Data Penelitian ANALISIS HASIL PENELITIAN

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejalan dengan perkembangan sejarah perjuangan bangsa, baik masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada kemerdekaan dan pembangunan saat ini, perkebunan di Indonesia khususnya Sumatra Utara yang dikenal dengan daerah perkebunannya mengalami banyak perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Kesempatan ini diambil oleh Horrison dan Crossfield, yang berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan residen Sumatra Timur. Dalam rangka konversi Undang-undang Pokok Agraria UU No. 5 Tahun 1960 hak Concessie tersebut dikonversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam Surat Mentri Agraria Tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 1371. Pada tahun 1962 – 1963 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan antara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatra Utara. Dari penggabungan ini maka terbentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didirikan berdasarkan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 di hadapan Notaris Raden Kadiman Jl. Kali Besar Barat 15 A Jakarta dan kemudian dihadapan Notaris yang sama naskah pendirian diperbaharui dengan akte No. 20 tanggal 9 September 1963. Sedangkan pengukuhan perusahaan menjadi suatu badan hukum disahkan Menteri Kehakiman tanggal 14 September 1963 No. J.A5121120 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Oktober 1963 No. 81. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi konflik antara Pemerintah Inggris dengan Indonesia yang menyebabkan kaum buruh perkebunan dan Pemerintah Republik Indonesia berinisiatif mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya pada Bangsa Indonesia untuk meneruskan aktivitas usaha perkebunan yang terkendala. Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan itu diserahkan kepada Badan Pengawas Pemerintah Daerah kemudian oleh Pemerintah Daerah mempercayakan pengawasan perusahaan perkebunan kepada suatu badan bernama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia dan setelah itu digantilah PT. PP. London Sumatra Indonesia menjadi PT P.P. Dwikora. Tetapi dalam tahun tersebut terjadi lagi perubahan berdasarkan ketetapan Presiden No. 16 tahun 1964 diadakan perjanjian antara Pemerintah RI dengan Harrison Crosfield Ltd, London dan perjanjian ini mulai berlaku tanggal 20 Maret 1968. Isi perjanjian itu adalah bertujuan untuk : 1. Pengembalian hak milik dari pemerintah kepada Harrison Crosfield Ltd, di Sumatra Utara. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 2. Kerjasama perusahaan di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, proyek pertanian lainnya dan proyek bahan pangan. Perjanjian berdasarkan atas : 1. Instruksi Presidium Kabinet No. 28UIN121966, tanggal 12 Desember 1966 dan semua peraturan lain yang berhubungan dengan pengendalian perusahaan- perusahaan asing. 2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing dan semua peraturan Penanaman Modal asing di Indonesia. Setelah perjanjian disepakati, pemerintah menyerahkan pengusahaan dan penguasaan perusahaan tersebut kepada pemilik semula, yakni Harrison Crosfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan perusahaan berganti nama kembali menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia yang sesuai dengan pengesahan akte pendirian semula. Anggaran dasar Perseroan mengalami beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir pada tanggal 25 Juli 1997, sehubungan dengan perubahan Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No. C2-6275.HT.01.04 tahun 1997 tanggal 16 juli. Berkaitan dengan perubahan anggaran dasar Perseroan sebagaimana diatur oleh Undang Umdang No. 11995, perubahan nama perusahaan menjadi PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk serta perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di Jakarta. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang di sebut Hak Guna Usaha HGU, berlaku selama 30 tahun dengan opsi pembaharuan. Semua Hak Guna Usaha berakhir tahun 1998. Pada tanggal 31 Desenber 1997 perusahaan telah memperoleh kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25 tahun hingga tahun 2003. Pada bulan Juli 1994 Lonsum mulai diambil alih dan dikelola oleh para bisnisman Indonesia. September 1995 Lonsum mulai mengadakan ekspansi lahan perkebunan terutama lahan sawit di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur. Seiring semakin berkembangnya perusahaan, maka pada Juli 1996 Lonsum mendaftarkan diri pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan inisial Emiten LSIP. Pada Juli 2004 diadakan pemulihan keuangan dengan ditandatanganinya perjanjian restrukturisasi hutang jangka panjang yang membuat babak baru dan perbaikan financial perusahaan yang membuat para investor baru berminat untuk menanamkan dan mempercayakan investasinya di PT P.P.. London Sumatra Indonesia Tbk. Saat ini perusahaan PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk dimiliki oleh para stock holder berikut : a. CS Singapore TR AC Client 50, 45 b. PT Pan London Sumatra Plantation 20, 94 c. Public 23, 04 d. The Northem Trust Company 5, 57 PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk yang berkantor pusat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 2 Medan Sumatra Utara merupakan perusahaan perkebunan Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. terkemuka yang telah berpengalaman selama 100 tahun yang mengelola bermacam-macam usaha antara lain : 1. Perkebunan 2. Industri pengolahan hasil perkebunan 3. Pemuliaan bibit unggul 4. Jasa konsultasi perkebunan Dengan kegiatan operasional berlokasi di Indonesia serta kantor pemasaran berada di Singapura dan Belanda. PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk mengelola dan menghasilkan beberapa komoditas perkebunan antara lain kelapa sawit, karet, coklat, teh, dan Kelapa yang tersebar di wilayah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan perkebunan plasma yang terdapat di Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan. Adapun perkebunan yang dimiliki PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, tersebut terdapat di berbagai daerah seperti: Tabel 4.1 Nucleus Estate No. Estates Names District Province Description 1. Dolok Batu Bara North Sumatera Oil Palm Estates 2. Gunung Melayu Asahan North Sumatera Oil Palm Estates 3. Bagerpang Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates 4. Rambong Sialang Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates 5. Sei Merah Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 6. Si Bulan Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates 7. Bungara Langkat North Sumatera Oil Palm Estates 8. Turangie Langkat North Sumatera Oil Palm Estates 9. Pulo Rambong Langkat North Sumatera Oil Palm Estates 10. Sei Rumbia Labuhan Batu North Sumatera Oil Palm Rubber Estate 11. Bah Bulian Simalungun North Sumatera Oil Palm Rubber Estate 12. Bah Lias Simalungun North Sumatera Oil Palm, Cocoa Coconut Estate 13. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 14. Belani Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 15. Gunung Bais Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 16. Ketapat Bening Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 17. Riam Indah Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 18. Sei Kepayang Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 19. Sei Lakitan Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 20. Terawas Indah Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 21. Sei Gemang Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate 22. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate 23. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate 24. Bebah Permata Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate 25. Kertasarie Bandung West Java Tea Estate 26. Trebasala Banyuwangi East Java Cocoacoffe estate 27. Balombissie Bulukumba South Sulwesi Rubber Estate 28. Palang Isang Bulukumba South Sulwesi Rubber Estate 29. Pungkol Minahasa North Sulawesi CocoaCoconut estae Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 30. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 31. Budi Tirta Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 32. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 33. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate 34. Kencana Sari Lahat South Sumatera Oil Palm Estate 35. Pahu Permai Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate 36. Pahu Makmur Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate 37. Jelau Makmur Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate 38. Sari Jempang Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tabel 4.2 Plasma Estate No. Estates Names District Province Description 1. Air Bening Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 2. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 3. Dwi Makmur Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 4. Ekasari Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 5. Marga Sido Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 6. Muara Kelingi Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 7. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 8. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 9. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate 10. Bebah Permata Ogan Komering Ilir South Sumatera Ruber Estate Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 11. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Ruber Estate 12. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Ruber Estate 13. Tibona Bulukumba South Sulawesi Ruber Estate Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Selain mengelola tanaman perkebunan, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., juga melakukan pengolahan hasil perkebunan yang dilakukan beberapa pabrik yang terdapat ditiap-tiap daerah. Hasil perkebunan dan pengolahan pabrik akan dijual kedalam dan luar negeri berupa minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit, coklat, kopra, teh, kopi, bibit kelapa sawit, dan bibit coklat. Adapun luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Location Oil Palm Rubber Cocoa Tea Mature Imm Mature Imm. Mature Imm Matur Imm North Sumatra 28,100 3,164 5,207 469 2,596 35 South Sumatra 15,662 7,176 5,252 863 West Java 582 3 