magnet listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.


(34)

Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.

a) Kondensator Elektrolit

Kondensator Elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.

Gambar 2.7 Bentuk fisik dari Kondensator Elektrolit

b) Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.


(35)

Gambar2.8 Bentuk fisik dariKondensator Keramik

2.8IC Regurator 7805

adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain, contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan 12 volt. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. Keluarga 79xx adalah peranti komplementer yang didesain untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan terhadap pencatu daya split.

IC 78xx mempunyai tiga terminal dan sering ditemui dengan kemasan TO220, walaupun begitu, kemasan pasang-permukaan D2PAK dan kemasan logam TO3 juga tersedia. Peranti ini biasanya mendukung tegangan masukan dari 3 volt diatas tegangan keluaran hingga kira-kira 36 volt, dan biasanya mempu pemberi arus listrik hingga 1.5 Ampere (kemasan yang lebih kecil atau lebih besar mungkin memberikan arus yang lebih kecil atau lebih besar).


(36)

Gambar 2.9Bentuk Fisik dari IC Regurator 7805

2.9Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.

Dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N. Dibawah ini gambar simbol dan struktur dioda serta bentuk karakteristik dioda.

Gambar2.10 Simbol dan Struktur Dioda

2.10 Transistor

Transistor adalah semikonduktor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia elektronik analog ataupun digital. Komponen ini


(37)

mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat, switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll.

Transistor memiliki tiga kaki yang memiliki fungsi dan nama berbeda, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Colector (C) Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P dan N seperti digambarkan dibawah ini.

Gambar2.11 Transistor

2.11 Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut.Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.

Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. seperti digambarkan pada gambar 2.12 dibawah ini. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.


(38)

Gambar2.12 Resistor

2.12 Kristal 12 mhz

Kristal adalah resonator mekanik yang bergetar menstabilkan getaran elektronis.

Gambar 2.13 Bentuk Fisik dari Kristal

2.13 Light Emitting Diode(LED)

LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga (display). Dibawah ini gambar LED dan simbol LED.


(39)

2.14 Buzzer

Buzzer atau sering disebut pengeras suara adalah komponen elektronika yang mampu mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Proses mengubah sinyal ini dilakukan dengan cara menggerakkan komponennya yang berbentuk selaput.

Gambar 2.15 Bentuk Fisik Buzzer

Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari buzzer. Pada dasarnya, buzzer merupakan mesin penerjemah akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Buzzer menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam dan dikodekan.


(40)

32

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses yang akan dibuat. Proses pembangunan proyek dalam sub-bab ini akan dibagi menjadi beberapa tahap antara lain, analisa permasalahan dan perancangan sistem.

3.1 Analisis Secara Diagram Blok

Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password ini merupakan sebuah sistem akses pengamanan kunci kontak melalui penginputan kode secara digital sebagai alternatif pengganti sistem kunci konvensional dengan menggunakan kunci dari logam. Dalam perancangannya mobil hanya akan menyala bila dimasukkan suatu password dan user harus memasukkan suatu password yang benar agar mobil dapat dijalankan. Sistem ini terdiri dari 4 bagian utama, yaitu : catu daya, keypad, mikrokontroller dan output (LCD, LED dan buzzer). Berikut ini adalah diagam blok untuk sistem kunci digital.

Gambar 3.1 Diagram blok sistem Keypad Mikrokontroller 

Catu daya 

Buzzer LED LCD


(41)

Dalam sistem ini LED dan buzzer merupakan indikator output yang menunjukkan modus sistem saat itu.

3.1.1 Catu Daya

Untuk mensuplai sistem ini dibutuhkan tegangan 9-12 VAC / VDC. Adapator yang dapat mensuplai 9-12 VDC bisa digunakan. Bagian yang membutuhkan tegangan secara langsung hanya mikrokontroller dan LCD, masing-masing membutuhkan 5 volt. Penggunaan catu daya dengan input 9-12 volt hanya untuk mempermudah penggunaan dan tidak perlunya penggunaan trafo yang dapat memperbesar ukuran sistem.

Gambar 3.2 Rangkaian catu daya

Untuk input sistem, bagian catu daya, polaritas dapat diabaikan. Karena di dalam rangkaian catu daya terdapat dioda bridge. Keluaran dari catu daya ini berupa tegangan 5 volt (ditunjukkan dengan label VCC) yang diregulasi oleh IC 7805 dan difilter oleh kapasitor untuk menghilangkan noise. D1 merupakan LED untuk indikasi catu daya yang mengeluarkan output.


(42)

 

3.1.2 Keypad Matrix 4x3

Modul keypad menjadi input bagi pengguna untuk mengendalikan Sistem Pengaman pada kontak, yakni untuk memasukkan kode.

Keypad yang digunakan merupakan keypad standar yang terdiri dari tombol tekan untuk angka 0 sampai dengan 9, tombol ‘*’ dan tombol ‘#’. Tombol 0 sampai dengan 9 keypad berfungsi untuk memberikan nilai masukan. Tombol ‘*’ pada keypad yang merupakan fungsi clear. Sedangkan tombol ‘#’ pada keypad yang merupakan fungsi enter.

3.1.3 Mikrokontroller AT89S51

Dalam menggunakan IC programmable, hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah mengetahui karakteristik IC programmable tersebut. Karakter yang perlu diketahui dari suatu IC programmable (dalam hal ini adalah IC mikrokontroller AT89S51) meliputi arsitektur, organisasi memori, set intruksi, dan metode pengalamatanya.

