LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -3
3.1.2.1 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program 1
Pengukuran Capaian Sasaran Program 1 yaitu Peningkatan prosentase kualitas SDM Perekayasa dan Litkayasa nasional; dengan Indikator kinerja
yang digunakan yaitu Meningkatnya prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa, dengan target 5.
Sumberdaya manusia SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global. Oleh karena itu, menyiapkan SDM yang berkualitas yang
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global menjadi suatu keharusan. Tantangan globalisasi sudah pasti akan dihadapi
oleh bangsa Indonesia. Dalam era globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional, akan terjadi persaingan antar negara
termasuk di dalamnya persaingan kompetensi SDM. Globalisasi regional ASEAN menuntut SDM Indonesia harus siap berkompetisi menghadapi
ASEAN Free Trade Area AFTA dan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA atau ASEAN Economic Community AEC pada tahun 2015.
Pada saat pemberlakuan AFTA dan MEA, akan terjadi pembebasan arus barang, jasa dan tenaga kerja serta persaingan dalam sektor perdagangan
antar Negara ASEAN. Dalam meghadapi bebasnya arus barang dan jasa serta persaingan tenaga
kerja setelah pemberlakuan AFTA dan MEA pada tahun 2015, kompetensi SDM Indonesia dirasakan masih relatif rendah baik di tingkat Internasional
maupun ASEAN. Saat ini Indeks Pembangunan Manusia IPM Indonesia berada pada peringkat ke-121 dari 187 negara di dunia. Peringkat tersebut
berada jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura peringkat 18, Malaysia peringkat 64, Thailand peringkat 103, dan Filipina peringkat
114. Selain itu daya saing SDM Indonsia dengan negara-negara ASEAN lainnya masih tertinggal. Untuk mempengaruhi daya saing competitiveness
suatu bangsa maka penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK akan sangat menentukan. Berdasarkan indeks daya saing global Global
Competitiveness Index,GCI yang dipublikasikan oleh World Economic
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -4
Forum 2014, GCI Indonesia berada pada peringkat yang cukup rendah peringkat 34 dari 144 negara bahkan lebih rendah dari negara-negara
ASEAN seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. Penyusunan GCI di atas berdasarkan beberapa parameter, di antaranya adalah institusi, infrastruktur,
pendidikan, kepuasan bisnis, kesiapan teknologi, dan inovasi. Disebutkan dalam laporan tersebut, bahwa parameter kesiapan teknologi Indonesia
ternyata menempati peringkat yang sangat rendah, yakni pada peringkat 77. Adanya pergeseran paradigma pembangunan nasional yang semula lebih
banyak mendasarkan kepada resources based development menuju ke technology based development menuntut penguatan dalam kapasitas Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi IPTEK untuk peningkatan daya saing industri dan kemandirian bangsa.
IPTEK, sumberdaya manusia, dan sumberdaya alam menjadi parameter penting dalam penguatan kompetisidaya saing industri. Karenanya,
pembangunan perekonomian yang berbasis kepada penguatan kompetisi industri
memerlukan pemberdayaan
ke tiga
parameter tersebut.
Pengembangan kegiatan perekayasaan akan berkontribusi langsung dalam mewujudkan terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing untuk meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan IPTEK bagi kemajuan bangsa dan Negara.
Dalam dunia usaha swasta dan sektor industri, Organisasi Tenaga Kerja Internasional ILO telah merintis program Sustaining Competitive and
Responsible Enterprises SCORE dalam peningkatan keterampilan dan keahlian kompetensi SDM skala Internasional berbasis Sain dan Teknologi
melalui Small and medium-sized enterprises SMEs atau UKM. Filosofi dan pendekatan program ini difokuskan pada keyakinan bahwa pengelolaan
kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan Diklat dengan menggunakan metode
pelatihan di kelas classroom training yang dikombinasikan dengan metode on job training magang industri akan
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan kompetisi yang lebih baik. Secara global, program ILO-SCORE ini telah dilaksanakan pada tahun 2010
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -5
di tujuh negara, yaitu Indonesia, India, Cina, Afrika Selatan, Ghana, Vietnam dan Kolombia.
Secara nasional masalah peningkatan kompetensi SDM telah mendapat perhatian serius dari pemerintah melalui implementasi “Program Nawacita”
khususnya pada program “Indonesia Pintar” program Nawacita ke-5 dengan menggunakan beberapa indikator keberhasilan program diantaranya
indikator yang terkait dengan bidang pendidikan. Pengembangan Kurikulum dan Standar Penilaian Pendidikan Nasional. Disamping program tersebut
keseriusan pemerintah untuk peningkatan kompetensi SDM juga terlihat pada program “Peningkatan Produktivitas Daya Saing Internasional”
program Nawacita ke-6 dengan salah satu indikator penting yang terkait dengan pengembangan teknologi yakni jumlah paket teknologi yang
terimplementasi khususnya pada bidang transportasi. Disamping itu, terbitnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara ASN, yang menitikberatkan pada pengembangan karier PNS berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja dan
kebutuhan dari Instansi menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan sistem pembinaan PNS. Undang-Undang Aparatur Sipil Negara
menetapkan perubahan yakni : ASN sebagai profesi; Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan obyektif antara
kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai;
Setiap jabatan tertentu dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja;
Pengembangan karier PNS berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja dan kebutuhan dari Instansi; Promosi PNS dilakukan berdasarkan
perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama,
kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS tanpa membedakan jender, suku, agama, ras dan golongan.
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -6
Sebagai salah satu lembaga negara yang memiliki tupoksi dalam pengkajian dan penerapan teknologi nasional, BPPT berkewajiban untuk membantu
kesuksesan Program Nawacita dalam peningkatan kapabilitas kompetensi SDM Indonesia, khususnya kapabilitas kompetensi SDM PNS nasional
berbasis teknologi, serta dengan amanat UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN. Hal ini sejalan dengan amanat nasional yang diemban oleh BPPT sebagai
Instansi Pembina Nasional Jabatan Fungsional Perekayasa dan Teknisi Litkayasa, dimana dalam melaksanakan mandat tersebut BPPT telah
menugaskan Pusbindiklat sebagai pelaksananya. Dalam rangka pelaksanaan mandat pembinaan Jabatan Fungsional
Perekayasa bagi seluruh PNS secara nasional, Pusbindiklat berkewajiban meningkatkan dan pengembangan kapabilitas kompetensi SDM perekayasa
dan teknisi litkayasa nasional yang memiliki kemampuan menghasilkan karya inovasi teknologi yang berdaya saing global, minimal di Tingkat
ASEAN. Pengukuran Kinerja atas salah satu indikator kinerja dalam sasaran program
Sekretariat Utama, yaitu meningkatnya prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa, sesuai target yang telah ditetapkan yaitu
5, dilakukan dengan cara membandingkan antara Diklat Perekayasa dan Litkayasa yang dilaksanakan pada tahun 2015 dengan Diklat Perekayasa
dan Litkayasa yang dilaksanakan pada tahun 2014. Dari target tersebut yaitu meningkatnya prosentase Intensitas Pelaksanaan
Diklat Perekayasa dan Litkayasa sebanyak 5 dibandingkan tahun sebelumnya, dapai terpenuhi. Jumlah diklat perekayasa dan teknisi litkayasa
yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebanyak 21 kali, atau meningkat 5 dibandingkan jumlah diklat perekayasa dan teknisi litkayasa
yang dilaksanakan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 20 kali.
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -7
Realisasi pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa yang dilaksanakan pada tahun 2015, yaitu sebanyak 21 kali, meliputi :
1. Diklat jabatan fungsional perekayasa, dengan peserta perekayasa
danatau calon perekayasa yang belum mengikuti kegiatan diklat perekayasa, baik perekayasa danatau calon perekayasa yang berasal
dari BPPT maupun dari KementerianLembaga lainnya. 2.
