Dina Amrina Raz : Karakteristik Anomali Ortodonti Pada Penderita Talasemia Mayor Dan Perawatannya, 2009.
3.1.2 Karakteristik Anomali Ortodonti
Karakteristik anomali ortodonti meliputi jaringan lunak mulut, maksila dan mandibula serta gigi-geligi.
13
3.1.2.1 Jaringan Lunak Mulut
Perubahan jaringan lunak mulut terdiri dari bibir yang inkompeten, mukosa dan gingiva yang pucat atau kuning jaundice, sore tongue sakit atau luka pada
lidah dan jumlah saliva yang kurang. Perubahan ini dipengaruhi oleh anemia yang berat, defisiensi asam folat, dan menurunnya jumlah Ig A.
8,14
Bibir yang inkompeten pada penderita talasemia berhubungan dengan maksila yang besar.
7
Penderita memerlukan kontraksi otot untuk mencapai kontak bibir atas dan bawah pada saat mandibula dalam keadaan istirahat.
29
Keadaan ini terjadi karena pada umumnya penderita talasemia memiliki hubungan skeletal Klas II dengan
prognati maksila dan overjet yang besar.
7
Jumlah sel darah merah yang kurang karena anemia berat mengakibatkan warna gingiva dan mukosa menjadi pucat,
9,13
serta perdarahan pada gingiva.
20
Perdarahan ini dipengaruhi oleh adanya splenomegali yang menyebabkan trombositopenia jumlah trombosit menurun
24
.
20
Pada penderita talasemia dengan jaundice kronik menyebabkan gingiva berwarna kuning lemon. Perubahan warna ini
terlihat jelas pada regio posterior palatum durum dan dasar mulut.
9
Sore tongue dipengaruhi oleh defisiensi asam folat.
11,13
Defisiensi asam folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA. Hal ini mengakibatkan perubahan
morfologi inti sel seperti eritrosit sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Tanda-
Dina Amrina Raz : Karakteristik Anomali Ortodonti Pada Penderita Talasemia Mayor Dan Perawatannya, 2009.
tanda klinis defisiensi asam folat biasanya terlihat letih, lemah, sakit kepala, kulit pucat, mudah pingsan, maupun kehilangan berat badan.
9,30
3.1.2.2 Maksila dan Mandibula
Penderita talasemia mengalami overgrowth maksila dalam 3 dataran yang dipengaruhi oleh pembesaran sumsum tulang didaerah zygoma. Komposisi tulang
didaerah zygoma lebih dominan disusun oleh tulang cancellous yang banyak mengandung sumsum tulang sehingga mudah mengalami pembesaran hiperplasia.
Pembesaran sumsum tulang lebih sering di maksila daripada mandibula.
31
Pembesaran maksila berhubungan dengan kadar hemoglobin penderita, semakin rendah kadar hemoglobin maka pembesaran maksila akan semakin parah..
12
Hiperplasia zygoma menghasilkan karakteristik wajah yang disebut chipmunk facies Gambar 4 5 disertai pembesaran maksila, tulang pipi menonjol ke depan, pangkal
hidung terlihat masuk dan jarak antar kedua mata terlihat lebar sehingga menghasilkan penampilan wajah mongoloid.
3,4,7,11,17,18,31
Pembesaran maksila ini mengakibatkan ukuran rahang tidak seimbang dengan ukuran gigi, sehingga terjadi
diastema antar gigi.
18
Dina Amrina Raz : Karakteristik Anomali Ortodonti Pada Penderita Talasemia Mayor Dan Perawatannya, 2009.
a b Gambar 4. Chipmunk facies pada penderita talasemia mayor.
a Tampak dari samping, b Tampak dari depan
9
Gambar 5. Chipmunk facies talasemia mayor
3,7
Sedangkan pada mandibula juga mengalami pembesaran sumsum tulang pada daerah posterior dan menimbulkan diastema didaerah tersebut Gambar 6.
Pembesaran dan penipisan tulang kortikal mandibula berhubungan dengan kadar hemoglobin penderita. Semakin rendah kadar hemoglobin maka penipisan tulang
Dina Amrina Raz : Karakteristik Anomali Ortodonti Pada Penderita Talasemia Mayor Dan Perawatannya, 2009.
akan semakin parah.
4
Ada j uga penderita talasemia mayor memiliki rotasi
mandibula yang normal atau rotasi ke belakang dan ke bawah. Penderita talasemia mayor juga dapat memiliki mandibula yang atropi.
Perubahan ini dipengaruhi oleh fusi yang terlalu dini pada sutura occipital. Kondilus mandibula yang merupakan pusat pertumbuhan dapat terlibat dalam fusi yang terlalu
dini pada sutura occipital yang dapat menghambat pertumbuhan mandibula terhadap struktur anterior maxillofacial.
3
Gambar 6. Pembesaran sumsum tulang dan diastema gigi pada posterior mandibula
4
3.1.2.3 Gigi Geligi