Mikrokontroller bisa diumpamakan sebagai bentuk minimum dari sebuah mikrokomputer. Ada perangkat keras dan perangkat lunak, dan juga ada memori,CPU, dan lain sebagainya yng terpadu dalam satu keping IC.

Mikrokontroller AT89S51 digunakan untuk menyimpan kode kunci, memeriksa kode kunci yang dimasukkan, dan mengatur tampilan pada LCD, Selain itu, tugas mikrokontroler lainnya adalah men-drive indikator output berupa LED dan buzzer. Berikut adalah gambar rangkaian mikrokontroller yang terhubung ke bagian input dan output.


(43)

Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller

Untuk input (keypad) digunakan port 1 (P1.0 – P1.7), untuk LCD digunakan port 3 (P3.0 – P3.7) dan indicator output pada pin port 2 lainnya.


(44)

 

3.1.4 LCD

Merupakan tampilan bagi pengguna. LCD menampilkan petunjuk bagi pengguna dan mengindikasikan banyaknya karakter yang sudah diinput.

3.1.5 LED dan Buzzer

Digunakan sebagai indikator 4 modus sistem, yaitu modus request, modus pengaman terbuka, modus kontak on, modus kontak stater. Terdapat 3 LED berwarna, yaitu 2 merah, dan biru. Pada saat sistem meminta pengguna untuk input password maka sistem belum sepenuhnya aktif. sistem akan meminta pengguna untuk memasukkan kode password, ini merupakan modus request (belum ada LED yang menyala). Dalam modus requeset terdapat dua opsi, yaitu Buka pengaman atau Ganti kode. Apabila opsi ke-1 (Buka pengaman) maka pengguna memasuki modus pengaman terbuka Bila kode yang dimasukkan benar, LED biru akan menyala dan disertai bunyi buzzer. Untuk opsi ke-2 jika user lupa password pengguna akan menginput kode untuk kode barunya, Kode baru tersimpan setelah itu sistem akan kembali ke awal untuk meminta memasukkan kode password.

3.2 Kebutuhan Sistem

Dengan mengidentifikasi deskripsi pada gambar 3.3 telah diketahui bahwa kebutuhan sistem terbagi menjadi 2 yaitu kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan perangkat lunak.


(45)

3.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras

a) Kabel Downloader DT-HiQ AT89 USB ISP b) PCB polos.

c) Kabel penghubung d) Komponen elektronik

 Mikrokontroller AT89S51  Display LCD

 Keypad matrix 4x3  Speaker/buzzer

 ELCO(kapasitor elektrolik)  IC Regurator 7805

 Dioda

 Transistor DC 557

 Rellay  Resistor  Klistal 12mhz  Kapasitor Keramik  Trimpot

 ISP Header 10 pin  LED (merah dan biru).

3.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem diperlukan perangkat lunak sebagai jembatan untuk menghubungkan antar perangkat keras. Perangkat lunak yang akan digunakan dalam perancangan proyek ini adalah.

a) Proteus 7 Profesional

Proteus sebagai program yang digunakan untuk merancang rangkaian elektronik.

b) Program compiler ASM51 dan program downloader AEC ISP ASM51 adalah program compiler berbasis windows untuk mikrokontroler keluarga ATMEL.


(46)

 

Pemrograman pada mikrokontroler AT89S51 menggunakan bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa Assembler. Fungsi dari progr am compiler ASM51 adalah untuk me-load file berekstensi “.asm” yang sudah dibuat dengan menggunakan Notepad untuk dirubah menjadi file berektensi “.hex”. Setelah file dirubah menjadi

“.hex” kemudian di-load dengan menggunakan program compiler AEC ISP. Tujuannya adalah untuk memasukkan program mikro ke dalam downloader mikrokontroler AT89S51.

3.3 Perancangan Sistem

Setelah menyelesaikan keseluruhan rangkaian disertai dengan pengetesan program sederhana untuk mengetes rangkaian. maka dapat diasumsikan hardware telah terakit dengan benar apabila program sederhana berjalan dengan benar. Untuk program sistem keseluruhan, sebelum diintegrasikan ke hardware perlu dilakukan simulasi. Dalam program simulasi, pengguna dapat melihat programberjalan secara virtual di PC, dimana dapat dilakukan ekseskusi program secara per baris. Dengan ini, dapat dilihat kondisi atau isi dari SFR, memori dan bankregister. Diantara program simulasi ada yang menyertai perkiraan waktu pengeksekusian dan kondisi port saat program dieksekusi. Apabila simulasi menunjukkan program telah sesuai, maka program tersebut dapat diintegrasikan langsung ke IC mikrokontroller. Sistem yang penulis buat bekerja seperti yangdigambarkan dalam gambar 3.5 Flowchat alur kerja sistem.

Walaupun dalam simulasi terlihat bahwa program berjalan tanpa ada masalah, namun belum tentu sama dengan kenyataannya. Pada saat sistem berjalan dengan hardware sesungguhnya, mungkin juga akan timbul masalah. Untuk itu program dan hardware


(47)

perlu dicek kembali. Hal seperti ini dapat saja terus berulang hingga sistem berjalan sesuai dengan yang kita ingingkan hingga membentuk siklus seperti alur pada gambar 3.4 Siklus perancangan sistem.

