Prosedurlangkah-langkah pengembangan kurikulum SMA Negeri 4 Kota Balikpapan - Kalimantan Timur

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011 53 Tanah dan bangunan adalah milik pemerintah dengan luas tanah sebesar 34.280 M² dan luas bangunan 1.693 M². Luas tanah dan bangunan sekolah cukup luas dan lokasi yang mudah untuk diakses, terletak dipinggir jalan yang mudah dilalui kendaraan serta dekat dengan sungai. Namun kondisi bangunan dan sarana prasarana masih belum memadai dan belum sesuai dengan standar yang diharapkan, contoh : belum adanya ruang pertemuan Aula, ruang rapat, ruang untuk mengembangkan bina komunikasi dan wicara, belum memiliki penampungan air bersih, penataan pembuangan limbah, dan area parkir kendaraan garasi. Jumlah peserta didik sebanyak 68 orang siswa dengan berbagai jenis ketunaan yaitu: 5 orang siswa tunanetra, 7 orang siswa tuna rungu, 53 orang siswa tunagrahita, dan 2 orang siswa tunadaksa. Kemudian jumlah tenaga pendidik sangat terbatas dan hanya 4 orang guru yang berstatus PNS. Kondisi serba keterbatasan ini tidak mengurangi komitmen warga sekolah dalam mengimplementasikan program pendidikan karakter agar menjadi budaya sekolah sebagai sekolah yang berkarakter. Pada kondisi awal, KTSP yang dikembangkan belum mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter secara terstruktur, namun pada pelaksanaannya nilai-nilai pendidikan karakter sudah diterapkan secara rutin di sekolah. 1. ProsedurLangkah-langkah Pengembangan Kurikulum Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan sekolah adalah sebagai berikut:

a. Sosialisasasi Pada tahap ini, pusat kurikulum memberi penjelasan yang berkaitan dengan kebijakan

pemerintah pusat, konsep yang berkaitan dengan pendidikan karakter serta bagaimana mengimplementasikan kedalam KTSP kepada pihak-pihak terkait , termasuk SLBN yang dijadikan sekolah piloting. Sosialisasi pada tingkat sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan lainnya.

b. Magang di Sekolah best practice

Pihak Sekolah diberi pengalaman untuk mendapatkan masukan dan pelajaran dari sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan pendidikan karakter dengan cara mengunjungi dan mengobservasi sekolah yang sudah ditentukan oleh Pusat Kurikulum. c. Penyusunan Kurikulum Sekolah Luar Biasa Peyusunan Kurikulum SLB dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu: 1 Analisis Konteks Analisis konteks dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada SLB dengan hasil sebagai berikut: Kekuatan : x Lokasi cukup mudah dicari dekat jalan yang telah beraspal dan dekat sungai sehingga pembuangan limbah lancar. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011 54 x Lahan cukup luas untuk pengembangan prasarana olah raga maupun lokal kelas, Aula, asrama guru, asrama siswa, penjaga dan usaha-usaha lainnya di masa depan. x Adanya dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Singkawang, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, dan masyarakat sekitar. x Sudah ada tenaga guru dari berbagai jurusan dan instruktur sesuai bidang keterampilannya masing-masing. x Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai untuk memberikan keterampilan. x Masih banyak lahan untuk pengembangan ketrampilan hidup. x Memiliki buku-buku dan literatur yang memadai di perpustakaan. x Memiliki program dan peralatan IT. x Memiliki program dan peralatan pembelajaran E-Learning. x Peserta didik berasal dari beragam etnis dan agama. x Tenaga Pendidikan dan Kependidikan berasal dari beragam etnis dan agama. x Sekolah dapat memberdayakan alumni. x Ada dukungan dari komite sekolah dan orang tua murid Kelemahan : x Kualitas sebagian guru belum terpenuhi sesuai kebutuhan. x Kekurangan prasarana dan sarana olahraga yang sangat vital untuk melaksanakan kegiatan. x Belum tersedianya taman bermain anak-anak yang cukup. x Belum memiliki kerja sama dengan dunia usaha yang mendukung kegiatan keterampilan peserta didik dan income generating. x Belum memiliki asrama untuk peserta didik yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah. x Belum ada transportasi yang melewati sekolah maupun untuk antar jemput. x Guru, tenaga spesialis dan tenaga kependidikan lain sangat kurang jumlahnya dari kebutuhan. x Kualifikasi tenaga pendidik belum semuanya memiliki Sertifikat Profesi Guru. x Kualifikasi tenaga pendidik yang menangani peserta didik belum sesuai semuanya dengan standar kualifikasi S1 di bidangnya. x Guru berlatar belakang Pendidikan Khusus masih kurang jumlahnya dari standar kebutuhan. x Warga sekolah masih banyak yang belum mampu mengoperasikan perangkat TIK, sehingga fasilitas E-Learning belum optimal pemanfaatannya. Peluang : x Masih banyak siswa yang membutuhkan pendidikan khusus yang belum mendapat pelayanan. x Banyak stakeholders yang belum direkrut untuk menjadi mitra atau kerjasama sinergis. x Masih banyak lahan potensi untuk dikembangkan sebagai pembelajaran pertanian, perkebunan dan perikanan yang produktif.