Literacy Class Perlindungan hak bagi pekerja anak melalui program pendidikan Literacy Class Di Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia

e. Rentan terhadap perlakuan diskriminatif f. Rentan mengalami kecelakaan kerja g.Rentan terhadap perlakuan tindak kekerasan, eksploitasi dan penganiayaan h. Rentan menciptakan generasi miskin dari pekerja anak melahirkan pekerja anak pula: 1. Masa depan suram karena pendidikan rendah atau bahkan tidak berpendidikan 2. Tidak mampu bersaing dengan pihak lain dalam era globalisasi. Perlindungan hak pendidikan bagi pekerja anak yang seharusnya hanya dibutuhkan membantu meringankan kebutuhan keluarga, akan tetapi anak dijadikan sebagai penopang ekonomi keluarga tanpa memperhatikan faktor lainnya. Hal tersebut karena akan menimbulkan dampak fisik dan psikologis bagi anak, yang paling penting terhambatnya hak mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia mereka.

C. Literacy Class

1. Konteks Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia YPSI

Menurut Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia YPSI, literacy class merupakan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. a. Pengertian Pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 18 Disebutkan pula menurut Shai Lun A. Nasir, pendidikan adalah suatu usaha yang sistematis dengan pragmatis dalam membimbing anak didik dengan cara sedemikian rupa. 19 Sedangkan dalam Ketentuan umum, Bab 1 pasal 1 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan anak didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.” UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989. b. Faktor-faktor dalam Pendidikan Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan menurut Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan adalah: 1 Faktor tujuan = 88 . - 8 : 3 4 6 8 . Tujuan pendidikan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, disadari dan dijadikan sasaran oleh setiap pendidik yang melaksanakan kegiatan pendidikan. 2 Faktor anak didik Faktor yang mempengaruhi pendidikan salah satunya adalah anak didik, pengertian anak didik ysitu anak atau orang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan atau seseorang yang menjadi tanggung jawab seorang pendidik tertentu; anak didik tersebut adalah anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada pendidik itu, karena ia secara alami tidak berdaya, ia sangat memerlukan bantuan pendidikan untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara jasmaniah maupun rohaniah. 3 Faktor Pendidik Faktor pendidik pun merupakan faktor penting dan penentu keberhasilan anak didik maka dari itu pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan atau kedewasaan seorang anak. Jadi sebenarnya seorang disebut pendidik karena adanya peranan dan tanggung jawabnya dalam mendidik seorang anak. 20 c. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan adalah terbentuknya kehidupan sebagai makhluk yang sempurna, suatu kehidupan di mana ketiga hakikat manusia baik secara individu, makhluk sosial dan makhluk religius dapat terwujud secara harmonis. Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Bab II pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 21 d. Pengertian Anak Usia Dini Pengertian dari Anak Usia Dini yaitu proses pertumbuhan anak di mana kehidupan anak seluruhnya masih tergantung dalam perawatan orang 6 ? ,3 2. 1 , - tuanya atau ditafsirkan anak usia 0-2 tahun. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2000 pasal 28 tentang pendidikan usia dini: 1 Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar 2 Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal 3 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak, raudhatul athfal atau yang sederajat 4 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain, taman penitipan anak dan lainnya 5 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. 22 Pembelajaran anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi, ide dan orang di sekitarnya. Pendidik dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak guna mengidentifikasi tentang ketepatan tingkah laku, aktifitas dan materi yang 3 diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat dan pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai. Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi, nilai sosial budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu. Kalangan para pendidik pun sudah ada kesepakatan bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap perkembangannya. Hanya saja dalam praktek pendidikan sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukan betapa peran orang tua dan masyarakat umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah masa kehidupan anak yang masih tergantung dan membutuhkan pertolongan orang lain dalam setiap kegiatannya yakni pada usia 3-6 tahun. Penulis mengambil kesimpulan ini karena pada umumnya batas usia 6 tahun itulah orang tua mendidik anak-anak mereka pada pendidikan prasekolah, kemudian setelah umur 6 tahun biasanya anak akan dimasukan ke sekolah dasar.

2. Literacy Class Dalam Kamus Bahasa Inggris

Dalam Kamus Bahasa Inggris karangan Prof. Drs. S. Wojowarsito, kata literacy class, berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata literacy yang artinya kepandaian membaca dan menulis, serta kata class yang berarti kelas. 23 Selanjutnya dalam Webster New Collegiate Dictionary, literacy class berasal dari bahasa Inggris, literacy yang berarti kepandaian membaca dan menulis; kata class yang berarti kelas. 24 Dibahas pula dalam Wikipedia Online, kata literacy yaitu: “Traditional literacy has been commonly defined as the ability to read and write at an adequate level of proficiency that is necessary for communication more recently however, literacy has taken on several meaning. Technology literacy, mathematical literacy and visual literacy are just a few examples. While it may be difficult to gauge the degree to which literacy has an impact on individuals over all happiness, one can easily infer that an increase in literacy will read to the improvement of an individuals and the development of societies.” 25 “Literasi secara umum yaitu kemampuan membaca dan menulis, pada level menengah agar pandai berkomunikasi. Belakangan ini, literasi cakupannya lebih luas. Dalam perkembangannya, kemampuan dalam berhitung dan menggambar adalah sebagian contohnya. Kesulitan pemahaman tentang literasi akan berdampak pada kebahagiaan semua ? + 5 + 5 6 88 . - 882. 25 http:wiki.tigweb.orgindex.php?title=Understanding_Literacy orang, satu hal untuk memudahkan bahwa literasi memfokuskan pada kemampuan membaca serta membawa dampak pada kehidupan individu dan pengembangan masyarakat”. Bisa penulis simpulkan bahwa literacy class adalah suatu wadah atau tempat dimana menjadi tempat perkumpulan anak usia dini yang berkisar antara 3 hingga 6 tahun yang mempunyai tujuan dalam bidang pendidikan yang kegiatanya tidak hanya membaca dan menulis tetapi juga bernyanyi, menggambar dan berhitung.

D. Pekerja Sosial