East Java 1 1,174 565 East Kalimantan 4,556 15 Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. North Sulawesi 593 South Sulawesi 3,885 1,030 Plasma S. Sumatra 30,728 886 3,259 Plasma S. Sulawesi 740 Total Area Ha 79,046 11,242 18,343 2,363 4,363 600 583 3 Imm = Immature Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban, serta tanggung jawab. Pada umumnya, suatu organisasi digambarkan dalam bentuk bagan tertentu sehingga bagan tersebut akan dapat dilihat dengan jelas tentang tugas serta kedudukan masing- masing orang dalam organisasi tersebut. Dalam menjalankan fungsi-fungsi dan tugas masing-masing serta memperlancar aktivitas arus kerja perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi yang jelas dalam menggambarkan departemen-departemen yang dapat membantu pimpinan dalam mencapai suatu tujuan serta dapat mengetahui posisi, tugas, dan wewenang setiap departemen dan bagaimana sebenarnya hubungan antar departemen tersebut. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. Bentuk struktur organisasi pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis atau line organization yang menggambarkan pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, serta wewenang didalam perusahaan secara vertikal serta mencerminkan hubungan antar departemen secara horizontal. Berikut ini akan dijelaskan tentang tugas dan wewenang masing-masing bagian yang terdapat dalam PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam skripsi ini: 1. Board of Comissioner Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP. London Sumatra Inhdonesia Tbk. Posisi ini dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjukdisahkan oleh pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah: a. Mengawasi dewan direksi. b. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan yang diajukan Presiden Direktur. c. Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden direktur dalam menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik. d. Berhak memasuki tempat-tempat yang dipergunakan dikuasai oleh perusahaan. e. Berhak memeriksa keadaan kas dan lain-lain serta memeriksa segala tindakan ynag telah dijalankan Direksi. f. Berhak atas beban perusahaan dan meminta bantuan ahli untuk melakuka n pemeriksaan tersebut. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 2. Presiden Director Presiden director adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan para direktur. Presiden Director berkewajiban mempertanggung jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Director adalah: a. Membuat perencanaan perusahaan. b. Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan. c. Berkewajiban mempertanggungjawabkan segala kebijkasanaan yang dilakukan kepada Dewan Komisaris. 3. Managing Director Operations COO a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan dalam bidang produksi, baik kualitas maupun kuantitas. b. Membawahi seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi. 4. Managing Director Finance CFO a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. b. Mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh bagian keuangan, seksi perpajakan, asuransi, tekhnik pembukuan dan pemeriksaan. c. Mengadakan pengawasan terhadap masuk dan keluarnya uang. 5. Managing Director Human Resource General Service a. Bertanggung jawab atas sumber daya manusia serta menjaga hubungan industri yang kondusif. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. b. Mengontrol kegiatan dari pelayanan umum yang mencakup fasilitas, keamanan, pengadaan dan logistik. 6. Managing Director Sales a. Bertanggung jawab atas segala kegiatan penjualan yang terjadi di perusahaan. b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian penjualan. 7. Head of Internal Audit Risk Managemen a. Bertanggung jawab kepada Presiden Directur b. Membuat perencanaan audit berdasarkan profil resiko yang sekurang- kurangnya meliputi terhadap kajian internal. c. Memimpin dan mengolah kegiatan internal audit dan risk managemen d. Melakukan audit dan menyiapkan pelaporan audit e. Membuat program komunikasi dengan fungsi manajemen resiko dan pengendalian internal yang ada dalam manajemen. 8. Head of Accounting Tax a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi keseluruhan aktivitas akuntansi dan pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan c. Melakukan koordinasi dengan semua Regional Finance Manager untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi di masing-masing wilayah Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. d. Membawahi Recording Consolidation Manager, Tax Planning Administration Manager, Statutory Reporting Manager Fixed Assets Manager 9. Head of Treasury a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance b. Memimpin dan mengelola dana penerimaan, penempatan dan pengeluaran perusahaan sehingga kegiatan pendanaan operasional perusahaan terselenggara dengan baik c. Membawahi Financial Institution Relations Manager, Cash Management Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing Admin Manager 10. Head of Financial Control a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi perencanaan anggaran modal, biaya dan pendapatan c. Membawahi aktivitas yang berhubungan dengan keuangan perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan d. Membawahi semua Regional Finance Manager, Budget Control Manager, Cost Management Accountinng Manager, Budgeting Forecasting Manager 11. Head of Procurement Logistics a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan, penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis perusahaan secara optimal c. Membawahi Logistics Procurement Admin Manager, Estate Planting Procurement Manager, Direct Material General Supplies Procurement Manager, Infrastructure Non Planting Procurement Manager, Logistics Center Manager 12. Head of Project Management Office a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan c. Melaporkan perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan 13. Head of Information Systems Business Processes a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasI seluruh kegiatan sistem informasi perusahaan agar dapat mendukung kegiatan perusahaan secara optimal c. Membawahi Management Information System Application Support Manager, IT Quality Manager, Infrastructure, Communication Data Center Operations Manager, Business Process System Procedure Manager Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 14. Head of Sales a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Sales b. Memimpin dan mengelola seluruh kegiatan penjualan, mulai dari pembuatan strategi penjualan hingga ke pelaksanaan c. Memastikan penyampaian komoditi tepat waktu dan terkumpulnya pendapatan dari hasil penjualan d. Membawahi Sales Manager, Fulfillment Manager dan Sales Admin Manager 15. Head of Special Projects Joint Ventures a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Sales b. Memimpin dan mengelola tugas-tugas dalam Special Project Joint Venture

3. Aktivitas Penjualan Tunai

Aktivitas penjualan di setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan perusahaan tersebut. Adapun produk yang dijual berupa hasil olahan pabrik seperti Crude Palm Oil CPO, Palm Kernel, Cocoa, Cocunut, Rubber, dan produk lainnya. Banyaknya jumlah produk yang dijual tergantung persediaan stok yang ada di perusahaan. Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk penjualan dilakukan secara tunai. Adapun Aktivitas penjualan tunai yang diterapkan pada PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk adalah: Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. a. Memeriksa Stok Sebelum melakukan penjualan maka stok harus diperiksa terlebih dahulu oleh Sales Department pada mill. Apabila stok barang banyak maka tender dilakukan. b. Membuat undangan tender Undangan tender dilakukan pada customer perusahaan tersebut. Undangan k tender juga diumumkan pada media cetak. c. Mengirim undangan tender Undangan tender bagi para customer dilakukan melalui fax atau melalui pos, dikirim tiap 2 minggu tergantung banyaknya penjualan ekspor. Jumlah untuk tender lokal ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah yang dapat dijual secara ekspor. d. Konfirmasi undangan Konfirmasi undangan yaitu menanyakan pada pihak customer apakah surat undangan sudah diterima atau tidak. e. Menerima penawaran tender Tender pada perusahaan tersebut dilakukan sesuai dengan stok yang ada. Apabila stoknya banyak maka tender dilakukan hingga tiga kali dalam seminggu dan apabila stoknya sedikit maka tender dilakukan sekali dalam seminggu. f. Melakukan tender Tender dilakukan apabila undangan tender diterima oleh customer. Pemenang tender adalah yang melakukan penawaran barang dengan harga tertinggi. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. g. Konfirmasi pemenang tender Apabila perusahaan pemenang sudah didapatkan maka diberitahukan kepada perusahaan tersebut agar segera dapat dilakukan kontrak. h. Membuat kontrak Isi dari surat kontrak penjualan lokal berbeda dengan isi dari surat kontrak penjualan ekspor. Isi dari surat kontrak penjualan lokal adalah: 1 Nama Pembeli 2 Jenis barang yang dibeli 3 Kuantitas dan harga barang dan nama mill yang mengeluarkan barang 4 Pajak yang diberikan 5 Pembayaran Sedangkan isi dari surat kontrak penjualan ekspor adalah: 1 Bill of Lading 2 Invoice 3 WeightPacking List 4 Certificate of Orgin 5 Certificate of Quality 6 Packing of Declaration i. Pembayaran oleh pembeli Sistem penjualan dalam perusahaan ini adalah menerima uang terlebih dahulu kemudian mengirimkan barang. Bukti transfer dari bank dikirimkan oleh pembeli ke Financial Accounting Section. Bukti transfer tersebut diserahkan Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. kepada Sales Department sehingga dengan bukti ini pengiriman barang dapat dilakukan. j. Deliveri Order Setelah menerima bukti transfer tersebut, maka Sales Department membuat suatu dokumen yang disebut dengan delivery order, yaitu surat yang menyatakan bahwa pembeli sudah melakukan pembayaran dan sudah dapat mengambil barang ke mill yang ditunjuk. Ketika melakukan pengambilan barang, surat tersebut dibawa oleh pembeli sebagai bukti telah terjadi transaksi. k. Pengiriman barang Pada perusahaan ini, apabila penjualan secara lokal, barang diambil langsung oleh pembeli pada mill yang bersangkutan. Sedangkan pada penjualan ekspor, maka