Kebutuhan Bahan Kimia Untuk Utilitas Kebutuhan Listrik Kebutuhan Bahan Bakar Unit Pengolahan Limbah

Jadi, Kebutuhan resin = 3 25 850 , 38 ft kg hari kg = 1,554 ft 3 71 , 4 554 , 1 hari Tinggi resin = = 0,330 ft Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft Tabel 12.4, Nalco, 1988 Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft × 4,71 ft 2 = 11,775 ft hari kg ft kg ft 850 , 38 25 775 , 11 3 3 × 3 Waktu regenerasi = = 7,577 hari = 7 hari 14 jam Kebutuhan regenerant NaOH = 38,850 kghari × 3 3 25 10 ft kg ft lb = 15,54 lbhari = 7,049 kghari = 0,294 kgjam = 0,3 kgjam

7.2 Kebutuhan Bahan Kimia Untuk Utilitas

Kebutuhan bahan kimia untuk utilitas adalah sebagai berikut : Tabel 7.6 Kebutuhan Bahan Kimia untuk Utilitas No Bahan Kimia Jumlah Kgjam 1 Al 2 SO 4 0,078 3 2 Na 2 CO 0,423 3 3 Kaporit 0,001428 Total 0,502

7.3 Kebutuhan Listrik

Tabel 7.7 Perincian Kebutuhan Listrik No. Pemakaian Jumlah hP 1. Unit proses 12 2. Unit utilitas 10 3. Ruang kontrol dan Laboratorium 20 Universitas Sumatera Utara 4. Bengkel 20 5. Penerangan dan perkantoran 30 6. Perumahan 50 Total 142 Total kebutuhan listrik = 142 hP Efisiensi generator 80 Perry,1999, maka : Daya output generator = 8 , 142 = 177,5 = 133 kW Untuk perancangan disediakan 1 unit diesel generator dengan spesifikasi tiap unit sebagai berikut : 1. Jenis Keluaran : AC 2. Kapasitas : 300 kW 3. Tegangan : 220 – 240 Volt 4. Frekuensi : 50 Hertz 5. Tipe : 3 fase 6. Bahan bakar : Solar Universitas Sumatera Utara

7.4 Kebutuhan Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah minyak solar karena mempunyai nilai bakar yang tinggi. Keperluan bahan bakar untuk generator adalah sebagai berikut : Nilai bahan bakar solar : 19.860 Btulb m m lb Btu jam Btu 860 . 19 600 . 023 . 1 Perry, 1999 Densitas bahan bakar solar : 0,89 kgL Jumlah generator yang digunakan adalah 1 unit Daya output generator = 1 x 300 kW x 3.412 BtujamkW = 1.023.600 Btujam Jumlah Bahan Bakar = = 51,540lb m jam x 0,45356 kglb L kg jam kg 89 , 377 , 23 m = 23,377 kgjam Kebutuhan Solar untuk generator = = 26,266 Liter jam

7.5 Unit Pengolahan Limbah

Setiap kegiatan industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Limbah industri perlu ditangani secara khusus sebelum dibuang ke lingkungan sehingga dampak buruk dari limbah yang mengandung zat – zat membahayakan tidak memberikan dampak buruk ke lingkungan maupun manusia itu sendiri. Sumber – sumber limbah pada pabrik pembuatan garam Epsom meliputi : 1. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran – kotoran yang melekat pada peralatan pabrik 2. Limbah dari pemakaian air domestik Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair Universitas Sumatera Utara 3. Limbah cair dari laboratorium Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan – bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan serta digunakan untuk penelitian dan pengembangan proses 4. Limbah Unit proses Limbah yang berasal dari unit proses i ini mengandung bahan – bahan kimia baik limbah cair maupun limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan hanya CaSO 4 Senyawa . Limbah ini telah diendapkan dalam bak pengendap BP. Selain itu Limbah cair diantaranya seperti yang terlihat pada tabel 7.8. Tabel 7.8 Spesifikasi komposisi limbah cair proses mol F kgjam H 2 SO 0,014 4 11,087 MgSO 0,121 4 90,020 H 2 0,86 O 638,534 FeSO 0,00004 4 0,030 Total 739,671 Dengan kondisi limbah cair pabrik Magnesium Sulfat Heptahydrat yang telah dijabarkan di atas serta dengan menghemat area untuk pengolahan limbah serta biaya operasiaonal, maka pengolahan limbah cair pabrik Magnesium Sulfat Tetrahydrate dilakukan oleh IPAL daerah Gresik dengan mengirimkan air buangan secara pipa nisasi seperti yang dilakukan beberapa industri lain dikawasan Gresik Jawa Timur. Universitas Sumatera Utara

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

8.1 Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan dua alasan pemilihan yaitu mendekati tempat bahan baku berada atau mendekati pasar Teuku Beuna, 2007. Alasan pemilihan lokasi pabrik perlu diperhitungkan pula biaya pengiriman, transportasi, sarana dan prasarana di daerah lokasi pendirian pabrik serta kebijakakan yang berlaku di daerah setempat. Pemilihan lokasi pabrik pembuatan magnesium sulfat heptahydrat didasarkan atas tempat bahan baku utama yaitu asam sulfat yang terdapat di daerah Gresik, serta utilitas yang mendukung dari hal penyediaan air dari Sungai Kali Tengah di Jawa Timur. Berdasarkan pemilihan tersebut, maka Pabrik Magnesium Sulfat Garam Epsom ini direncanakan berlokasi di Gresik tepatnya di kabupaten Gresik kawasan Kali Tengah Surabaya Jawa Timur. Faktor – faktor pemilihan daerah pendirian pabrik Magnesium Sulfat Garam Epsom diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Faktor Utama 2. Faktor Khusus

8.1.1 Faktor Utama

Adapun yang termasuk di dalam faktor utama pendirian Magnesium Sulfat Garam Epsom adalah sebagai berikut : a Pemasaran Kebutuhan Magnesium Sulfat Garam Epsom sangat dibutuhkan didalam negeri maupun di luar negeri. b Transportasi Penyedian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan darat. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik memiliki sarana transportasi darat yang cukup memadai. Lokasi pabrik terletak di tepi jalan raya yang menghubungkan jalur lintas antar propinsi sehingga mempermudah Universitas Sumatera Utara