Izakaya Dalam Perspektif Hadaka no Tsukiai

46 seolah-olah ia tertarik atau kagum pada cerita tersebut seolah cerita tersebut sangat menarik walaupun sebenarnya membosankan. Tetapi tentu saja sesekali para penjamu juga harus memulai topik pembicaraan yang menarik atau mungkin berhubungan dengan hobi atau minat si tamu sehingga tamu tersebut akan senang. Semua sikap dan tindakan dilakukan secara terkoordinasi, mengobrol sambil saling menuangkan sake. Tamu yang dijamu biasanya tidak mengetahui jumlah biaya pengeluaran untuk osettai sebab wakil dari perusahaan selalu berusaha membayarnya diam-diam tanpa terlihat oleh si tamu atau biaya tersebut akan dikirim belakangan ke perusahaan dalam bentuk rekening tagihan. Setelah osettai resmi selesai kadang-kadang wakil perusahaan akan membawa tamu ke bar dan izakaya lain atau tempat karaoke untuk bersenang- senang sebagai osettai tahap kedua nijikai, 二 次会 . Sebagai tambahan, wakil perusahaan juga akan mengusahakan transportasi saat si tamu akan pulang, misalnya taksi, sehingga si tamu yang mungkin sudah mabuk dapat pulang dengan nyaman http:www. snavi.netsettaifirstanimer-11.html. Semua usaha tersebut akan memberi nilai lebih bagi perusahaan penjamu dan juga penghargaan bagi si wakil perusahaan yang hadir jika ia bersikap baik selama osettai berlangsung.

3.2.2 Izakaya Dalam Perspektif Hadaka no Tsukiai

Seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya, ajakan untuk minum berarti tanda bahwa seseorang diterima dalam suatu kelompok. Saat seseorang diajak pergi minum sudah merupakan tanda terjadinya hadaka no tsukiai dan sikap formal sudah mulai dilepaskan walaupun tidak sepenuhnya demi sopan santun. 47 Sebelum pergi ke izakaya untuk nomikai kebanyakan orang masih menjaga sikap di depan para peserta nomikai yang lain. Pada teman yang sudah lama dikenal pun kadang-kadang mereka masih berbasa-basi dalam berbicara, masih ada hal-hal yang disembunyikan, walaupun sikap mereka lebih terbuka daripada terhadap orang yang baru mereka kenal di nomikai tersebut. Menjaga sikap terutama harus diperhatikan bila ada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati di nomikai tersebut. Sesuai dengan aturan sopan santun yang mengharuskan orang yang lebih muda menuangkan sake lebih dulu terhadap orang yang lebih tua, mereka yang akan menuangkan sake harus bangun dari tempat duduknya dan berpindah ke tempat orang yang akan dituangkan sake. Akan tetapi kalau semua atau sebagian orang sudah mabuk, mereka bisa saja melompat-lompat atau menari-nari di sekeliling ruangan, menawarkan sake sambil tertawa-tawa. Semua sopan santun yang sebelumnya dijaga sudah hilang karena pengaruh sake. Mereka yang belum sepenuhnya mabuk akan disajikan pemandangan menarik, terutama jika yang bertingkah aneh-aneh adalah atasannya sendiri. Gambar : Peserta nomikai yang mabuk bertingkah aneh Sumber : https:mitoyabroadcast.wordpress.com20100331enkai-nomikai- soubetsukai 48 Saat itu sudah tidak ada lagi sikap tatemae yang selalu dijaga, hanya ada honne yang nampaknya keluar tanpa bisa dikontrol. Saat itu ada juga yang memaki-maki orang yang tidak disukai, ada yang menangis karena pengalaman menyakitkan yang pernah dialaminya. Jika sebelumnya ada suasana yang berkesan formal saat nomikai baru dimulai, pada akhirnya situasi berubah menjadi suasana non-formal yang membantu para peserta nomikai dan membuat mereka lebih santai serta bebas dalam bertindak. Sama sepeti yang telah dijelaskan sebelumnya, setelah nomikai utama selesai, akan ada orang yang mengajak untuk melakukan nijikai. Banyak yang pergi nijikai dalam keadaan setengah mabuk dan umumnya mereka tidak akan pulang ke rumah sebelum benar-benar mabuk. Pada saat nijikai mereka melakukan hadaka no tsukiai karena mereka hanya berinteraksi dengan honne. Begitu pula dengan sanjikai dan seterusnya. Dengan adanya hal ini, hadaka no tsukiai juga bermanfaat untuk mengingatkan pentingnya ‘ketelanjangan’ dalam berkomunikasi di antara para mereka yang sudah dianggap sebagai uchi. Karena hadaka no tsukiai membantu mereka untuk jujur pada orang lain dan diri sendiri dengan tidak harus menyembunyikan hal apapun demi kenyamanan diri mereka sendiri. 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa : 1. Izakaya 居 酒 屋 adalah tempat yang menyediakan minuman beralkohol berikut hidangan sederhana untuk teman minum-minum bernuansa khas Jepang. Izakaya dalam percakapan sehari-hari kadang-kadang disebut juga akachōchin 赤ちょうちん , lampion merah karena lampion kertas ini secara tradisional ditemukan di depan izakaya. 2. Izakaya telah banyak mengalami perkembangan dibandingkan dengan saat pertama kali kemunculannya di Jepang pada Zaman Edo 1603-1867. Dahulu izakaya hanya berfungsi sebagai tempat hiburan dan pelepas lelah. Hal ini berawal dari tuntutan yang tinggi terhadap para pekerja Jepang seperti disiplin dalam bekerja termasuk tiba di kantor tepat waktu, banyak lembur yang kemudian membuat mereka butuh hiburan agar tidak mudah stres. Namun, kini fungsi izakaya bertambah menjadi tempat bersosialisasi untuk mengakrabkan diri bagi masyarakat Jepang. 3. Dalam pola hidup berkelompok masyarakat Jepang, izakaya berperan dalam terbentuknya konsep pemikiran uchi dan soto. Seseorang yang telah dianggap dekat uchi akan mendapat perlakuan yang berbeda dibandingkan orang yang baru dikenal soto dari suatu kelompok. Seorang yang baru datang ke dalam suatu kelompok tertentu, ia adalah soto bagi kelompok itu dan ia tidak akan