II. C. Kanker Payudara
II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker adalah sebuah penyakit dari sel – sel dimana ditandai dengan penyebaran sel yang tidak terkontrol yang biasanya membentuk neoplasma ganas
Sarafino, 2011. Menurut Baradero 2007, kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya.
Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang abnormal yang muncul pada jaringan payudara Dewi, 2009. Menurut Mardiana
2007, kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu kelenjar pembuat air
susu, saluran kelenjar saluran air susu dan jaringan penunjang payudara. Dari pengertian – pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kanker
payudara adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penyebaran sel yang tidak terkontrol yang muncul pada jaringan payudara.
II. C. 2. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia Andrews, 2009. Di Amerika Serikat, kanker
payudara merupakan penyakit ganas yang paling sering terjadi pada wanita dewasa.
Universitas Sumatera Utara
Diperkirakan 180.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahunnya, dimana jumlah tersebut mewakili 32 dari semua kanker yang menyerang wanita,
dan 46.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya diakibatkan oleh kanker payudara Prett et al, 1994.
Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita sesudah kanker leher rahim Tjahjadi, 1995. Diperkirakan terdapat 100
penderita baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahun di Indonesia, dan angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari
seluruh kematian di Indonesia Mohamad, 1997. Di Indonesia, masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70 penderita datang ke pelayanan
kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. Saryono, 2008.
II. C. 3. Etiologi