Sebelum merancang sistem perlu dibuat bagaimana konsep kerja sistem tersebut. Dengan konsep yang ada perlu dirumuskan masalah yang berkenaan dengan konsep, hal ini meliputi dua bagian, yaitu software dan hardware. Dengan mengetahui detail komponen yang digunakan sistem, konfigurasinya serta bagaimana komponen terhubung satu sama lain.

3.4 Alur Sistem

Alur sistem pada aplikasi dapat digambarkan ke dalam diagram flowchart yang menjelaskan tentang terjadinya alur sebuah sistem yang menangani pada sebuah program dimana sistem tersebut adalah salah satu bentuk dari proses yang terdapat dalam suatu aplikasi pada user seperti pada gambar 3.5.


(48)

 


(49)

(50)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum program alarm dibuat dan pada akhirnya dapat dijalankan dengan baik, cara mengimplementasikan program yang sudah dibuat.

4.1 Kebutuhan Perangkat Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada implementasi sistem ini. Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut.

a) Personal komputer untuk desain skema rangkaian, pembuatan software, dan proses programming ke PEROM AT89S51

b) Kabel Downloader DT-HiQ AT89 USB ISP c) PCB polos dan Kabel penghubung

d) Komponen elektronik

· Mikrokontroller AT89S51 · Display LCD

· Keypad matrix 4x3 · Speaker/buzzer

· ELCO(kapasitor elektrolik) · IC Regurator 7805

· Dioda

· Transistor DC 557

· Rellay · Resistor · Klistal 12mhz · Kapasitor Keramik · Trimpot

· ISP Header 10 pin · LED (merah dan biru).


(51)

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

a) Proteus 7 Profesional

b) DT-HiQ AT89 USB ISP Software c) MIDE-51

4.2 Implementasi Minimum AT89S51

Implementasi minimum AT89S51 dibuat untuk proses utama untuk menjalankan suatu sistem kerja yang kita inginkan. Mikrokontroler AT89S51 sebuah media penyimpanan program yang kita dibuat. Chip ini memiliki memori di dalam tubuhnya. Memori inilah yang menyimpan program yang dapat kita isikan melalui PC menggunakan port serial/parallel.

Implementasi mikrokontroler AT89S51 tersebut dapat dilihat pada sub bab sebagai berikut.

4.2.1 Rangkaian Minimum AT89S51

Pada rangkaian minimum AT89S51 adalah rangkaian utama pada sistem mikrokontroler AT89S51, Didalam mikrokontroelr AT89S51 ada sebuah program untuk menjalankan subuah sistem yang mau dijalankan. Gambar rangkaian minimum AT89S51 dapat dilihat pada gambar 4.1


(52)

Gambar 4.1 Rangkain Minimum AT89S51

Setelah merangkai komponen-komponen pada PCB, tahap implementasi yang terakhir adalah menggabungkan rangkaian PCB dengan adaptor dan kontak, kabel pararel,keypad.

Buzzer

Kondensator elektrolit

Kristal 12 mhz

Kondensator Ceramic

LCD 2x16 Mikrokontroller AT89S51

Relay

Keypad 3x4

ISP/Header 10pin Resistor

Transistor

IC Regurator 7805 Trimport Relay Dioda


(53)

Berikut ini adalah gambar keseruruhan rangkaian alat, Gambar 4.2 (a) LCD,(b) Kontak, (c) Rangkaian mikrokontroller, (d) Keypad

Gambar 4.2 Rangkaian alat keseluruhan

4.3 Prosedur Pemasangan Program Pada Mikrokontroller AT89S51

Agar listing program yang dibaca Mikrokontroller, maka listing program yang awalnya berekstensi .ASM harus diconvert menjadi .hex. Untuk memasang program pada Chip AT89S51 Pertama-tama program yang sudah dibuat sebelumnya harus dicompile terlebih dahulu, untuk memastikan tidak ada error, karena jika ada yang error maka program tidak akan bisa dibuat.

4.3.1 Download Program Kedalam Mikrokontroler

Untuk proses download program ke dalam IC mikrokontroler software yang digunakan DT-HiQ AT89 USB ISP Software. Pada proses pembuatan program, program diketik dalam bahasa assembler. Kemudian di compile dalam dengan compiler asm51, menjadi file object. Dari object di compile menjadi file dalam bentuk hex. Untuk menulis program dalam bahasa asember kita bisa memanfaatkan teks editor, seperti notepad, editor dos, dsb. Setelah kita menulis program dalam teks editor, kita perlu simpan file kita dengan ekstensi .asm, kemudian kita simpan pada folder dengan lokasi yang sama dengan lokasi copiler ASM51.

A

B C


(54)

Langkah-Langkah Download Program Kedalam Mikrokontroler.

Gambar 4.3 Tampilan M-IDE studio for MCS-51

Tuliskan Program dalam page M-IDE studio MCS-51 dalam bahasa assembly (ASM51 assembler) Simpan Program misal di D:/Program_mikro, kemudihan lakukan Proses Build current file seperti tampak pada Gambar 4.4. Apabila tidak terjadi error maka pada tampilan bawah akan muncul pesan seperti yang ditunjukan dalam Gambar 4.5.

Pada software M-IDE sudah terintegrasi software utuk keperluan compile program berekstensi *.asm menjadi file berektensi *.hex dan *.lst. File hasil compile (file


(55)

*.hex dan *.lst yang akan di-download kedalam IC mikrokontroller adalah file *.hex. File itulah yang akan dikenali oleh mikrokontroller sebagai bahasa mesin.

