tindak tutur yang ada dalam tuturan kru bus dengan penumpang bus jurusan Yogyakarta-Parangtritis dan juga menyaring data-data yang sekiranya tidak
diperlukan. Metode padan ini diwujudkan melalui teknik pilah unsur penentu dengan daya pilah pragmatik Sudaryanto, 1993:21. Dalam hal ini, setiap tuturan
dicari makna dan maksudnya, kemudian dikategorikan berdasarkan jenis dan fungsi masing-masing.
Metode reduksi
data digunakan
untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara tertentu sehingga simpulan akhir dapat ditarik Milles dan Michael
Hubberman, 1992:16. Pada tahap reduksi data ini, data yang telah diklasifikasikan kemudian diseleksi untuk menyaring data yang tidak diperlukan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat. Menurut Moleong 2007, 329 hal ini dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Selain itu, dengan cara ini
peneliti juga dapat melakukan pengecekan kembali terhadap data tuturan kru bus dengan penumpang yang telah didapatkan.
2. Pemeriksaan Sejawat.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Manfaat dari
teknik ini adalah untuk membuat peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran dalam menelaah, menjajaki, dan menguji hipotesis kerja yang muncul
antara pemikiran peneliti dan rekan sejawat selama proses diskusi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data-data yang diperoleh dan dibahas merupakan tindak tutur yang digunakan dalam interaksi antara kru bus dengan penumpang bus jurusan Yogyakarta-
Parangtritis. Pembagian jenis tindak tutur dalam penelitian ini berdasarkan klasifikasi yang diutarakan oleh Austin. Secara analitis, Austin membagi jenis tindak tutur
menjadi tiga jenis, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Bila dilihat dari tindak tutur lokusi terdapat kategori tuturan yang berupa
tuturan berita, tuturan tanya, dan tuturan perintah dalam tindak tutur yang digunakan interaksi antara kru bus dengan penumpang bus jurusan Yogyakarta-Parangtritis.
Dalam ketiga bentuk kalimat tersebut, kategori tuturan berita memiliki jumlah paling banyak, kemudian disusul dengan tuturan tanya dan tuturan perintah.
Berdasarkan penggolongan tindak tutur ilokusi yang dilakukan oleh Searle, dalam penelitian ini ditemukan jenis tindak tutur ilokusi kategori asertif, direktif,
ekspresif, dan komisif. Dalam penelitian ini jenis tindak tutur ilokusi yang paling banyak ditemukan yaitu jenis tindak tutur ilokusi kategori direktif, kemudian urutan
selanjutnya diikuti oleh ekspresif, deklaratif, dan komisif.