Bidang Basis manufaktur Capaian Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

16 global belum mampu bersaing karena tidak adanya standard dalam pembuatan kapal baru, kandungan komponen impor yang mencapai 70 dan fasilitas peralatan galangan untuk perawatan kapal yang obsolete. Biaya pembuatan kapal yang mahal di Indonesia membuat perusahaan pelayaran nasional lebih memilih untuk memesan kapal baru atau membeli kapal bekas dari luar negeri. Kebijakan pemerintah telah diupayakan melalui Pemberlakuan Inpres 5 Tahun 2005, yang dikenal dengan pemberlakuan asas cabotage. Regulasi lainnya adalah PP 69 th 2015, yang diikuti dengan Kepmen KEU no. 93 Th. 2015 yang di antaranya mengatur perihal tax allowance untuk impor komponen bangunan kapal. Namun semua kebijakan tersebut belum dapat berjalan secara optimal. Selanjutnya, Bappenas merencanakan pembangunan sektor kepelabuhanan sebagai dukungan untuk mempersiapkan pembangunan pelabuhan internasional yang berkapasitas besar dan modern untuk ekspor berbagai komoditas dan berfungsi juga sebagai International Seaport-Hub. Perencanaan lainnya adalah Peningkatan kedalaman perairan pelabuhan hub minimal – 12 m, Peningkatan kedalaman perairan pelabuhan feeder minimal – 7 m, Peningkatan fasilitas dan peralatan pelabuhan utama hub dan feeder Tol Laut, Revitalisasi pelabuhan pelayaran rakyat di Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, Kedeputian TIRBR memfokuskan program pengkajian teknologi maritimnya pada Inovasi dan layanan Teknologi Infrastruktur Kepelabuhanan dan Industri Perkapalan melalui penyediaan desain standard kapal TEU’s serta desain infrastruktur pelabuhan untuk Mendukung program Poros Maritim. 17

BAB 2 TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

Kedeputian bidang TIRBR berdasarkan Perka BPPT no.009 Tahun 2015 mempunyai tugas pokok Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa. Adapun fungsinya adalah melaksanakan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa, pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa dan pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. Selanjutnya Renstra revisi TIRBR mengacu kepada Visi BPPT yaitu Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Industri dan Kemandirian Bangsa, serta melaksanakan Misi ke lima BPPT yaitu Melaksanakan pengkajian penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi layanan teknologi dibidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.

2.1 Tujuan

Berdasarkan TUPOKSINANG dan dengan mempertimbangkan perubahan konstelasi lingkungan strategis sebagaimana telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, serta mengacu pada Visi dan Misi BPPT, maka ditetapkan tujuan program Kedeputian TIRBR BPPT periode RPJMN 2015-2019 sebagai berikut: Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa Tujuan ini dijabarkan melalui sasaran strategis dengan indikator yang terukur. Sasaran strategis TIRBR 2015-2019 di jabarkan dalam dua hal pokok yaitu: 1. Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. 2. Terwujudnya peningkatkan layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.