Gambar 4.4 Proses Build current file

Lakukan Proses Build dengan menggunakan tombol Build current file untuk memastikan tidak ada error, karena jika ada yang error maka program tidak akan bisa dibuat. setelah proses build sukses selanjutnya maka listing program yang awalnya berekstensi .ASM setelah Build current file secara automatic diconvert menjadi .hex.

Gambar 4.5 Proses tidak terjadi error

setelah proses build sukses selanjutnya buka software DT-HiQ AT89 USB ISP, sebagai catatan DT-HiQ AT89 USB ISP tidak memerlukan proses instalasi sehingga akan lebih mudah dan praktis digunakan.


(56)

4.4 Menjalankan Perangkat Lunak DT-HiQ AT89 USB ISP

Jalankan perangkat lunak DT-HiQ AT89 USB ISP, caranya antara lain. a) Klik ganda pada icon AT89_USB_ISP_Software.exe pada Windows Explorer.

Gambar 4.6 Tampilan software DT-HiQ AT89 USB ISP

4.4.1 Menu TOOLBAR

Load File : Membuka file Intel HEX atau file biner dan

memasukkannya ke dalam File Buffer

Save File : Menyimpan isi Read Buffer ke dalam file Intel HEX atau file biner


(57)

Blank Check : Memeriksa apakah IC target kosong

Erase : Menghapus IC target

Read FLASH : Membaca memori program IC target dan

memasukkannya ke dalam Read Buffer

Write FLASH : Menulis kode yang tersimpan dalam File Buffer ke

dalam memori program IC target

Verify FLASH : Membandingkan isi File Buffer dan memori program IC target

Auto Programming: Menjalankan serangkaian instruksi: memori

program IC target akan dihapus, diperiksa kekosongannya, ditulis, dan diverifikasi (tergantung pilihan di Auto Programming Options)

USB ISP Device Detect: Memastikan DT-HiQ AT89 USB ISP dalam

keadaan menyala dan terhubung dengan benar ke PC


(58)

Dialog Device Selection akan muncul saat perangkat lunak DT-HiQ AT89 USB ISP baru dijalankan atau bila menu Options Device Select dipilih. Jendela dialog ini berfungsi untuk menentukan tipe IC target dan nilai kristal yang digunakan.

Gambar 4.7 Pilihlah Tipe IC Target

Pilihlah tipe IC target melalui combobox yang disediakan serta nilai Kristal terdekat, lalu tekan tombol “OK”. DT-HiQ AT89 USB ISP akan melakukan verifikasi tipe target IC apakah sesuai dengan pilihan (jika target IC mendukung instruksi pembacaan Signature Byte). Jika verifikasi berhasil, maka tampilan utama perangkat lunak akan aktif kembali serta pilihan instruksi yang disediakan akan disesuaikan dengan tipe IC target.

Jika proses verifikasi gagal tetapi pengguna yakin bahwa pilihan tipe IC target sudah benar (mungkin hanya signature byte IC yang rusak), maka pengguna dapat menekan


(59)

tombol “Cancel” pada jendela dialog ini. Kemudian memilih tipe target melalui combobox di pojok kanan atas tampilan utama.

Dengan memilih melalui combobox di tampilan utama, walaupun proses verifikasi gagal, pilihan instruksi untuk tipe IC target yang telah dipilih akan tetap ditampilkan. Indikator POWER LED digunakan untuk indikasi ada tidaknya sumber catu daya yang terhubung ke pin VCC dan GND. Jika DT-HiQ AT89 USB ISP telah menerima sumber catu daya dari target board, maka POWER LED akan menyala.

Indikator STATUS LED digunakan sebagai indikasi status kerja DT-HiQ AT89 USB ISP sekarang. Jika DT-HiQ AT89 USB ISP dalam keadaan idle dan siap menerima perintah dari PC, maka STATUS LED akan berkedip dengan interval 1 detik. Sebaliknya jika DT-HiQ AT89 USB ISP dalam keadaan sibuk dan sedang dalam proses menjalankan perintah, maka STATUS LED akan berkedip lebih cepat yaitu dengan interval sekitar 100 ms.

4.4.3 Memprogram IC Target dengan AT89 USB ISP Software

a) Hubungkan DT-HiQ AT89 USB ISP ke target board.

b) Ambil kode dengan perintah “Load File”. Untuk melakukan perintah “Load File”, lakukan Klik pada tombol Load File.

c) Pilih dan deteksi IC target dengan perintah “Device Select”.Untuk melakukan perintah “Device Select”, klik Options | Device Select.

d) Centang semua opsi pada Options | Auto Programming Options.

e) Programlah IC target dengan perintah “Auto”. Untuk melakukan perintah “Auto”, lakukan Klik tombol Auto Programing.


(60)

f) Proses pemrograman akan ditampilkan pada status bar. Saat pemrograman sudah selesai, tulisan “Verify Complete” akan ditampilkan pada status bar.

Gambar 4.8 Write

Jendela ini menunjukan bahwa proses download program ke mikrokontroller telah selesai dan berhasil.

4.5 Implementasi Coding

Pada tahap ini akan dibahas mengenai program yang telah dibuat untuk prototype system pengaman mobil menggunakan security password, berikut adalah penjelasan berserta program yang telah dibuat. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan program adalah mendeklarasikan semu perintah ke


(61)

perintah yang lain dan semua port pada mikrokontroller yang digunakan sebagai input atau output dari program yang akan kita susun.

