Pengembangan Industri Kecil INDUSTRI .1 Pengertian Industri

Kelemahan industri kecil terutama dalam hal kemampuannya untuk bersaing masih sangat lemah, tidak hanya di pasar domestik terhadap produk-produk dari IMB atau impor tetapi juga di pasar ekspor. Tidak hanya tingkat daya saing globalnya, tetapi tingkat diversifikasi produk dari industri kecil di Indonesia juga rendah. Kelemahan ini juga disebabkan oleh banyak masalah-masalah yang dihadapi kelompok industri tersebut yang menjadi kendala serius bagi perkembangan serta pertumbuhannya. Masalah-masalah tersebut termasuk keterbatasan dana, baik untuk modal kerja maupun investasi, kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan penyediaan bahan baku dan input-input lainnya, keterbatasan sumber daya manusia pekerja dan manajer dengan kualitas baik, pengetahuanwawasan yang minim mengenai bisnis, tidak hanya akses ke informasi, keterbatasan teknologi dan lainnya. Tingkat keseriusan dari setiap masalah tersebut bervariasi, tidak hanya antara subsektor, tetapi juga antara sesama pengusaha di subsektor yang sama Tambunan, 1999 : 118 .

2.1.6 Pengembangan Industri Kecil

Basri 1994 : 153 menjelaskan bahwa untuk pengembangan industri kecil di masa yang akan datang ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Dalam konteks kebijakan, peran penting pemerintah hendaknya menjamin terintegrasinya kepentingan industri kecil dalam kebijakan makro ekonomi dan tidak diskriminatif. Pengembangan industri kecil tidak hanya berdasarkan atas asas pemerataan tetapi lebih terkait dengan kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. b. Di tingkat kelembagaan, mekanisme kerjasama antara lembaga pemerintah, swasta, maupun swadaya harus dikembangkan berdasarkan pembagian kerja fungsional. c. Prioritas pengembangan industri kecil haruslah dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Ini berarti pengembangan infrastruktur haruslah diorientasikan kepada pola distribusi sumber daya yang merata terhadap pelaku ekonomi yang ada. Inti dari pengembangan industri kecil sebagaimana dikemukakan di atas pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya yang bermutu, maka industri kecil akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi industri kecil yang tangguh. Hingga saat ini sebenarnya sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk membantu industri kecil. Mulai dari menciptakan banyak credit schemes dari perbankan, keharusan BUMN menyisihkan sebagian dari profitnya untuk membantu industri kecil, menciptakan sentra-sentra, hingga gerakan nasional kemitraan usaha. Tapi sayangnya, fakta menunjukkan bahwa hingga saat ini kinerja industri kecil di Indonesia belum baik, terutama jika dibandingkan dengan industri kecil negara- negara lain seperti Taiwan, Singapura dan Korea Selatan. Program-program pemerintah selama ini ternyata tidak terlalu efektif Tambunan, 1999 : 221 . Menurut Tambunan, salah satu penyebabnya adalah bahwa selama ini pemerintah belum memiliki visi yang jelas mengenai peranan industri kecil di dalam perekonomian Indonesia, dan ini sangat mempengaruhi kebijaksanaan pengembangan industri kecil selama ini. Industri kecil dianggap penting hanya sebagai salah satu instrument politik untuk menaggulangi masalah-masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Industri kecil tidak hanya dilihat sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi sepenuhnya di dalam dunia usaha nasional secara nyata. Industri kecil harus dilihat sebagai unit usaha yang terintegrasi sepenuhnya dengan IMB di dalam industri nasional. Peranan pemerintah juga harus berubah. Peranan pemerintah dalam mendukung industri kecil dan menengah hanyalah sebagai fasilitator, stimulator, regulator dan stabilisator. Hal utama yang perlu dilakukan pemerintah, khususnya pemerintah daerah setempat, bukan memberikan segala macam fasilitas-fasilitas kemudahan seperti credit schemes dengan suku bunga murah, melainkan menghilangkan segala market distortions, pengaturan-pengaturan tata niaga yang kenyataannya selama ini hanya memperbesar distorsi pasar yang lebih merugikan industri kecil itu sendiri.

2.1.7 Peranan Industri Kecil Dalam Pembangunan Khusunya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja