Hak Cipta © 2016 Ikatan Akuntan Indonesia
71.13
hapus antar setiap penghasilan yang berasal dari aset alihan dan setiap beban yang terjadi dari liabilitas terkait lihat PSAK 50 paragraf 42.
3.2.23. Jika pihak yang mengalihkan memberikan agunan nonkas seperti instrumen
utang atau instrumen ekuitas pada pihak yang menerima pengalihan, maka akuntansi oleh pihak yang mengalihkan dan pihak yang menerima
pengalihan atas agunan tersebut bergantung pada apakah pihak yang menerima pengalihan memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan
kembali agunan tersebut, dan apakah pihak yang mengalihkan telah gagal bayar. Kedua belah pihak mencatat agunan tersebut dengan cara sebagai
berikut:
a Jika pihak yang menerima pengalihan memiliki hak sesuai kontrak atau
kebiasaan untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan tersebut, maka pihak yang mengalihkan mereklasifikasi aset tersebut contohnya
sebagai aset yang dipinjamkan, instrumen ekuitas yang dijaminkan, atau piutang pembelian kembali dalam laporan posisi keuangannya secara
terpisah dari aset lain.
b Jika pihak yang menerima pengalihan menjual agunan yang dijaminkan
padanya, maka pihak yang menerima pengalihan mengakui hasil penjualan tersebut dan mengakui liabilitas yang diukur pada nilai wajar
atas kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut.
c Jika pihak yang mengalihkan gagal bayar berdasarkan ketentuan dalam
kontrak dan tidak lagi berhak untuk menarik agunannya, maka pihak yang mengalihkan menghentikan pengakuan agunan tersebut, dan pihak
yang menerima pengalihan mengakui agunan tersebut sebagai asetnya yang diukur pada nilai wajar pada saat pengakuan awal, atau jika pihak
yang menerima pengalihan sudah menjual agunan tersebut, maka pihak yang menerima pengalihan harus menghentikan pengakuan
kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut.
d Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf c, pihak yang mengalihkan
tetap mencatat agunan tersebut sebagai asetnya, dan pihak yang menerima pengalihan tidak mengakui agunan tersebut sebagai aset.
3.3. Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
3.3.1. Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan atau bagian dari liabilitas
keuangan dari laporan posisi keuangannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.
3.3.2. Pertukaran antara peminjam dan pemberi pinjaman
exsisting atas instrumen utang dengan persyaratan yang secara substansial berbeda dicatat sebagai
penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan
Hak Cipta © 2016 Ikatan Akuntan Indonesia
71.14
baru. Serupa dengan hal tersebut, modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada atau bagian dari liabilitas
keuangan tersebut terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan kesulitan keuangan debitur dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan
pengakuan liabilitas keuangan baru.
3.3.3. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan atau bagian dari liabilitas
keuangan yang berakhir atau yang dialihkan ke pihak lain, dan imbalan yang dibayarkan, termasuk aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang
ditanggung, diakui dalam laba rugi.
3.3.4. Jika entitas membeli kembali bagian dari liabilitas keuangan, maka entitas
mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari liabilitas keuangan tersebut kepada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal pembelian kembali. Selisih antara a jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
dihentikan pengakuannya, dan b imbalan yang dibayarkan, termasuk aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang ditanggung, untuk bagian yang
dihentikan pengakuannya tersebut diakui dalam laba rugi.
BAB 4 KLASIFIKASI 4.1.
Klasifikasi Aset Keuangan 4.1.1.
Kecuali paragraf 4.1.5 diterapkan, entitas mengklasifikasikan aset keuangan sehingga setelah pengakuan awal aset keuangan diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau nilai wajar melalui laba rugi, dengan menggunakan dua dasar, yaitu:
a model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan
b karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan.
4.1.2. Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi
berikut terpenuhi:
a aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual dan
b persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga
solely payments of principal and interest dari jumlah pokok terutang. Paragraf PP4.1.1–PP4.1.26 memberikan panduan cara penerapan kondisi
ini.