Berikut adalah potongan program yang merupakan penentuan port pada mikrokontroller dalam membaca perintah sebelum masuk perintah utama.

Setelah proses deklarasi port yang ditentukan ke dalam mikrokontroller selesai langka kedua adalah membuat program yang akan memfungsikan port mikrokontroller untuk menjalankan dan meneruskan perintah kepada piranti pendukungnya.

Berikut adalah potongan program dimana dalam input password melalui keypad, file *.hex yang dikenali oleh mikrokontroller sebagai bahasa mesin akan ditranslate dalam bentuk karakter.

;--- ;keypad init sub-routine: inisialisasi keypad

;--- keypad_init:

mov keyport,#0FFH ;keyport=1111 1111 ret

;--- ;get key sub-routine: scan keypad

;--- get_key: mov keyval,#1 ;--- ;penempatan port ;--- lcd_port equ P3 ; LCD diport P3 en equ P3.7 ;

rs equ P3.5

lock equ P1.3 ; lock

keyport equ P1 ; keypad diport 1 col1 equ P1.0

col2 equ P1.1 col3 equ P1.2


(62)

mov a,#80H mov temp,#04 read: mov scan,a cpl a anl keyport,a jb col1,next jnb col1,$ setb iskey ret next: jb col2,next1 inc keyval

jnb col2,$

setb iskey

ret next1:

jb col3,nokey

inc keyval

inc keyval

jnb col3,$

setb iskey

ret nokey: mov a,scan orl keyport,a inc keyval inc keyval inc keyval rr a

mov delay,#10

acall delayms

djnz temp,read

clr iskey

ret

;--- ;translate sub-routine: mengubah key value ke dalam bentuk karakter ;--- translate:

mov a,keyval

cjne a,#10,jmp1 ;jika key value=10,maka karakter yang di bentuk adalah X

mov keyval,#'x'

ret jmp1:

cjne a,#11,jmp2 ;jika key value=11, maka karakter yang di bentuk adalah angka 0

mov keyval,#'0'

ret jmp2:


(63)

bentuk adalah e

mov keyval,#'e'

ret jmp3:

add a,#'0'

mov keyval,a ;jika bukan dari ketiga key value diatas maka yang di bentuk adalah karakter angka 1 sampai 9

ret

Berikut adalah potongan program dimana user saat menginputkan password. ;---

;get input sub-routine: pengiputan tombol keypad ;--- get_input:

mov r0,#input

mov count,#0

inc max ;max=6 get_input_cnt:

acall get_key

jnb iskey,get_input_cnt

acall translate

mov a, keyval

mov @r0,a

cjne @r0,#'x',chk_e ;jika tombol */'x' di tekan maka perintah

hapus dilaksanakan

mov a,count

jnz get_input_l1

mov status,#EXIT

ret get_input_l1:

inc max

dec count

mov @r0,#0

dec r0

mov a,#0C2H ;set lcd pada baris 2 kolom 3

add a,count ;tambaahkan nilai count dengan #0c2H

acall lcd_cmd

mov a,#' ' ;hapus

acall lcd_dat

mov a,#0C2H

add a,count

acall lcd_cmd


(64)

chk_e:

cjne @r0,#'e',chk_key ;cek tombol e/enter

mov @r0,#0

dec max

mov a,max

jnz get_input_lerr ;jika belum mencapai max maka akan menampilkan eror 'kependekan'

mov status,#TRUE ;status=true jika banyaknya digit jumlahnya sudah benar ret chk_key:

inc count

djnz max, get_input_nx ;ulangi sampai maximal digit yang sudah ditentukan

mov dptr,#get_input_err ;kepanjangan get_input_retry:

mov input,#0

mov a,#LCD_CLR

acall lcd_cmd

mov a,#LCD_LN1 ;set baris 1 pada ddram lcd

acall lcd_cmd

mov a,#EX_i ;menampilkan icon tanda seru acall lcd_dat

acall lcd_str ;menampilkan strig retry kependekan

acall delay_1sec

mov status,#RETRY

ret get_input_nxt:

mov a,@r0 ;menampilkan input key ke lcd

;mov a,#'*'

acall lcd_dat

inc r0

sjmp get_input_cnt

get_input_lerr:

mov dptr,#get_input_err1

sjmp get_input_retry

get_input_err1: db " kependekan", 0H get_input_err:

db " kepanjangan",0H

Program dibawah ini adalah sederet perintah mewakili inisialisasi program diatas jika user mengganti password.


(65)

;---

;chk sub-routine: mengecek kode std apakah ok atau tidak ;---

chk:

mov r0,#input

chk_l2:

clr a

movc a,@a+dptr ;kopikan dptr+(a) yang ada dimemori program ke a atau kopikan kode std digit pertama

mov b,@r0

cjne a,b,chk_l1 ;jika kode std sama dengan input maka is ok jika tidak

maka is not ok

inc dptr

inc r0

djnz count,chk_l2

setb is_ok

ret chk_l1:

clr is_ok

ret

chk_newcode:

mov count,#5

mov r0,#input

mov r1,#upass

chk_newcode_l1:

mov a,@r0

mov b,@r1

cjne a,b,chk_newcode_l2

inc r0

inc r1

djnz count, chk_newcode_l1

setb is_ok

ret chk_newcode_l2:

clr is_ok

ret chk_kode_std: db "00000",0h chk_master: db "9999999999",0h ;---


(66)

