Kehamilan dan kelahiran merupakan suatu hal yang penting bagi setiap wanita terutama bagi kehamilan pertama. Tidak diragukan lagi bahwa wanita menginginkan
keselamatan dalm melahirkan anaknya yang sehat setelah kehamilan dan kelahiran sehat yang beresiko rendah. Melahirkan anak merupakan salah satu peristiwa penting
dan senantiasa diingat dalam kehidupan wanita. Setiap wanita memiliki persepsi tersendiri terhadap persalinan yang dapat di ceritakan kepada orang lain. Peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian pada aspek budaya. Suku batak simalungun merupakan bagian dari kekayaan budaya indonesia, suku batak simalungun
merupakan salah satu dari suku batak yang banyak ditemukan di Sumatera Utara. Sepanjang penelusuran yang peneliti lakukan belum banyak penelitian dan informasi
yang memaparkan tentang persalinan menurut persepsi budaya, oleh karena itu penulis tertarik utuk melakukan penelitian tentang ‘pengalaman ibu primipara suku
batak simalungun saat persalinan’.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengalaman ibu primipara suku batak simalungun saat persalinan.
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu primipara suku batak simalungun saat persalian.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam melakukan pelayanan persalinan tanpa mengesampingkan faktor
budaya. 2.
Ilmu kebidanan Penelitian ini bisa menjadi sumber informasi awal bagi peneliti lainya yang
tertarik untuk meneliti aspek pelayanan kebidanan bagi suku batak simalungun.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung KBBI, 2005. Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori
episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi
otobiografi Daehler Bukatko, 1985 dalam Syah, 1003. Pengalaman merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk dugunakan dan menjadi
pedoman serta pembelajaran manusia. Pengal;aman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap juga hal yang tak dapat terlupakan, karena hampir semua ibu
yang bersalin mengharapkan hal yang terbaik untuk ia dan bayinya.
B. Primipara Primipara adalah seorang wanita yang bersalin untuk pertama kali Moctar, 1998, hal.
92
C. Persalinan
Menurut Manuaba 1998 pesalinan adalah mekanisme kelahiran janin dan plasentanya yang merupakan hasil konsepsi dari kandungan ibunya melalui jalan
lahir yang cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan. Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Sedangkan
menurut Sumarah 2008, persalian dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai adanya penyulit.
Universitas Sumatera Utara
Persalinan dimulai inpartu sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda-tanda persalinan yaitu, rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur. Keluar lendir bercampur darah show yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Serviks mendatar dan pembukaan telah ada Mochtar, 1998. Hal. 93.
Menurut Handerson, 2005 kemajuan dalam persalinan dipengaruhi beberapa faktor yaitu, powers kekuatan, passages jalan lahir, passenger penumpang yaitu
janin dan plasenta 1.
Kala Satu Persalinan Meneurut Musbikin 2006 kala satu persalinan dimulai dari terjadinya kontraksi
persalinan sampai dengan menipisnya leher rahim,sehingga mulut rahim terbuka penuh dan siap untuk dilalui kepala bayi. Kala satu persalinan terdiri atas dua fase,
yaitu: Fase laten pada kala satu persalinan yang dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap berlangsung
hingga serviks membuka kurang dari 4 cm pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. Fase aktif pada kala dua persalinan, frekuensi dan lama
kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap kontraksi dianggap adekuat memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih. Dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm per jam nulipara atau
primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm multipara. Dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Universitas Sumatera Utara
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Kondisi ibu dan bayi yang harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu: denyut
jantung janin: setiap ½ jam, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus; setiap ½ jam, nadi; setiap ½ jam, pembukaan serviks; setiap 4 jam, penurunan bagian terbawah
janin; setiap 4 jam, tekanan darah dan temperatur tubuh; setiap 4 jam, produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam.
Menyiapkan kelahiran, sebelumnya harus menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi seperti, ruang yang hangat terdiri dari: sumber air bersih yang
mengalir, air desinfeksi tingkat tinggi, kamar mandi yang bersih, tempat yang lapang untuk ibu berjalan – jalan, penerangan yang cukup, meja yang bersih untuk peralatan
persalinan, enyiapkan semua perlengkapan persalinan, bahan – bahan dan obat- obat esensial. Memberi asuhan sayang ibu selama persalinan,antara lain: memberikan
dukungan emosional, membantu pengaturan posisi, memberikan cairan dan nutrisi, keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur, pencegahan infeksi. Melakukan
upaya pencegahan infeksi yang direkomendasikan. Pada fase aktif persalinan partograf digunakan sebagai alat bantu yang tujuan utamanya adalah untuk :
mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam dan mendeteksi apakah proses persalinan
berjalan secara normal 2.
