C. Sistem Evaluasi
Sebagai bagian penting dari proses menyiapkan guru dan tenaga kependidikan yang profesional, evaluasi berfungsi untuk memberi
informasi sejauh mana capaian hasil belajar ditunjukkan para calon lulusan dalam arti luas, termasuk ke dalamnya dimensi-dimensi
penguasaan materi bidang studi. Strategi pembelajaran, teknik evaluasi yang sahih dan handal, kecakapan melakukan tugas-tugas
non mengajar, sampai bagaimana mengidentifikasi kesulitan yang bermuara pada penelitian tindakan. Implikasi dari cakupan objek
evaluasi tersebut meliputi:
1. Validitas evaluasi
Validitas atau kesahihan evaluasi berarti ketepatan alat dan penggunaan ya terhadap dimensi capaian pembelajaran yang
telah dirumuskan dan ditargetkan. Dengan demikian jenis instrumen harus dapat manghasilkan informasi yang bersifat
kognitif yang dijaring melalui berbagai berbagai jenis tes, unjuk kerja yang dapat dijaring melalui pedoman obsevasi dan
portofolio, dan yang sangat penting penting soft skills dan perilaku etis sebagai calon pendidik yang dapat diperoleh
melalui pengamatan dan catatan catatan tract reckord.
2. Kehandalan Evaluasi
Alat evaluasi harus dapat digunakan dengan hasil yang ajeg memberikan hasil yang relatif sama pada kurun waktu yang
berbeda-beda. Hal ini dapat dicapai melalui uji coba yang hasil analisisnya digunakan untuk melakukan perbaikan perbaikan
instrumen. Untuk yang tidak bersifat kognitif seperti misalnya unjuk kerja diperlukan pelatihan untuk mengobservasi unjuk
kerja sesuai dengan kriteria kriteria capaian. Untuk mendapatkan tingkat objektifitas yang tinggi diperlukan
pengamat lebih dari 1 orang dengan tingkat kehandalan dan kecermatan dalam menilai suatu kejadianfenomena. Hal ini
berlaku baik pada prilaku yang sangat dinamis seperti praktik mengajar maupun untuk capaian hasil belajar yang dapat
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
63
diamati setelah kegiatan selesai seperti berbagai bentuk portofolio hasil kerja calon guru.
3. Cakupan
Rentangan pengalaman sebagai calon guru profesional sangat lebar. Oleh karena itu baik evaluasi melalui test maupun melalui
instrumen non test harus mewakili capaian capaian belajar yang dirancang untuk meluluskan seorang calon guru profesional.
Dalam hal ini bukan hanya berarti luasnya cakupan tetapi juga meliputi kedalaman esensi dari pengetahuan maupun perilaku
sebagaimana dideskripsikan dalam standar kompetensi profesi yang bersangkutan.
4. Pengadministrasian Evaluasi
Baik penyelenggaraan evaluasi dalam bentuk test kecakapan kognitif maupun unjuk kerja, harus diselenggarakan dalam
situasi yang memenuhi syarat-syarat penataan tempat duduk tempat dimana calon guru akan menunjukan kinerja yang
menjamin tidak ada perilaku perilaku yang mencederai kejujuran dalam proses menghasilkan data evaluasi. Selain itu
standar untuk menetapkan perolehan nilai harus menjadi pengetahuan semua pihak yang terkait sehingga prinsip
kejujuran dan keadilan dijunjung tinggi. Tak kurang pentingnya hasil analisis dan hasil akhir dari kegiatan evaluasi
didokumentasikan secara tertib sehingga bisa diakses oleh semua pihak termasuk mahasiswa maupun para pengelola yang
berkepentingan untuk memberikan masukan dalam menetapkan kebijakan. Prinsip transparansi dan objektifitas ditunjukan
dengan melibatkan pihak luar yang kompeten dalam melakukan uji kompetensi pada saat ujian PPL.
Catatan : Secara lebih rinci khusus untuk ujian akhir PPL diambil dari
pedoman pelaksanaan PPL yang mengandung bobotpersentase masing-masing bagian mulai dari unjuk kerja mengajar sampai
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
64
melakukan kegiatan-kegiatan non mengajar dan penelitian tindakan.
5. Bagaimana Mengevaluasi Karakter?