24
Adyana Putra
dan Putu
Wirawanti 2013
Pengaruh Kepemilikan Manajerial
terhadap hubungan
antara Kinerja
Keuangan dengan
nilai perusahaan.
Independen: Kinerja
Keuangan ROA Moderasi:
kepemilikan manajeral
Dependen: Nilai
Perusahaan Tobin’s Q
Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini
mengindikasikan bahwa
ROA berpengaruh
negatif terhadap
nilai perusahaan sedangkan
kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi
hubungan antara
kinerja dengan nilai perusahaan.
Sumber: Ringkasan berbagai hasil penelitian
2.3. Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis
2.3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian landasan teori di atas dalam tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman konsep yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Kinerja Keuangan : Return on Asset ROA
X1 Return on Equity ROE
X2 Nilai
Perusahaan Tobins’Q
Y Good Corporate Governance
Kepemilikan Manajerial Z
Variabel moderating
Variabel independen Variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
25 Dari paparan gambar 2.1. diatas dapat diketahui bahwa Kinerja Keuangan
dalam kaitannya dengan nilai perusahaan mengindikasikan variabel lain yang ikut mempengaruhi. Dalam hal ini peneliti memasukkan variabel
Good Corporate Governance
yang nantinya akan dapat dilihat apakah
corporate governance
akan mempengaruhi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan atau tidak.
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukan oleh peneliti, bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian atas asset perusahaan maka semakin tinggi
juga nilai perusahaan, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Modigliani dan Miller dalam Ulupui 2007. Tetapi pada penelitian lain yang
dilakukan oleh Suranta dan Pratana 2004 menunjukkan bahwa ROA tidak memliki pengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Oleh sebab itu,
good corporate governance
dalam penelitian ini digunakan sebagai variable pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan.
Good corporate governance
dalam hal ini kepemilikan manajerial dianggap mampu untuk memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Kepemilikan
manajerial merupakan salah satu indikator untuk menilai
good corporate governance
dalam suatu perusahaan yaitu persentase antara jumlah saham yang dimiliki direksi dengan total saham yang dimiliki perusahaan.
2.3.2. Perumusan Hipotesis
Menurut Sugiono 2007 Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang
memerlukan pengujian secara empiris.
Universitas Sumatera Utara
26 Teori Modigliani dan Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh
earnings power
dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi
earnings power
semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi
profit margin
yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ulupui 2007 bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
return
saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Yuniasih dan Wirakusuma 2007 juga menurut hasil penelitiannya, menyatakan bahwa ROA
terbukti berpengaruh positif secara statistis pada nilai perusahaan. Namun hasil yang berbeda diperoleh oleh
Adyana Putra dan Wirawanti 2013 bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Semakin baik nilai ROA maka secara teoritis kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik, yang berakibat pula naiknya harga saham perusahaan. Dimana,
harg a saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi nilai Tobin’s Q
sebagai proksi dari nilai perusahaan. Jika harga saham dan jumlah saham yang beredar naik maka nilai Tobin’s Q juga akan naik Kusumadilaga, 2010.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 :
Return on Asset
ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Adanya ketidakkonsistenan hubungan antara ROA terhadap nilai
perusahaan menunjukkan ada faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan ROA terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut mendorong peneliti untuk
Universitas Sumatera Utara
27 memasukkan
Good Corporate Governance
GCG terhadap nilai perusahaan. GCG diyakini sebagai suatu struktur yang sistematis untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. GCG mensyaratkan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen
mengelola aset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan
yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik maka otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.
Proksi dari GCG yang digunakan adalah kepemilikan manajerial. Menurut Wahyudi dan Pawestri 2006, penyatuan kepentingan pemegang saham,
debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan
masalah-masalah agency problem. Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
Struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan akan
diperkuat oleh kepemilikan manajerial karena semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung lebih giat untuk
kepentingan pemegang saham dimana pemegang saham adalah dirinya sendiri Gray et.al,1998. Dengan adanya motivasi tersebut, maka manajer akan berusaha
semaksimal mungkin untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
28 Jadi, jika perusahaan menerapkan sistem GCG, diharapkan kinerja
perusahaan tersebut akan meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan
sebagai indicator dari nilai perusahaan, sehingga nilai perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H2 :
Good Corporate Governance
mempengaruhi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan.
Investor akan melakukan peninjauan secara luas suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, jika kinerja tinggi makan
para investor akan menilai baik perusahaan. Apabila para investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan
return
atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali oleh para investor yaitu rasio
profitabilitas terutama ROE. Menurut Lumban 2010 ROE merupakan rasio yang digunakan investor untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat memberikan
keuntungan di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dengan ROE yang tinggi, perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar
bagi para pemegang saham. Dalam hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham, semakin tinggi harga saham yang diperoleh maka semakin baik pula
nilai perusahaan di mata para investor. Penelitian yang dilakukan oleh Mursidah 2011 menemukan hubungan
postif dari
return on equity
terhadap
return
saham yang bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan dividen yang cukup
tinggi
Universitas Sumatera Utara
29 sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 :
Return on Asset
ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Adanya ketidakkonsistenan hubungan antara ROE terhadap nilai
perusahaan menunjukkan ada faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan ROE terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut mendorong peneliti untuk
memasukkan
Good Corporate Governance
GCG terhadap nilai perusahaan. GCG diyakini sebagai suatu struktur yang sistematis untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. GCG mensyaratkan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen
mengelola aset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan
yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik maka otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.
Proksi dari GCG yang digunakan adalah kepemilikan manajerial. Menurut Wahyudi dan Pawestri 2006, penyatuan kepentingan pemegang saham,
debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan
masalah-masalah agency problem. Agency problem dapat dipengaruhi oleh
struktur kepemilikan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
Jadi, jika perusahaan menerapkan sistem GCG, diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya
Universitas Sumatera Utara
30 kinerja perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan
sebagai indicator dari nilai perusahaan, sehingga nilai perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H4 :
Good Corporate Governance
mempengaruhi hubungan antara ROE dengan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yaitu menurut Sugiyono 2007 dan yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dalam Erlina dan Sri Mulyani 2007 peneliti menggunakan variabel moderasi atau moderator untuk
melihat apakah hubungan antara variabel independen dan dependen dipengaruhi oleh variabel tersebut. Hal ini disebabkan karena menurut peneliti terdahulu
kesimpulan hubungan kausal antara variabel dependen dan independen hasilnya berbeda antara peneliti yang satu dengan yang lainnya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan
Real Estate
dan
Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan data-data yang disediakan oleh Bursa Efek
Indonesia BEI dilihat dari laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi pada perode 2010-2013 yang diupdate pada
www.idx.co.id .
Universitas Sumatera Utara