Kala Dua Persalinan atau Kala Pengusiran Menurut Musbikin 2006 kala dua dimulai dari telah terbukanya jalan lahir,
disertai dengan keinginan ibu untuk mengejan, sampai dengan lahirnya bayi. Menurut Sumarah 2008 gejala dan tanda kala dua persalinan adalah: ibu merasa
ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-
Universitas Sumatera Utara
vagina dan sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Tanda pasti kala dua ditentukan melalui pemeriksan dalam informasi
obyektif yang hasilnya adalah: pembukaan serviks telah lengkap, atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
Penatalaksanaan fisiologis kala dua: memimbing ibu untuk meneran, posisi ibu saat meneran,cara meneran
a. Menolong kelahiran bayi: posisi ibu saat melahirkan, pencegahan laserasi,
melahirkan kepala dan periksa lilitan tali pusat.Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain,
letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan – lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir. Dengan lembut menyeka muka, hidung, mulut bayi dengan kain atau kasa yang bersih. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan kembali proses kelahiran. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya dan menunggu hingga kepala melakukan puter paksi luar
secara spontan. b.
Melahirkan bahu Setelah kepala melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua tangan masing–
masing di sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu
anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Universitas Sumatera Utara
c. Melahirkan seluruh tubuh bayi
Setelah kedua bahu dilahirkan, meneruskan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan
posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan. Menggunakan tangan anterior bagian atas untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. Setelah tubuh dan tangan lahir,
menelusurkan tangan yang ada diatas anterior dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi
dan dengan hati – hati membantu kelahiran kaki bayi. 3.
Kala Tiga Persalinan Menurut Sumarah 2008 tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Keuntungan manajemen aktif kala tiga, yaitua; persalinan kala tiga yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian retensio
plasenta. Menurut Liu 2007 lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda: uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas,karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi
perdarahan. Menurut Rukiyah 2009 manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah
utama: pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.
Universitas Sumatera Utara
4. Kala Empat Persalinan
Menurut Sumarah 2008 persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan dua jam sesudahnya, yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus, dan
perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar – benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut.
Pemantauan tanda vital pada persalinan kala IV antara lain: Kontraksi uterus harus baik, tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genitalia lainya, plasenta dan
selaput ketuban harus telah lahir lengkap, kandung kemih harus kosong, luka-luka pada perineum harus terawat baik dan tidak terjadi hematoma, bayi dalam keadaan
baik, Ibu dalam keadaan baik.
D. Konsep Budaya tentang persalinan
1. Defenisi budaya
Menurut Muhammad 2008, budaya adalah konsepsi – konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggotawarga masyarakat, dan
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. Sistim nilai budaya tersebut adalah hasil pengalaman hidup yang
berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap, pikiran, dan
tingkah laku anggotawarga yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat. Menurut Koentjaraningrat 1981 mengemukakan
bahwa kebudayaan merupakan perkembangan dari bentuk jamak “budi daya”, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal atau keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia karena pemikiran dan karyanya.
Universitas Sumatera Utara
2. Persalinan dalam Konteks Budaya
Masa kelahiran juga dianggap sebagai masa krisis yang berbahaya, baik bagi janin atau bayi maupun bagi ibunya. Karena itu sejak bayi masih dikandungan
ibunya hingga sesudah kelahiranya, para kerabat dan handai-tolan mengadakan serangkaian upacara, dengan tujuan mencari keselamatan bagi diri wanita itu serta
bayinya, saat lahirnya. Dalam konteks kehamilan dan kelahiran bayi, setiap masyarakat memiliki cara-cara budaya mereka sendiri untuk memahami dan
menanggapi peristiwa pertumbuhan janin dan kelahiran bayi, yang sudah dipraktekkan jauh sebelum masuknya sistem medis biomedikal di lingkungan
komuniti mereka. Berbagai kelompok masyarakat juga mempunyai cara-cara tertentu dalam mengatur aktivitas-aktivitas mereka saat menghadapi wanita bersalin.
3. Persalinan dalam Suku Batak Simalungun
Kelahiran merupakan awal kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu kelahiran mendapat perhatian yang amat besar pada masyarakat simalungun. Orang
simalungun menganggap bahwa persalinan itu sangatlah penting, oleh karena itu banyak kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh suku Simalungun saat
persalinan seperti meminum perasan air daun bunga raya yang dianggap dapat mempercepat proses persalinan. Selain itu juga seorang ibu yang hendak melahirkan
disuruh untuk memukul-mukul dinding.
E. Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi