Penilaian terhadap capital perlu dilakukan untukmengetahui jumlah modal yang dimiliki calon debitur cukup memadai untuk menjalankan
usahanya. Makin besar jumlah modal yang ditanam oleh calon debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan kredit, makin menunjukkan
keseriusan calon debitur menjalankan usahanya. Besarnya jumlah modal yang ditanam terutama berupa benda bergerak akan memberi daya tahan
usaha dalam menghadapi siklus atau fluktuasi ekonomi. Muhammad, 2000 : 62.
Dalam kebanyakan kasus, rasio modal sangat menentukan kemampuan dan kemauan debitur untuk mengembalikan kredit. Bentuk
modal sendiri tidak selalu harus berupa uang tunai namun juga dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan dan mesin–mesin
Muhammad, 2000 : 62.
c. Capacity Kemampuan
Penilaian terhadap capacity perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur untuk membayar kembali kredit serta bunganya.
Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuan mengelola usaha yang akan dibiayai melalui kredit
Muhammad, 2000 : 61. d. Collateral Jaminan
Penilaian terhadap collateral perlu dilakukan untuk mengetahui nilai barang jaminan yang diserahkan calon debitur untuk menutupi risiko
kegagalan pengembalian kredit yang akan diperolehnya. Barang jaminan
Universitas Sumatera Utara
berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkinan ketidakmampuan calon debitur melunasi kredit yang diterimanya Muhammad, 2000 : 62.
e. Condition Keadaan Penilaian terhadap condition perlu dilakukan untuk mengetahui
kondisi pada saat di suatu daerah yang mungkin akan mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur. Kondisi ekonomi ini mencakup juga
peraturan atau kebijaksanaan pemerintah yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan usaha calon debitur. Keyakinan atas hal ini dapat
diperoleh melalui penelitian terhadap : 1
Keadaan konjungtur. 2
Peratuaran-peratuaran pemerintah. 3
Situasi, politik dan perekonomian dunia. 4
Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran Muhammad, 2000 : 62. Dari prinsip 5C diatas, yang paling perlu mendapat perhatian adalah
Character, dan apabila prinsip ini tidak dipenuhi maka prinsip lainnya tidak berarti, dengan perkataan lain permohonan kreditnya harus ditolak. Selain
itu pengajuan kredit secara tertulis diperlukan untuk menjamin keabsahan dan kepastian hukum, sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dasar
historis kredit sebagai dokumentasi. Disamping itu apabila kredit bermasalah, pihak bank dapat memenuhi prosedur penyelesaian hubungan
antara debitur dengan bank berdasarkan dokumentasi aplikasi kredit Muhammad, 2000 : 62.
Universitas Sumatera Utara
Apabila kredit menjelaskan hak dan kewajiban calon debitur dan bank. calon debitur bank menerima fasilitas yang disetujui oleh bank. Calon
debitur bank menerima fasilitas yang disetujui oleh bank, dan kewajiban memenuhi ketentuan serta mengembalikan kredit beserta bunganya.
Kewajiban merespon permohonan serta memberikan fasilitas yang dimohonkan oleh calon debitur Kasmir, 2008 : 96.
Untuk memenuhi hal tersebut, serta memudahkan identifikasi atas permohonan kredit yang diterima, maka aplikasi kredit harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : 1. Tertulis dan ditandatangani diatas meterai oleh calon debitur.
2. Identitas calon debitur. 3. Secara jelas menerangkan tujuan penggunaan kredit, jumlah, jangka waktu,
dan cara pengembalian kredit serta sumber dana pengembalian kredit. 4. Untuk aplikasi kredit tertentu karena jumlah nominal ataupun ukuran
Djohan, 2000 : 178. Sektor usaha calon debitur, harus dilengkapi dengan lampiran antara
lain : a. Bukti penerimaan penghasilan tetap yang dilegalisasi.
b. Laporan keuangan. c. Proyeksi laporan keuangan, cash flow.
d. Rekomendasi supplier. e. Bukti perintah pengerjaan suatu proyek.
f. Rekening pada bank lain Djohan, 2000 : 183.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian persetujuan pada kredit harus bersumber dari penelaahan yang cermat atas LPPK yang diajukan. Analisis dengan
mempertimbangkan kebijakan perkreditan yang sehat 5c’s principle. Selain itu, setiap pemberian persetujuan kredit harus dengan
mempertimbangkan pencapaian target kualitatif dan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan
RKAT dan Business Plan Djohan, 2000 : 102.
Persetujuan Kredit Hasil analisis yang dibuat account officer diperiksa atasannya Kepala
Bagian Kredit, kemudian disampaikan ke Direksi Banks. Sistem dan prosedur yang dimiliki bank tentang laporan analisis kredit dapat berupa :
1. Laporan analisi kredit
2. Laporan analisis laporanpermohonan kredit
3. Laporan rekomendasi kredit
4. Appraisal study
5. Laporan studi kelayakan proyek Irmayanto, 2002 : 82.
Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit disiapkan notaris publik yang ditunjuk bank atau yang dipilih calon nasabah. Bank mengirim ahli hukumnya untuk
mendampingi Account Officer dalam membahas ketentuan yang akan dimuat dalam perjanjian kredit. Isi perjanjian kredit secara umum berisi
pihak pemberi kredit, tujuan pemberian kredit, besarnya biaya proyek kredit, besarnya kredit yang diberikan bank, tingkat bunga kredit, biaya -
Universitas Sumatera Utara
biaya lain, jangka waktu pengembalian, jadwal pembayaran, jaminan kredit, syarat yang harus dipenuhi sebelum dicairkan, kewajiban nasabah selama
kredit belum dilunasi, serta hak – hak yang dimiliki bank sASAelama kredit belum lunas Irmayanto, 2002 : 83.
Dokumen kredit yang wajib dikumpulkan dan diteliti adalah surat tanda bukti kepemilikan barang jaminan yang mencakup hal-hal sebagai
berikut : a.
Keabsahan dan keaslian surat tanda bukti kepemilikan. b.
Mencocokkan informasi surat tanda bukti kepemilikan dengan keadaan fisik yang dijaminkan.
c. Status kepemilikan jaminan dan kepastian harta tersebut tidak sedang
dijaminkan kepada pihak ketiga Djohan, 2000 : 83. Agar perjanjian terhindar dari cacat hukum, harus memenuhi aspek-
aspek pokok perjanjian kredit yang memuat : a. Nama serta alamat bank dan debitur.
b. Jumlah, penggunaan, suku bunga dan jangka waktu kredit. c. Persyaratan penarikan kredit.
d. Jaminan kredit. e. Cara pelunasan kredit.
f. Jaminan dari debitur bahwa semua data yang diserahkan kepada pihak bank adalah benar dan tidak direkayasa Djohan, 2000 : 56.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian membuka membuka kredit dilaksanakan secara notarial akte,berupa perjanjian ikutan atas pejanjian induk. Dengan penandatanganan
perjanjian kredit, maka diperoleh : a. Bukti tertulis bahwa bank telah memberikan pinjaman sejumlah yang
tertera pada perjanjian kredit tersebut kepada debitur yang telah menandatangani surat perjanjian kredit, baik atas namanya sendiri
ataupun yang mewakili perusahaan. b.
Ketentuan yang mengikat baik pihak Bank dan nasabah yang bersangkutan karena dalam perjanjian kredit mengatur hak dan
kewajiban kedua belah pihak Djohan, 2000 : 56.
Pencairan kredit Persyaratan untuk pencairan kredit, biasanya meliputi perjanjian kredit
yang sudah ditandatangani, penarikan kredit sudah sesuai dengan kebutuhan proyek, penarikan kredit sudah sesuai dengan jadwal pembangunan,
permohonan pecairan kredit didukung dokumen yang diperlukan, besarnya kredit sesuai dengan perjanjian kredit yang disepakati. Pencairan kredit
dapat dilakukan langsung tunai pada nasabah ke rekening nasabah, atau ada pula yang dialamtkan ke rekening perusahaan – perusahaan rekanan nasabah
Irmayanto, 2002 : 83.
Pengawasan kredit Kunci utama keberhasilan penyaluran kredit adalah pengawasan
monitoring kredit. Peristiwa kredit macet terjadi, akibat kelemahan dan kelalaian bank dalam melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan kredit
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan dalam bentuk : penggunaan administratif kredit yang memadai komputer, kewajiban nasabah menyamoaikan laporan secara
berkala, menyangkut produksi, penjualan, utang dan piutang, laporan neraca dan rugilaba, laporan tenaga kerja, kewajiban wira kredit, mengunjugi
proyek yang dibiayai, kosultasi manajemen yang terprogram anatar nasabah dan bank, sistem kegiatan pada administrator bank yang menangani nasabah
bank Irmayanto, 2002 : 84.
Pelunasana Kredit Nasabah yang mampu memenehi kewajibannya sesuai kesepakatan
yang dimuat dalam perjanjian kredit, sesuai dengan jadwal yang dibuat, maka kredit dinyatkan lunas. Jaminan yang semula dipegang, selanjutnya
dikembalikan kepada nasabah Irmayanto, 2002 : 84.
2. Jaminan Pemberian Kredit