Sejarah Desa Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

Namun semakin lama pemanfaatan hutan secara lestari sangat berkurang dan mengarah pada kerusakan kondisi hutan yang semakin parah. Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yaitu Simon 2004 yang menyatakan mengingat pentingnya fungsi hutan di satu pihak dan kebutuhan masyarakat di sekitar hutan akan lapangan pekerjaan baru di lain pihak, maka antara kehutanan dan masyarakat sebenarnya ada kebutuhan saling bergantung. Bila dalam proses, hubungan saling bergantung itu terganggu, maka terjadi kegiatan-kegiatan distruktif yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan. Pernyataan ini juga didukung oleh Sumintarsih, et all 1993 yang menyatakan dalam beradaptasi dengan lingkungan, manusia selalu berupaya untuk memanfaatkan sumber- sumber alam yang berguna menunjang hidupnya. Manusia mempunyai ikatan dengan alam, karena secara langsung maupun tidak langsung alam memberikan penghidupan dan kehidupan bagi manusia. Profil Desa Kuta Rakyat

a. Sejarah Desa

Berdasarkan cerita orang tua responden, pembentukan pembangunan kampong Kuta Rakyat Toraja Berneh dilaksanakan oleh 4 golongan yaitu golongan kalimbubu bermarga karo- karo, golongan kalimbubu puang taneh, golongan anak beru, dan golongan guru dukun. Universitas Sumatera Utara Adapun fungsi dari golongan- golongan ini masing- masing adalah sebagai berikut: 1. Golongan Kalimbububermarga karo berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap segala peralatan yang diperlukan, termasuk peralatan di bidang keamanan dan sebagainya. 2. Golongan Kalimbubu puang taneh berfungsi sebagai hakim tertinggi dan penasehat. 3. Golongan anak beru berfungsi sebagai pelaksana pembentukanpembangunan kampung Toraja Berneh, pelaksana pembangunan rumah darurat, pelaksana keamanan, pelaksana perhubungan, dan pelaksana adat serta seni budaya. 4. Golongan guru dukun berfungsi sebagai penentu kapan waktu dimulai pelaksanaan pembentukan kampung Toraja Berneh. Selain itu guru juga berfungsi menyelidiki tanda- tanda penyakit yang bakal terjadi yang merupakan menjadi penghalang dalam pembentukan kampung nantinya, sehingga guru harus menyediakan obat- obatan untuk berbagai jenis penyakit yang dianggap akan muncul. Dari hasil keputusan musyawarah ke empat golongan tersebut, maka anak beru mulai melaksanakan hasil keputusan itu. Keputusan pertama dimana kalimbubu karo margana menunjuk tempat pembentukan kampung Toraja Berneh yang diadakan di lingkungan Tambak Emas kurang dari I km sebelah timur dari desa ini. Kondisi desa ini awalnya merupakan hutan belantara yang dihuni oleh binatang buas dan berbisa sehingga golongan anak beru dibekali obat- obatan oleh Universitas Sumatera Utara kalimbubu karo margana. Setelah selesai penebangan maka dibuatlah perumahan dan mereka pun menanam padi di sana. Setelah kampung Toraja Berneh di Tambak Emas didiami puluhan tahun, maka terjadi persengketaan antara kampung Toraja Berneh dan kampung lain yang menimbulkan peperangan. Akibat kejadian itu maka terjadilah perpindahan ke pedeleng kira- kira 0,5 km ke sebelah tenggara dari desa ini. Namun setelah didiami puluhan tahun maka terjadi pula perpindahan ke Lau Njulu yaitu 0,5 km kesebelah utara disebabkan karena terjadinya peperangan. Perkampungan Toraja Berneh di Lau Njulu berada disebelah kanan pembangunan jalan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat yang dibangun pemerintah orde baru dan puluhan tahun kemudian pindah lagi kira- kira 0,5 km ke selatan dari Lau Njulu tersebut. Perpindahan tersebut membawa dampak yang baik karena sarana lalu lintas dari Toraja Berneh Kabupaten Karo ke Telagah Kabupaten Langkat semakin baik dan semakin sering dilalui. Kini desa Toraja Berneh itu dikenal dengan nama desa Kuta Rakyat.

b. Letak Geografis dan Kondisi Iklim