barang dikirim oleh perusahaan ke pelabuhan yang dituju dengan sistem FOB free on board shipping point. Ada beberapa hal yang mendukung didalam prosedur aktivitas penjualan dalam perusahaan ini yaitu: a. Dokumen Dokumen yang dibutuhkan dalam prosedur penjualan tunai adalah: 1 Surat Kontrak 2 Bukti Transfer 3 Delivery Order 4 Faktur Pajak Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 5 Kwitansi 6 Faktrur Penjualan Dalam transaksi penjualan tunai, dokumen yang dipergunakan mempunyai beberapa tembusan dokumen, setiap tembusan dokumen itu ditujukan kepada: 1 Lembar 1, merupakan aslinya di serahkan kepada pembeli 2 Lembar 2, yang merupakan aslinya pertinggal bagi Sales Department 3 Lembar 3, Merupakan tembusan bagi Direktur Sales 4 Lembar 4, merupakan tembusan bagi Sales Operation 5 Lembar 5, merupakan tembusan bagi Sales Control 6 Lembar 6, merupakan tembusan bagi Head of Financial Accounting Section 7 Lembar 7, merupakan tembusan bagi Head of Taxation Section b. Bagian yang terkait Agar prosedur penjualan berjalan dengan baik maka diperlukan bagian- bagian yang menanganinya dengan masing-masing bagian bagian mempunyai fungsinya tersendiri. Adapun Bagian-bagian yang terkait tersebut adalah: 1 Sales Departmen Tugas dari bagian ini adalah: a Membuat faktur invoice. b Melakukan tender. c Membuat surat kontrak. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. d Mengeluarkan delivery order yaitu sebagai bukti bahwa pembeli sudah melakukan pembayaran dan sudah dapat mengambil barang ke mill. e Melakukan pengiriman barang. 2 Financial Accounting Section Tugas dari bagian ini adalah: a Menerima adanya order penjualan dari pembeli. b Melakukan pencatatan atas penjualan tunai dari mulai jurnal hingga melakukan rekonsiliasi terhadap penjualan tersebut. c Melakukan order pembelian terhadap penjualan. 3 Treasury Section Tugas dari bagian ini adalah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, termasuk menerima pembayaran atas penjualan. 4 Factory Section Bagian ini berada ditangan pabrik, pihak pabrik akan mempersiapkan produk yang akan dijual sesuai dengan kontrak penjualan yang dikirimkan oleh Sales Department. c. Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan dalam bagian ini adalah: 1 Local Sales Register yang disebut dengan 517 SL, yaitu untuk mencatat jurnal penjualan lokal Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. 2 Eksport Sales Register yang disebut dengan GLF 517 SE, yaitu untuk mencatat jurnal penjualan ekspor. 3 Cash Receipt Voucher yaitu untuk mencatat adanya penerimaan uang yang berasal dari penjualan. 4 General Journal Register yaitu untuk mencatat apabila ada perbaikan jurnal yang berasal dari adanya selisih dalam penjualan akibat salah pencatatan. Catatan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan jurnal khusus ini dapat dilihat dengan adanya catatan akuntansi Local Sales Register atau 517 SL untuk mencatat jurnal penjualan lokal, Eksport Sales Register atau GLF 517 SE untuk mencatat jurnal penjualan ekspor, Cash Receipt Voucher untuk mencatat adanya penerimaan uang yang berasal dari penjualan, serta General Journal Register untuk mencatat jika adanya perbaikan jurnal yang berasal dari selisih dalam penjualan akibat salah pencatatan. Adapun tujuan aktivitas transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan secara tunai adalah: a. Mendapatkan Cash flow secara tepat. b. Agar kegiatan administrasi berjalan dengan lancar dan keuangan perusahaan tetap terjaga. c. Mengetahui jumlah yang sebenarnya ada di gudang dan jumlah yang sudah terjual. Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. d. Agar transaksi penjualan berjalan dengan tertib dan lancar. Dengan menerapkan prosedur penjualan secara tunai, perusahaan dapat memperoleh perputaran kas secara lebih cepat sehingga kas tersebut dapat digunakan untuk kegiatan operasional lainnya. Selain itu, dengan menerapkan aktivitas transaksi penjualan tunai ini maka perusahaan dapat terhindar dari kredit macet yang kemungkinan akan terjadi.

4. Aktivitas Penjualan Kredit

Dalam hal penjualan komoditi perkebunan, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. tidak melakukan penjualan kredit, namun perusahaan tetap memiliki suatu sistem akuntansi penjualan untuk menangani aktivitas penjualan tersebut. Penjualan kredit pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. tidak dapat dikatakan sepenuhnya merupakan penjualan kredit, hanya saja ada beberapa jenis kontrak penjualan dimana pembayaran baru akan dilakukan setelah barang diterima oleh pembeli. Konsumen yang ingin membeli komoditi perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., harus terlebih dahulu mengikuti tender yang diadakan oleh perusahaan, baru setelah konsumen dapat memenangkan tender, dia berhak untuk membeli komoditi perkebunan tersebut, setelah itu barulah kedua belah pihak menandatangani kontrak. Kemudian pihak pembeli harus melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak penjualan, baru kemudian Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. mengeluarkan Delivery Order yang akan digunakan konsumen untuk mengambil komoditi yang telah dibelinya.

B. Analisis Hasil Penelitian