3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas
Skala
Antihistamin Nominal dikotom
Variabel tergantung
Skor rinitis
alergi Ordinal
3.10. Batasan Operasional
1. Rinitis alergi adalah reaksi peradangan pada daerah hidung terhadap alergen bahan-bahan yang menimbulkan alergi, yang memiliki gejala
rhinorrhea keluarnya ingus terus-menerus,
sneezing bersin,
itching rasa gatal dan
nasal blockage sumbatan pada hidung.
15
2. Klasifikasi RA berdasarkan beratnya keluhan dengan menggunakan skor
0 sampai 3. Skor 0= tidak ada keluhan,1= ringan; ada gejala tapi tidak
mengganggu aktivitas sehari dan gangguan tidur, 2= sedang; ada 2
sampai 4 gejala pada hidung dan mengaggu aktivitas sehari-hari, 3 = berat; dijumpai semua gejala pada hidung dan mata dan mengganggu
aktivitas sehari-hari.
18
3. Atopi adalah kecenderungan perorangan personal dan atau keluarga familial untuk tersensitisasi dan memproduksi antibodi IgE sebagai
respon terhadap pajanan alergen, biasanya protein. Individu ini dapat mengalami gejala khas berupa alergi makanan, asma, rinokonjungtivitis,
atau eksim dermatitis.
13
Universitas Sumatera Utara
4. Efek samping obat adalah keluhan yang muncul dan dirasakan akibat
minum obat selama penelitian berlangsung. Efek samping kedua obat yang dapat timbul berupa mengantuk, sakit kepala, susah tidur, mual,
muntah, mulut kering dan rasa pahit, gangguan buang air kecil, kelelahan, jantung berdebar-debar dan pandangan kabur.
21,26
3.11. Analisis dan Penyajian Data
Untuk menilai hubungan pemberian AH dengan perubahan skor RA digunakan uji x
2
. Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0 dengan tingkat
kemaknaan P
0,05 dan interval kepercayaan 95 IK 95. Pada penelitian ini dilakukan analisis
intention to treat.
3.12. Jadwal Penelitian
Waktu :
Oktober 2009
Lama :
2 minggu
Penyusunan Laporan : 2 minggu
PenggandaanPengiriman : 2 minggu September
2009 Oktober
2009
November 2009
Persiapan XX
Pelaksanaan XX
Penyusunan Laporan XX
Penggandaanpengiriman XX
Universitas Sumatera Utara
BAB 4. HASIL
4.1. Data Karakteristik Subyek
Penelitian ini dilakukan di SMP Alwasliyah dan SMP Univa di kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Siswa yang diperiksa sebanyak 475 didapati
penderita RA sebanyak 150 siswa, terdiri dari 40 siswa tidak memenuhi kriteria inklusi karena 40 siswa usianya kurang dari 13 tahun, 5 penderita
menolak ikut dalam penelitian, 5 penderita baru minum obat AH dan sisanya 100 anak diikutkan dalam penelitian. Sampel di randomisasi sederhana
dengan menggunakan tabel random. Dibagi dua kelompok terdiri dari kelompok I berjumlah 50 orang mendapat cetirizin dan kelompok II berjumlah
50 orang mendapat loratadin. Gambar 4.1. Pada kelompok I yang mendapat cetirizin usia yang terbanyak adalah
13 tahun sebanyak 30 orang 60 sedangkan pada kelompok loratadin usia terbanyak 13 tahun sebanyak 32 orang 65.3. Tabel 4.1. Kelompok yang
mendapat loratadin usia rata-rata 13.38 tahun dan kelompok yang mendapat cetirizin usia rata-rata 13.40 tahun. Sedangkan jenis kelamin pada kelompok
cetirizin didapati perempuan sebanyak 34 68 sedangkan kelompok loratadin sebanyak 29 58.
Universitas Sumatera Utara