7 sejarah serta perkembangan izakaya  dan mengenai para pelanggan yang biasa
mengunjungi izakaya di Jepang pada bab II.
1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas peranan-peranan dan kelompok-kelompok yang saling berkaitan serta saling mempengaruhi, yang mana
kelakuan dan tindakan manusia diwujudkan Suparlan,1980:2.  Kebudayaan mencakup seluruh aspek kehidupan yang meliputi keseluruhan bentuk teknologi
sosial, ideologi, religi, kesenian dan benda-benda lain yang merupakan warisan sosial  M.Jacobs dan B.J.Stern dalam Siti,  2001:170.  Seperti halnya di Jepang,
masyarakatnya memiliki beragam kebudayaan yang merupakan hasil dari warisan sosial. Salah satunya yaitu Inshu bunka.  Inshu bunka  adalah budaya minum
minuman beralkohol  di Jepang. Ada banyak tempat yang biasa dikunjungi oleh masyarakat Jepang untuk menikmati minuman beralkohol, salah satunya ialah
Izakaya. Izakaya  adalah sebuah restoran yang menyediakan makanan yang enak
disertai dengan berbagai minuman. Mereka berfungsi sebagai tempat untuk bersantai sambil kumpul-kumpul dan berinteraksi sosial. Izakaya  dapat melayani
pesta-pesta berukuran kecil dan juga dikenal karena menu-menunya yang bervariasi http:www.gnavi.co.jpenarticlesjapanese_cuisineizakaya.  Izakaya
adalah jawaban Jepang untuk tempat minum-minum, seperti di tempat manapun, disana  juga  ada  bar  untuk semua selera. Sebuah tempat yang menyedot para
pekerja, juga untuk menyenangkan para wanita atau untuk beristirahat bagi kaki
8 yang lelah setelah jalan-jalan seharian.  http:www.japanvisitor.comjapanese-
culturefoodfood-izakaya.  Karena fungsi izakaya  cukup banyak, tentunya membuat  izakaya  dapat terus bertahan hingga saat ini walaupun tempat-tempat
sejenis banyak bermunculan dengan konsep yang lebih modern. Ini bisa dilihat dari izakaya yang kian diminati khususnya oleh para pekerja kantoran Jepang atau
sarariman sebagai tempat untuk mempererat hubungan sosial di antara kelompok mereka.
1.4.2 Kerangka Teori
Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976:11 berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam
kongkrit. Suatu teori dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta kongkrit yang tak terbilang banyaknya dalam
kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori fungsional  kebudayaan
karena  izakaya  adalah kebutuhan sekunder yang timbul dari kebutuhan dasar. Menurut Malinowski dalam Ihromi 2006:59 pandangan fungsionalisme terhadap
kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah  menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan
dalam suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan bersangkutan. Fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya  untuk
memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul  dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat.
Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi melahirkan keturunan,
9 merasa enak badan bodily comfort, keamanan, kesantaian, gerak dan
pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Pendekatan yang fungsional mempunyai suatu nilai praktis yang penting.
Pendekatan teori fungsionalisme dapat secara bermanfaat diterapkan dalam analisa mekanisme-mekanisme kebudayaan-kebudayaan secara tersendiri.
Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami  fungsi awal dari izakaya. Seperti penjelasan  pada tinjauan pustaka
sebelumnya,  izakaya  memberikan cukup banyak fungsi yaitu sebagai salah satu tempat hiburan bagi masyarakat Jepang. Hiburan ini dibutuhkan tidak hanya oleh
individu namun juga kelompok tertentu sembari melepas lelah setelah beraktivitas maupun untuk mengisi waktu luang.
Penulis juga menggunakan konsep  honne  dan  tatemae.  Dalam  wikipedia http:en.wikipedia.orgwikiHonne_and_tatemae dikatakan bahwa honne  dan
tatemae  berasal dari bahasa  Jepang yang  menggambarkan  sebuah  kontras antara perasaan sebenarnya  dan keinginan  seseorang  dengan  perilaku  dan opini yang
ditampilkan  di depan umum. Kemudian Alston 2005:19 mengatakan bahwa honne  mengacu  pada niat dan perasaan yang sebenarnya  dari  seseorang.  Hal ini
jarang  diungkapkan oleh masyarakat Jepang  karena takut  mengganggu keharmonisan  dan  hal-hal  baik  lainnya.  Sebaliknya,  tatemae  adalah pesan  lisan
untuk membuat  orang lain  merasa lebih baik,  untuk mempertahankan keharmonisan dan untuk menghindari konflik yang disebabkan oleh berita buruk,
penolakan ataupun  kritik.  Tatemae  adalah kebohongan  sosial  yang  tidak dimaksudkan untuk menyampaikan informasi melainkan untuk menjaga perasaan
yang baik melalui menghindari ketegangan. Prasol dalam Trinidad 2014:4 juga
10 mengatakan bahwa tatemae adalah segala hal yang sulit ditentang di depan umum
seperti perilaku  dan pikiran  yang  diakui oleh mayoritas,  sementara honne  adalah sesuatu  yang tersembunyi yang berhubungan dengan  hati  seseorang  dan tidak
boleh  dibicarakan  di depan umum. Konsep ini dipakai Ini karena  izakaya digunakan sebagai salah satu sarana untuk bersosialisasi.
Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang menerapkan pola  hidup berkelompok dengan sangat ketat.  Ada perbedaan sikap dan perilaku terhadap
seseorang yang berasal dari kelompok yang sama uchi dan orang dari kelompok yang berbeda soto. Masyarakat Jepang tradisional sangat mengutamakan
menjaga  hubungan yang harmonis antara setiap individu dan setiap kelompok masyarakat.  Untuk dapat menjaga hubungan tersebut seseorang harus bisa
menahan perasaan  pribadi dan keinginan yang cenderung mendahulukan kepentingan pribadi. Honne dan tatemae yang diterapkan oleh masyarakat Jepang
adalah pola komunikasi yang  digunakan berdasarkan tujuan membentuk hubungan yang harmonis tersebut. Tatemae adalah sikap yang dipasang terhadap
soto  dan  honne  diperlihatkan hanya pada seseorang yang telah dianggap sebagai uchi, yang disini  berarti seseorang yang telah dianggap dekat dengan yang
bersangkutan atau orang  yang telah diterima dalam suatu kelompok tertentu. Izakaya  menawarkan diri sebagai salah satu sarana untuk meruntuhkan tembok
pemisah  soto  dan  uchi  tersebut agar seseorang dapat masuk ke suatu kelompok tertentu. Masyarakat Jepang percaya ketika seseorang telah diajak suatu kelompok
untuk nomikai atau yang sejenisnya, berarti orang tersebut telah menjadi uchi dari kelompok tersebut dan tidak ada lagi tatemae  disana. Hal ini yang membuat
izakaya  dapat eksis hingga sekarang karena peranannya membuat masyarakat
11 Jepang terus mempertahankan salah satu budayanya yaitu inshu bunka selain
peranan sosial yang diberikannya.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian