Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program 3

LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -16 5 Analisis programkegiatan yang menyebabkan kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan pencapaian target dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang berkontribusi terhadap kegagalan pencapaian kinerja dan masih perlu ditingkatkan lagi kinerjanya meliputi : - Manajemen perubahan - Penataan Peraturan Perundang-Undangan - Penataan tata Laksana - Penguatan Akuntabilitas Kinerja - Penguatan Pengawasan, dan - Peningkatan kualitas pelayanan publik

3.1.2.3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program 3

Pengukuran Capaian Sasaran Program 3 yaitu Meningkatnya transparansi, akuntabilitas kinerja dan pengawasan; dengan tiga Indikator kinerja yang digunakan yaitu : 1. Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah SAP , dengan target Opini WTP . 2. Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP BPPT, dengan target B range 68. 3. Terkelolanya Barang Milik Negara dan terpenuhinya operasional perkantoran, dengan target 10. Penjelasan Capaian masing-masing Indikator Kinerja adalah sebagai berikut: 1. Indikator Kinerja 3.1. : Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah SAP, dengan target Opini WTP. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT No. 170KpKABPPTIV2006 tanggal 21 April 2006, LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -17 Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi. Secara umum, Biro Keuangan berfungsi merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan anggaran, verifikasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan atas seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPPT. Pelaporan keuangan yang dihasilkan dapat berupa laporan keuangan kepada pihak ekstern, misalnya kepada Kementerian Keuangan sebagai pertanggungjawaban public BPPT sebagai instansi pemerintah di depan DPR dan dapat pula berupa laporan keuangan untuk pihak intern yang berguna untuk membantu pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memenuhi karateristik kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Hal tersebut yang menjadi kaidah yang dipegang teguh Biro Keuangan dalam menyusun laporan keuangan. Proses penyusunan laporan keuangan di Biro Keuangan BPPT diawali di Bagian Verifikasi yang melakukan proses verifikasi dan pengujian berkas yang akan dikirim ke Kementerian Keuangan. Halini berkaitan dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan, agar berkas yang diproses telah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya Bagian Perbendaharaan melaksanakan pembukuan dokumen keuangan sebagai pertanggungjawaban atas suatu kegiatan dan melakukan pembayaran atas transaksi keuangan. Pembukuan yang dilakukan juga harus memenuhi persyaratan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Terakhir Bagian Akuntansi Keuangan melaksanakan proses penginputan dokumen pertanggung jawaban dan penyusunan pelaporan keuangan. Dalam membantu melaksanakan pelaporan keuangan dipergunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian Keuangan. LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -18 Kegiatan diatas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Biro Keuangan terhadap laporan keuangan satuan kerja BPPT. Salah satu kinerja BPPT tercermin dari laporan keuangan konsolidasi seluruh satuan kerja dilingkungan BPPT. Untuk mendapatkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, maka laporan keuangan setiap satuan kerja di lingkungan BPPT juga harus baik. Untuk menyusun laporan keuangan masing-masing satuan kerja yang baik diperlukan pembinaan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Pembinaan terhadap satuan kerja di lingkungan BPPT ini dilakukan oleh Biro Keuangan dan masing-masing bagiannya. Bagian Verifikasi berkaitan dengan proses pertanggungjawaban dan administrasi keuangan yang baik. Bagian Perbendaharaan melakukan pembinaan keperbendaharaan- nya kepada seluruh unit kerja di lingkungan BPPT. Sedangkan Bagian Akuntansi Keuangan melakukan pembinaan tentang penyusunan laporan keuangan yang baik sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Untuk menyusun laporan keuangan yang baik juga diperlukan internal control yang baikpula . Internal control yang baik ini harus tertuang dalam Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah SPIP. SPIP ini harus dilaksanakan oleh semua unsur dalam organisasi. Dengan demikian maka laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih baik. Harus disadari bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, diperlukan setiap unsur laporan keuangan masing-masing satuan kerja bekerja dengan baik. Disinilah peran Biro Keuangan sangat besar dengan melakukan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan melakukan pembinaan terhadap seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Muara akhir dari semuanya adalah diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -19 dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Pendapat WTP ini akan mencerminkan kinerja keuangan suatu instansi pemerintah dan peran Biro Keuangan sangat diperlukan untuk meraih kembali opini WTP. Penyusunan Laporan Keuangan BPPT Yang Transparan, Akuntabel Dan Taat Peraturan Hasil dari proses pada bagian Akuntansi Keuangan BPPT adalah Laporan Keuangan BPPT. Pembuatan Laporan Keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan atas aktivitas pengelolaan anggaran di BPPT. Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan KK,SAP,2005. Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik KK,SAP,205. Melakukan Rekonsiliasi Internal Data Keuangan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tujuan dari pelaksanaan rekonsiliasi internal BPPT adalah untuk meneliti keakuratan pencatatan data akuntansi antara transaksi keuangan yang dilakukan oleh satker-satker dilingkungan BPPT dengan yang dilakukan oleh Bendahara Umum Negara dalam hal ini rekon dilaksanakan dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DAPK yang dilaksanakan tiap semester. LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -20 Pada tahun 2015 ini telah dilaksanakan rekonsiliasi sebanyak 4 empat kali, yaitu: 1. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester II tahun 2014; 2. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I tahun 2015; 3. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Pseudo Bulan Oktober 2015; 4. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Psudo Bulan November 2015. Ditahun 2015, diberlakukan rekonsiliasi untuk Laporan Pseudo Oktober dan November sesuai dengan PMK Nomor 177PMK.052015 tentang pedoman penyusunan dan penyampaian laporan keuangan kementerian Negaralembaga untuk mendukung laporan akuntansi berbasis akrual. Penyusunan Laporan Pengelolaan Verifikasi Ruang lingkup proses verifikasi meliputi semua kegiatan yang diberikan oleh Biro Keuangan terdiri dari proses verifikasi atas dokumen yang masuk, yang mencakup 5 lima aspek berikut : aspek ketersediaan danaanggaran, aspek ketepatan tujuan pengeluaran, aspek kebenaran pembebanan anggaran, aspek kebenaran tagihan, dan aspek kelengkapan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya, serta melakukan monitoring atas penyerapan anggaran. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan verifikasi di Biro Keuangan adalah dokumen tagihan yang telah selesai diverifikasi dengan tepat waktu, serta tercapainya pelayanan verifikasi yang optimal. Melakukan Laporan Pengelolaan Perbendaharaan Hasil dari proses pada layanan pengelolaan perbendaharaan adalah Pembayaran Uang Persediaan UP, Pembayaran Langsung LS dan pengelolaan penggajian. Dalam hal Pembayaran Uang Persediaan UP dan Pembayaran Langsung LS, dokumen yang telah diterima dari kordinator penguji Bagian Verifikasi akan diterima oleh P3SPM untuk diklasifikasikan Bukti Kas UP dan SPM LS LS yang selanjutnya untuk ditandatangani dan diparaf lalu untuk diserahkan ke masingmasing LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -21 Bendahara Pengeluaran dan BPP berdasarkan program kegiatan. Untuk Dokumen SPM LS akan dilengkapi dengan dokumen pendukung lainnya untuk selanjutnya langsung dikirim ke KPPN Jakarta. Setelah SPM LS diproses di KPPN Jakarta maka akan keluar SP2D dari KPPN untuk dibukukan disertai masuknya uang ke dalam rekening milik Bendahara Pengeluaran BPPT. Untuk Dokumen Bukti Kas akan diberi penomoran Bukti Kas, dibayarkan kepada yang berhak menerima oleh Bendahara dan juga dibukukan saat terjadi pembayaran. Setelah dibayarkan, maka Bukti Kas akan dibuatkan SPM GU dan dilengkapi dokumen pendukungnya untuk dikirim ke KPPN Jakarta. Proses selanjutnya menunggu SP2D keluar dari KPPN. Setelah SP2D keluar baik untuk Dokumen LS maupun UP akan dibukukan kembali oleh Bendahara kemudian di Foto Copy untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi untuk keperluan Rekonsiliasi. Jadi yang membedakan Pembayaran Uang Persedian UP dengan Pembayaran Langsung LS secara keseluruhan terdapat pada cara pembayarannya. Pada pengelolaan penggajian yakni meliputi kegiatan Pembayaran Penggajian Pegawai Negeri Sipil PGPS, Pembayaran Uang Makan Pegawai, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Pembayaran Uang Duka WafatTewas, Pembayaran kekuranganSelisih Gaji Rapel dan Tunjangan-tunjangan lainnya serta layanan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran. Pada pengelolaan penggajian lebih kepada layanan untuk para pegawai BPPT. Penyusun Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil-Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan datainformasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan sebagai keputusan BPK. LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -22 Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang danatau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan danatau perbaikan. Setelah Rekomendasi atas LHP BPK diterima, maka dilanjutkan dengan membuat laporan dari jawaban jawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh BPPTsehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja

3.1. :

Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah SAP , dengan target Opini WTP, adalah sebagai berikut: 1 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini : Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi Target = Opini WDP = Tidak Tercapai Opini WTP Tabel 3.6 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 3.1 Indikator Kinerja Target Realisasi Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah SAP Opini WTP Opini WDP Tidak tercapai 2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Pada tahun 2009 hingga Tahun 2011, BPPT secara berturut-turut selama 3 tahun telah memperoleh opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian.