Sistem Pendidikan Nasional. Karena itu seperti lazimnya universitasperguruan tinggi negeri lainnya, tidak boleh lupa
bahwa kelahirannya bukan atas inisiatif sivitas akademika melainkan karena kebijakan Pemerintah Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 35 ayat 1 kurikulum pendidikan tinggi
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.
Sepanjang perjalanan sejarah pendidikan guru di Indonesia, sistem pendidikan guru ini menggunakan kurikulum dengan dua
komponen pokok, yaitu i komponen kurikulum untuk memberikan bekal kompetensi kependidikan dan ii komponen
kurikulum untuk memberikan bekal kompetensi substansi materi yang akan diajarkan. Secara singkat perjalanan Kurikulum LPTK
di Indonesia dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Kurikulum Era sebelum 1970an
Kurikulum pendidikan guru pada era sebelum 1970an, pada dasarnya dilaksanakan dengan sistem terintegrasi yaitu pola
penyiapan guru yang memadukan elemen pendidikan yang bercirikan nasionalisme, pedagogik, ilmu jiwa, bidang studi
yang diajarkan, dan praktik mengajar sebagai bagian yang terintegrasi dalam pembinaan akademik dan profesi. LPTK
menghasilkan calon guru dengan kualifikasi lulusan sarjana muda bachelor degree dan lulusan sarjana doctorandus dan
doctoranda. Kurikulum pendidikan guru sebelum tahun 1970-an ini terdiri dari atas6 elemen utama: i nasionalisme;
ii pedagogik; iii ilmu jiwa umum dan ilmu jiwa pendidik; iv didaktik metodik; v bidang studi yang diajarkan, dan vi
Praktik Mengajar.
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
4
2. Kurikulum Era 1970 – 1990
Kurikulum lembaga pendidikan tenaga kependidikan saat itu dikembangkan untuk menghasilkan calon guru profesional.
Pendidikan guru waktu itu dilaksanakan dengan sistem concurrent atau terintegrasi, yaitu pola penyiapan guru yang
terintegrasi antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi, yang ditandai dengan pemberian Ijazah dan Akta
Mengajar bagi setiap lulusannya. Kurikulum ini terdiri dari pengembangan kompetensi akademik kependidikan dan
kompetensi akademik bidang studi yang diperkuat dengan pengembangan jati diri bangsa Indonesia melalui Mata Kuliah
Dasar Umum yang dimaksudkan untuk menyiapkan pendidik yang religius, nasionalis, patriotik, dan berkepribadian luhur.
Pengelompokkan kurikulum waktu itu adalah: Kelompok Mata Kuliah Dasar Umum MKDU, Mata Kuliah Dasar Kependidikan
MKDK, Matakuliah Penguasaan Bidang Studi MKPBS, Mata Kuliah Proses Belajar mengajar MKPBM. MKDK dan MKPBM
adalah mata kuliah untuk menyiapkan calon pendidik yang menguasai kompetensi akademik kependidikan, dan MKPBS
adalah mata kuliah untuk menyiapkan calon pendidik menguasai kompetensi akademik bidang studi, yang dilandasi
dengan MKDU.
3. Dari Kurikulum 1994 ke Kurikulum 2000
Kurikulum 1994 pendekatannya adalah topik inti content based curriculum, yang menekankan hasil belajar pada
keutuhan penguasaan substansi bidang ilmu, dan dikelompokkan ke dalam Matakuliah Umum MKU,
Matakuliah Dasar Kependidikan MKDK, Matakuliah Keahlian I MKK I, dan Matakuliah Keahlian II MKK II. MKK I adalah
kelompok matakuliah untuk pengembangan kompetensi akademik kependidikan, dan MKK II adalah kelompok
matakuliah untuk pengembangan kompetensi akademik bidang studi. Pada implementasi kurikulum tersebut, LPTK
waktu itu pernah menerapkan kebijakan untuk menyiapkan
Pedoman Pengembangan Kurikulum LPTK
5
lulusannya tidak hanya menguasai kemampuan utama sesuai program studinya, tetapi juga kewenangan tambahan yang
dikenal dengan program Post Secondary Subject Matter PSSM dengan beban belajar kurang lebih 20 sks, sebagai contoh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa dapat mengambil PSSM Pendidikan Bahasa. Program tersebut kurang
sempurna dalam implementasinya, terutama dalam koordinasi pelaksanaan pembelajaran lintas program studi, dan lintas
fakutas.
4. Kurikulum LPTK setelah Tahun 2000