;set upass 14 :mengest kode baru dengan syarat kode master sudah ok ;---

set_upass_l4:

mov a,#LCD_CLR

acall lcd_cmd

mov a,#LCD_LN1

acall lcd_cmd

mov dptr,#str_new

acall lcd_str

mov a,#LCD_LN2

acall lcd_cmd

mov a,#LOCK_i

acall lcd_dat

mov a,#':'

acall lcd_dat

mov max,#5

acall get_input

cjne status,#TRUE, set_upass_l5

mov a,#LCD_CLR

acall lcd_cmd

mov a,#OK_i ;icon tanda centang

acall lcd_dat

mov dptr,#str_saved

acall lcd_str

setb newcode

acall copy_code

acall delay_1sec

ret set_upass_l5:

cjne status,#RETRY,set_upass_l2

sjmp set_upass_l4

set_upass_l1:

cjne status,#RETRY,set_upass_l2

sjmp set_upass

set_upass_l2: ret str_new:

db "Buat kode baru", 0h str_saved:


(67)

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian alat juga berguna untuk mengetahui tingkat kinerja dari fungsi tersebut. Setelah dilakukan pengujian, maka hendaknya melakukan ujian ukuran / analisa dan terhadap apa yang diuji untuk mengetahui keberhasilan dari alat yang di buat.

5.1 Pengujian Hardware

Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Secara garis besar terdapat dua hal yang diujikan yaitu pengujian terhadap bagian pengendali (Sakrar/Kontak) dan bagian yang dikendalikan. Dari kedua pengujian tersebut dapat diketahui kelemahan dan kekurangan yang masih terdapat pada alat, sehingga hasil perancangan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dapat lebih disempurnakan untuk tujuan dan pemanfaatan secara nyata. Dalam Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller ini, fitur-fitur yang dimiliki yaitu.

a) Sistem memiliki password yang digunakan untuk melakukan instruksi pengamanan kunci kontak sebelum user menyalakan mesin.

b) Digit password yang digunakan untuk dapat membuka kunci terdiri dari 5 digit, dan setiap digit-nya dapat dikonfigurasi dari angka 0 sampai 9.


(68)

c) Memiliki penampil LCD untuk menampilkan digit password, status (terkunci/terbuka) dan tampilan ”password salah” apabila user melakukan kesalahan dalam memasukkan password.

d) Untuk keamanan sistem password yang ditampilkan ke LCD berupa tanda (*).

Bentuk fisik dari Rancang Bangun Sistem Pengaman Tambahan Pada Mobil Menggunakan Security Password Berbasis Mikrokontroller. (a) Keypad, (b) Rangkaian mikrokontroller, (c) LCD, (d) Kontak.

Gambar 5.1 Bentuk Fisik Rangkaian Keseluruhan

5.1.1 Pengujian Catu Daya

Catu daya merupakan bagian yang penting dalam sistem ini. Kegunaan catu daya pada sistem yaitu : tegangan 5 V digunakan sebagai sumber tegangan LCD,

D

A B


(69)

sedangkan tegangan 9 V digunakan untuk mikrokontroler (rangkaian mikrokontroler dilengkapi dengan rangkaian regulator 5 V). Untuk menyuplai tegangan +5 V DC digunakan IC 7805, dan tegangan +9 V DC digunakan IC 7809.

Dari masing-masing regulator telah diukur untuk mengetahui optimalisasi pemakaian tegangan catu, yaitu IC 7809 seharusnya menghasilkan tegangan 9 Volt secara konstan.

5.1.2 Pengujian Rangkaian LCD

Tujuan pengujian rangkaian LCD adalah untuk mengecek apakah LCD bekerja dengan baik. Untuk mengetahui apakah LCD berfungsi dengan baik atau tidak, bisa dilakukan dengan menghubungkannya dengan catu daya yang diberi tegangan 5 Volt. Rangkaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Pin – pin pada LCD yang dihubungkan antara lain pin VSS dihubungkan dengan ground pada catu daya dan VDD dihubungkan dengan kutub positif +5v pada catu daya. Untuk mengatur tingkat kecerahan atau kontras dari LCD dilakukan dengan cara menghubungkan pin VEE dengan trimpot. Setelah rangkaian tersebut dihubungan dengan arus listrik, LCD dapat menyala dengan baik dan layak digunakan.

5.2 Pengoperasian Sistem

Sistem belum dapat beroperasi sebelum rangkaian catu daya diberi masukan tegangan 9-12 VAC / VDC. Setelah rangkaian catu daya mendapatkan masukan


(70)

tegangan, catu daya dapat mendistribusikan tegangan 5 volt ke seluruh rangkaian. Hal ini dibarengi dengan LCD yang menyala dan menampilkan pesan berikut

Pada saat pertama kali dihubungkan ke sumber tegangan, pada layar LCD baris pertama tampil tulisan “Buka Kode”. Hal ini dijelaskan oleh gambar 5.2 sebagai berikut.

Gambar 5.2 Tampilan LCD Kondisi Awal

Apabila user ingin menstater kendaraanya terlebih dahulu harus memasukkan Password berupa Digit angka melalui Keypad dengan benar. Password terdiri dari 5 digit sebagai contoh yaitu 12345. Apabila verifikasi password tidak sesuai, maka program akan menampilkan pesan kependekan atau kepanjangan ke LCD, Di sini pengguna diminta memasukkan kembali password hingga verifikasi yang sesuai. Saat input password pengguna dapat menghapus karakter sebelumnya dengan tombol (*) pada keypad yang merupakan fungsi clear. untuk keamanan sistem LCD akan menampilkan kode bintang “ * ” dari kelima digit password tersebut Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi enter.


(71)

Gambar 5.3 Tampilan LCD Pada saat Input Password

Apabila kode yang dimasukkan benar maka sistem pengaman tidak aktif, maka LED biru dan Buzzer akan menyala. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.4 sebagai berikut.

Gambar 5.4 Tampilan LCD dan LED On Pada Saat Password valid

Indikator bahwa pengaman tidak aktif akan terlihat dengan nyala LED biru. LED ini terhubung dengan suatu relay yang berfungsi sebagai switch. Pada saat posisi relay ON, LED akan menyala. Posisi relay ini akan menjadi ON saat password yang dimasukkan benar.LED tidak akan menyala walaupun pemilik kunci mobil mencoba untuk menstater mobil, sebelum password yang dimasukkan benar.

Setelah password yang dimasukkan benar selanjutnya kunci kontak bisa difungsikan. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.5 sebagai berikut.

indicator Password valid


(72)

Berikut tampilan pada LED indicator kontak On dan indicator stater menunjukan bahwa mobil bisa dijalankan.

Gambar 5.5 Tampilan LED indicator kontak On dan indicator stater.

5.2.1 Pengoperasian Ganti Password

Password ini bisa diubah sesuai dengan keinginan user tanpa harus load ulang program. Sistem ini dilengkapi juga oleh suatu alarm bila password yang dimasukkan salah sebanyak tiga kali. Sistem alarm bias dinormalkan dengan menekan atau menginputkan Kode Master. Kode Master yang diinputkan berupa angka (9999999999) terdiri dari 10 digit.

Untuk mengganti PASSWORD ada 2 tahapan proses, user harus menginputkan Kode Standat dan Kode Master. Kode tersebut telah terprogram pada Mikrokontroller.

indicator kontak On

indicator kontak stater indicator


(73)

Gambar 5.6 Tampilan buka kode standat /Ganti Password

a) Masukan Kode Standart berupa angka (00000) terdiri dari 5 digit, Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi enter.

b) Masukan Kode Master berupa angka (9999999999) terdiri dari 10 digit, Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi enter. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.7 sebagai berikut.

Gambar 5.7 Tampilan buka kode master

Selanjutnya user diminta memasukan New Kode atau buat kode baru Password terdiri dari 5 digit, tekan tombol (#) untuk eksekusi. PASSWORD baru yang telah diinputkan akan tersimpan pada RAM Mikrokontroller.


(74)

Dari pengujian alat pada tugas akhir ini, dapat ditarik kesimpulan dan saran yang nantinya dapat berguna untuk pengembangan alat ini secara lebih baik lagi.

6.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan sistem pengamanan tambahan pada mobil menggunakan security password berbasis mikrokontroller, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu.

1. Dengan adanya system pengaman mobil dengan menggunakan password orang lain atau penyusup yang tidak mengetahui password tidak akan dapat menstater mobil. Dimana pengemudi kendaraan harus memasukan password agar kendaraan dapat dihidupkan/stater.

2. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai pengendali utama pada pemrosesan data password.

3. Keuntungan lain system ini adalah kerahasiaan password yang bias diganti sendiri oleh pemilik kendaraan. tanpa harus load ulang program dengan menekan angka tertentu pada keypad, Kode rahasia ini hanya diketahui oleh pemilik kendaraan.

4. Secara keseluruhan sistem yang telah diimplementasikan dapat berjalan dengan cukup baik sesuai dengan yang diharapkan pada Tugas Akhir ini.


(75)

Dari perancangan sistem yang telah direalisasikan pada tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya kekurangan maka perlu pengembangan lebih lanjut pada waktu yang akan datang. Adapun saran-saran yang untuk tugas akhir ini adalah.

1. Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat di tambahkan remote yang bisa dikontrol dari jarak jauh.

2. Menggunakan/tambahkan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory) berfungsi untuk menyimpan sejumlah konfigurasi data pada alat elektronik tersebut yang tetap harus terjaga meskipun sumber daya diputuskan.


(76)

68

• Andi Offset, (2007). Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan Assembler, Yogyakarta: Andi.

• Budiharto, Widodo, & Rizal, Gamayel. (2007). 12 Proyek Mikrokontroler untuk Pemula , Jakarta : Elex Media Komputindo.

• Eko. P, Agfianto, 2004, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan aplikasi, Gava Media.

• .http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2502.pdf. Diakses tanggal 06 Febuari 2011

• http://www.mytutorialcafe.com/mikrokontroller%20dasar.htm.Diakses tanggal 10 April 2011.

• http://www.robotindonesia.com/articles.php. Diakses tanggal 10 April 2011. • http://www.delta-electronic.com/article/?p=1200. Diakses tanggal 10 April

2011.

• http://www.mikrokontroler.sekoteng.com/tulisan/2009/05/25/belajar-at89s51at89s52-compiler-dan-simulator/. Diakses tanggal 10 April 2011. •

http://www.rezutopia.wordpress.com/2009/03/27/mikrokontroler-at89s51/.Diakses tanggal 10 April 2011.

• http://www.mikrokontroler.sekoteng.com/tulisan/2009/05/25/belajar-at89s51at89s52-compiler-dan-simulator/. Diakses tanggal 10 April 2011.


