BAB V – SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
V-4 dengan pembentukan modal manusia SDM yang berkualitas dan berdayaguna bagi
pembangunan daerah Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap kesehatan, tentunya dengan sarana kesehatan yang memadai, murah dan tersebar di
tiap kecamatan harus tersedia. Ketersediaan pra sarana dan sarana kesehatan yang cukup, baik dari peralatan, pelayanan dan tenaga medis akan meningkatkan kualitas kesehatan yang pada
gilirannya mempengaruhi Sumber Daya Manusia SDM di Kabupaten Aceh Tamiang. Sementara itu, Rasio dokter per 10.000 di Kabupaten Aceh Tamiang masih tergolong rendah
yaitu 0,263, yang artinya seorang tenaga ahli melayani sekitar 38.022 penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang
menjadi faktor penting dalam pembangunan daerah.
6. Meningkatnya Pembangunan yang Merata Bagi Semua Lapisan Masyarakat
Pemerataan pembangunan bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah, sehingga terjadi perkembangan wilayah di daerah perbatasan, pedalaman dan tidak
terjadi pemusatan pertumbuhan pembangunandi wilayah ibu kota kabupaten saja. Hal itu mencakup upaya pemanfaatan nilai strategis yang dimiliki, untuk meningkatkan kemampuan
daerah dalam pengembangan kawasan strategis melalui pengembangan infrastruktur. Pembangunan yang merata dapat diwujudkan dengan pembangunan sarana dan prasarana
jalan dan fasilitas umum hingga di pelosok desa. Pengembangan sistem jaringan prasarana jalan yang terintegrasi perlu dilakukan mendukung terciptanya pemerataan hasil-hasil
pembangunan, meningkatkan dan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi.
7. Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan
Rencana pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang mulai mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat, pembangunan yang
dilaksanakan akan menjadi kurang efektif. Partisipasi masyarakat terhadap perekonomian cukup berarti bagi kelangsungan roda pertumbuhan ekonomi. Partisipasi masyarakat memiliki banyak
bentuk, mulai dari yang berupa keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga,
pikiran, maupun pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah.
Untuk mendukung pelaksanaan manajemen pembangunan daerah, upaya mutlak yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas aparat pemerintahan daerah serta organisasi civil
society agar dapat mengambil peranan yang tepat dalam interaksi demokratis serta proses pembangunan secara komprehensif. Secara lebih spesifik bahwa pembangunan pada era
desentralisasi ini harus lebih memiliki dimensi peningkatan sumber daya manusia sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat dan mampu mengelola sumber
daya alam secara berkelanjutan. Untuk itu peran serta masyarakat langsung sangat diperlukan dan perlu terus diperkuat serta diperluas.
8. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan profesional
Faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan profesional. Upaya untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang bersih, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin
BAB V – SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
V-5 kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Pemerintahan yang bersih adalah prasyarat bagi kemajuan sebuah daerah. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan professional diperlukan berbagai kondisi dan
mekanisme hubungan yang berpotensi menopang pertumbuhan moralitas politik. Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan professional harus adanya peran masyarakat yang
dimana masyarakat mempunyai hak untuk mencari, memperoleh, dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah.
9. Diterapkannya aturan islam dalam kehidupan sehari-hari