Bab 4 – Sistem Sirkulasi
97
Sumber: Microsoft Encarta, 2005.
Gambar 4.4 Keping darah.
1 Eosino ę l mengandung granula berwarna
merah warna eosin disebut juga asido ę l.
Berfungsi pada reaksi alergi terutama infeksi cacing.
2 Basofil mengandung granula berwarna biru warna basa. Berfungsi pada reaksi
alergi. 3
Neutro ę l ada dua jenis sel yaitu neutroę l
batang dan neutrofil segmen. Disebut juga sebagai sel-sel PMN Poly Morpho
Nuclear. Berfungsi sebagai fagosit. b Agranulosit: leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Jenisnya
adalah limfosit dan monosit. 1 Limfosit ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B. Keduanya berfungsi
untuk menyelenggarakan imunitas kekebalan tubuh. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi sel
B imunitas humoral, sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T imunitas
seluler. 2 Monosit merupakan leukosit dengan ukuran paling besar. Monosit
dapat berpindah dari darah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag bersama
dengan neutroſ l merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur panjang.
Dari kelima jenis leukosit tersebut, neutroſ l merupakan sel-sel yang paling banyak menyusun leukosit.
4 Keping darah trombosit Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak
mempunyai inti. Diproduksi pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses pembekuan
darah. Trombosit disebut juga sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000
- 500.000 selcc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku hemostasis antara
lain adalah Faktor VIII Anti Haemophilic Factor. Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak
mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemoſ li.
b. Proses pembekuan darah Jika suatu jaringan tubuh terluka maka trombosit pada permukaan
yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase tromboplastin. Enzim ini akan mengubah protrombin menjadi trobin dengan bantuan ion
kalsium dan vitamin K. Protrombin merupakan protein yang tidak stabil yang dibentuk di hati dan dengan mudah dapat pecah menjadi senyawa-
senyawa yang lebih kecil, salah satunya adalah trombin. Selanjutnya, trombin
Sumber: Harun Yahya, Rahasia Kekebalan
Tubuh, 2004, Hal. 58.
Gambar 4.3 Macam-macam sel darah putih.
Limfosit Baso
¿ l Eosino
¿ l Netro
¿ l
Di unduh dari : Bukupaket.com
Biologi SMAMA Kelas XI
98
mengubah ſ brinogen larut dalam plasma darah menjadi ſ brin tidak larut dalam plasma darah yang berbentuk benang-benang halus. Benang-benang
halus ini menjerat sel-sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku. Jika luka seseorang hanya di permukan otot, biasanya darah
cepat membeku. Tetapi, bila luka lebih dalam, diperlukan waktu yang lebih lama agar darah membeku.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah ini
Trombosit pecah
mengeluarkan
Trombokinase Protrombin
vit. K ion Ca
2+
Trombin Fibrinogen
menjadi
Fibrin
c. Golongan darah
Darah dibagi menjadi beberapa golongan ber-
dasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel. Karl Landsteiner 1868– 1943 mengelompokkan golongan darah manusia berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. 1 Golongan darah A, jika eritrosit mengandung aglutinogen A dan aglutinin
E dalam plasma darah. 2 Golongan darah B, jika eritrosit mengandung aglutinogen B dan aglutinin
D dalam plasma darah. 3 Golongan darah AB, jika eritrosit mengandung aglutinogen A dan B, dan
dalam plasma darah tidak mengandung aglutinin. 4 Golongan darah O, jika eritrosit tidak mengandung aglutinogen A dan B,
dan plasma darah memiliki aglutinin D dan E. Perhatikan tabel 4.2.
Tabel 4.2 Golongan Darah dan Unsur Pokok Aglutinogen dan Aglutinin
Golongan Darah Aglutinogen
Aglutinin
A A
b B
B a
AB A dan B
- O
- a dan b
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang menerima
darah disebut resipien. Sel darah yang diberikan kepada resipien merupakan senyawa protein. Bila senyawa protein tidak sesuai dengan golongan darah
resipien, maka darah resipien akan menolak darah donor. Penolakan tersebut ditandai dengan penggumpalan darah aglutinasi yang dapat membahayakan
jiwa resipien. Jadi donor perlu memerhatikan jenis aglutinogen di dalam
Carilah informasi dari internet, buku, atau surat
kabar mengenai penyakit hemo
¿ li yang menyebab- kan darah sukar mem-
beku Informasi berkaitan dengan gen yang me-
ngendalikan, letaknya, serta proses penurunan-
nya. Kumpulkan hasilnya pada guru kalian
Tindak Lanjut
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 4 – Sistem Sirkulasi