(1)

63

Gambar 5.3 Tampilan LCD Pada saat Input Password

Apabila kode yang dimasukkan benar maka sistem pengaman tidak aktif, maka LED biru dan Buzzer akan menyala. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.4 sebagai berikut.

Gambar 5.4 Tampilan LCD dan LED On Pada Saat Password valid Indikator bahwa pengaman tidak aktif akan terlihat dengan nyala LED biru. LED ini terhubung dengan suatu relay yang berfungsi sebagai switch. Pada saat posisi relay ON, LED akan menyala. Posisi relay ini akan menjadi ON saat password yang dimasukkan benar.LED tidak akan menyala walaupun pemilik kunci mobil mencoba untuk menstater mobil, sebelum password yang dimasukkan benar.

Setelah password yang dimasukkan benar selanjutnya kunci kontak bisa difungsikan. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.5 sebagai berikut.

indicator Password valid


(2)

Berikut tampilan pada LED indicator kontak On dan indicator stater menunjukan bahwa mobil bisa dijalankan.

Gambar 5.5 Tampilan LED indicator kontak On dan indicator stater. 5.2.1 Pengoperasian Ganti Password

Password ini bisa diubah sesuai dengan keinginan user tanpa harus load ulang program. Sistem ini dilengkapi juga oleh suatu alarm bila password yang dimasukkan salah sebanyak tiga kali. Sistem alarm bias dinormalkan dengan menekan atau menginputkan Kode Master. Kode Master yang diinputkan berupa angka (9999999999) terdiri dari 10 digit.

Untuk mengganti PASSWORD ada 2 tahapan proses, user harus menginputkan Kode Standat dan Kode Master. Kode tersebut telah terprogram pada Mikrokontroller.

indicator kontak On

indicator kontak stater indicator


(3)

65

Gambar 5.6 Tampilan buka kode standat /Ganti Password

a) Masukan Kode Standart berupa angka (00000) terdiri dari 5 digit, Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi enter.

b) Masukan Kode Master berupa angka (9999999999) terdiri dari 10 digit, Untuk eksekusi password tekan tombol (#) pada keypad yang merupakan fungsi enter. Hal ini dijelaskan oleh Gambar 5.7 sebagai berikut.

Gambar 5.7 Tampilan buka kode master

Selanjutnya user diminta memasukan New Kode atau buat kode baru Password terdiri dari 5 digit, tekan tombol (#) untuk eksekusi. PASSWORD baru yang telah diinputkan akan tersimpan pada RAM Mikrokontroller.


(4)

PENUTUP

Dari pengujian alat pada tugas akhir ini, dapat ditarik kesimpulan dan saran yang nantinya dapat berguna untuk pengembangan alat ini secara lebih baik lagi.

6.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan sistem pengamanan tambahan pada mobil menggunakan security password berbasis mikrokontroller, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu.

1. Dengan adanya system pengaman mobil dengan menggunakan password orang lain atau penyusup yang tidak mengetahui password tidak akan dapat menstater mobil. Dimana pengemudi kendaraan harus memasukan password agar kendaraan dapat dihidupkan/stater.

2. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai pengendali utama pada pemrosesan data password.

3. Keuntungan lain system ini adalah kerahasiaan password yang bias diganti sendiri oleh pemilik kendaraan. tanpa harus load ulang program dengan menekan angka tertentu pada keypad, Kode rahasia ini hanya diketahui oleh pemilik kendaraan.

4. Secara keseluruhan sistem yang telah diimplementasikan dapat berjalan dengan cukup baik sesuai dengan yang diharapkan pada Tugas Akhir ini.


(5)

67 6.2 Saran

Dari perancangan sistem yang telah direalisasikan pada tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya kekurangan maka perlu pengembangan lebih lanjut pada waktu yang akan datang. Adapun saran-saran yang untuk tugas akhir ini adalah.

1. Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat di tambahkan remote yang bisa dikontrol dari jarak jauh.

2. Menggunakan/tambahkan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory) berfungsi untuk menyimpan sejumlah konfigurasi data pada alat elektronik tersebut yang tetap harus terjaga meskipun sumber daya diputuskan.


(6)

• Andi Offset, (2007). Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan Assembler, Yogyakarta: Andi.

• Budiharto, Widodo, & Rizal, Gamayel. (2007). 12 Proyek Mikrokontroler untuk Pemula , Jakarta : Elex Media Komputindo.

• Eko. P, Agfianto, 2004, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan aplikasi, Gava Media.

• .http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2502.pdf. Diakses tanggal 06 Febuari 2011

• http://www.mytutorialcafe.com/mikrokontroller%20dasar.htm.Diakses tanggal 10 April 2011.

• http://www.robotindonesia.com/articles.php. Diakses tanggal 10 April 2011. • http://www.delta-electronic.com/article/?p=1200. Diakses tanggal 10 April

2011.

• http://www.mikrokontroler.sekoteng.com/tulisan/2009/05/25/belajar-at89s51at89s52-compiler-dan-simulator/. Diakses tanggal 10 April 2011. •

http://www.rezutopia.wordpress.com/2009/03/27/mikrokontroler-at89s51/.Diakses tanggal 10 April 2011.

• http://www.mikrokontroler.sekoteng.com/tulisan/2009/05/25/belajar-at89s51at89s52-compiler-dan-simulator/. Diakses tanggal 10 April 2011.