Diklat jabatan fungsional teknisi litkayasa, dengan peserta teknisi litkayasa danatau calon teknisi litkayasa yang belum mengikuti kegiatan
diklat teknisi litkayasa, baik teknisi litkayasa danatau calon teknisi litkayasa yang berasal dari BPPT maupun dari KementerianLembaga
lainnya. 3.
Diklat teknik penulisan karya tulis ilmiah, dengan peserta perekayasa danatau calon perekayasa, baik yang berasal dari BPPT maupun dari
KementerianLembaga lainnya.
Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja 1.: Meningkatnya
prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa, dengan target 5, adalah sebagai berikut:
1 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :
Prosentase Capaian Kinerja
= Realisasi
x 100
Target =
Peningkatan 5 x
100 =
100 Peningkatan 5
Tabel 3.2 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 1
Indikator Kinerja Target
Realisasi
Meningkatnya prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat
Perekayasa dan Litkayasa 5
5
100
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -8
2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
Pada tahun 2015, realisasi kinerja dan capaian kinerja pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa sebesar 100.
Hal ini dikarenakan dari target pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi
litkayasa sebanyak 21 kali, realisasi pelaksanaannya sesuai dengan yang telah ditargetkan, yaitu sebanyak 21 kali.
Realisasi kinerja dan capaian kinerja pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa pada tahun 2014 juga mencapai sebesar 100.
Hal ini dikarenakan dari target pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa sebanyak 20 kali, dapat terealisasi sebanyak 20 kali,
atau 100.
3 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis;
Realisasi kinerja pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa pada tahun 2015 yang mencapai sebesar 100., atau dengan kata
lain terpenuhinya target peningkatan prosentase Intensitas
Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa sebesar 5., sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris
Utama Tahun 2015. Realisasi kinerja pelaksanaan diklat perekayasa dan teknisi litkayasa
pada tahun 2015 yang mencapai sebesar 100., atau dengan kata lain terpenuhinya target peningkatan
prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa sebesar 5, juga
sesuai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen rencana strategis Sekretaris Utama, yaitu dalam sasaran program
Peningkatan prosentase kualitas SDM perekayasa dan litkayasa
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -9
nasional, dengan Indikator dan target: Meningkatnya prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa dengan target
25; dimana target peningkatan prosentase Intensitas Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa sebesar 25 pada tahun 2019
didistribusikan pada setiap tahunnya masing-masing sebesar 5.
Gambar 3.1 Pelaksanaan Diklat Perekayasa dan Litkayasa
4 Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja;
Adanya Komitmen dan Dukungan yang kuat dari Pimpinan BPPT terhadap pelaksanaan diklat perekayasa dan litkayasa, baik di
lingkungan internal
BPPT maupun
lingkungan eksternal
kementerianlembaga Dukungan dari seluruh Pimpinan dan Manajemen pihak eksternal
kementerianlembaga terhadap pelaksanaan diklat perekayasa dan litkayasa.
Dukungan dari seluruh narasumberpengajar dalam pelaksanaan
diklat perekayasa dan litkayasa. Sekretaris Utama, yang dalam hal ini diwakili oleh Pusbindiklat,
memiliki SDM yang kompeten dalam pelaksanaan diklat,
khususnya diklat perekayasa dan litkayasa.
Target Akhir :
peningkatan prosentase
Intensitas Pelaksanaan
Diklat Perekayasa
dan Litkayasa sebesar 25
pada tahun 2019
2015
Pening- katan 5
2016
Pening- katan 5
2017
Pening- katan 5
2018
Pening- katan 5
2019
Pening- katan 5
LKIP Sekretariat Utama Tahun 2015 III -10
Sekretaris Utama, yang dalam hal ini diwakili oleh Pusbindiklat, memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
diklat, khususnya diklat perekayasa dan litkayasa.
5 Analisis programkegiatan
yang menunjang
keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja
ProgramKegiatan Diklat yang menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan kinerja antara lain :
1. Kegiatan Diklat Jabatan Fungsional Perekayasa 2. Kegiatan Diklat Jabatan Fungsional Perekayasa
3. Kegiatan Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah
3.1.2.2 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program 2