model kurikulum LPTK yang sesuai dengan tuntutan kekinian seperti urgensi untuk menggalakkan kembali pendidikan karakter
dan memaksimalkan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, mengacu pada KKNI, dan masa depan untuk menjamin mutu calon
pendidik profesional.
Hasil pengembangan model kurikulum LPTK ini selanjutnya akan digunakan sebagai panduan LPTK dalam menyusun kurikulum
LPTK.
B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. 4.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 7.
Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 9.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor. 10.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
9
C. Tujuan
Panduan Pengembangan Kurikulum LPTK ini bertujuan sebagai: 1.
Acuan bagi LPTK dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kekinian, mengacu pada KKNI dan
masa depan untuk menjamin mutu calon pendidik profesional; 2.
Rujukan bagi pengembangan kurikulum LPTK yang mampu menyelesaikan pesoalan nasional di bidang pendidikan.
3. Landasan dalam merekonstruksi program dan
penyelenggaraan pendidikan calon pendidik profesional secara komprehensif di LPTK.
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
10
BAB II KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Pengembangan Kurikulum LPTK dan Kaitannya dengan KKNI
Dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi, dalam hal ini LPTK, institusi pendidikan harus melakukan penetapan konsep
lulusan yang akan termuat dalam visi dan misi institusi. Konsep lulusan tersebut selanjutnya akan terwujud sebagai profil lulusan.
Profil lulusan harus ditetapkan dengan mengacu pada rumusan mutu lulusan dan relevansi. Kesemuanya itu akan dicapai melalui
suatu rangkaian proses pendidikan yang bermutu, baik untuk pendidikan akademik maupun pendidikan profesi.
Di samping itu, sosok lulusan harus merujuk kepada standar nasional yang disesuaikan dengan karakteristik pendidikan tinggi
yang wajib menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Cakupan standar pendidikan tinggi lebih luas dari delapan standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan telah terbitnya Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI, kurikulum LPTK juga sudah harus merujuk kepada cakupan
capaian pembelajaran yang ditunjukkan oleh seorang lulusan pada tahap awal sebagai dasar pengembangan keahlian sesuai dengan
strata keahlian profesi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama.
Untuk pendidikan calon guru penyusunan kurikulum merujuk kepada cakupan deskripsi umum dan deskripsi jenjang kualifikasi
6 dan 7 pada lampiran Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 yang disesuaikan dengan keunikan karakteristik profesi
guru yaitu: • subyek layanan adalah manusia;
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
11