BAB 4. HASIL
4.1. Data Karakteristik Subyek
Penelitian ini dilakukan di SMP Alwasliyah dan SMP Univa di kota Medan Propinsi Sumatera Utara. Siswa yang diperiksa sebanyak 475 didapati
penderita RA sebanyak 150 siswa, terdiri dari 40 siswa tidak memenuhi kriteria inklusi karena 40 siswa usianya kurang dari 13 tahun, 5 penderita
menolak ikut dalam penelitian, 5 penderita baru minum obat AH dan sisanya 100 anak diikutkan dalam penelitian. Sampel di randomisasi sederhana
dengan menggunakan tabel random. Dibagi dua kelompok terdiri dari kelompok I berjumlah 50 orang mendapat cetirizin dan kelompok II berjumlah
50 orang mendapat loratadin. Gambar 4.1. Pada kelompok I yang mendapat cetirizin usia yang terbanyak adalah
13 tahun sebanyak 30 orang 60 sedangkan pada kelompok loratadin usia terbanyak 13 tahun sebanyak 32 orang 65.3. Tabel 4.1. Kelompok yang
mendapat loratadin usia rata-rata 13.38 tahun dan kelompok yang mendapat cetirizin usia rata-rata 13.40 tahun. Sedangkan jenis kelamin pada kelompok
cetirizin didapati perempuan sebanyak 34 68 sedangkan kelompok loratadin sebanyak 29 58.
Universitas Sumatera Utara
475 pelajar SMP
40 : usia 13 tahuni 5 : menolak ikut penelitian
5 : baru minum obat AH 150 penderita rinitis
100 penderita di randomisasi sederhana
cetirizin n
= 50
1 orang tidak hadir pada evaluasi hari
ke-3
49 siswa yang ikut sampai selesai
loratadin n
= 50
1 orang tidak hadir pada evaluasi hari
ke-7 sakit
49 siswa yang ikut sampai selesai
Evaluasi dilakukan pada hari ke- 3,ke-7dan ke-14
Gambar 4.1. Profil penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian
Karakteristik cetirizin
n loratadin
n total
n Jenis kelamin
Laki-laki 16 32
21 42 37 37
Perempuan 34 68
29 58 63 63
Umur 13 tahun
30 60 32 65.3
62 62.6 14 tahun
15 30 9 18.4
24 24.2 15 tahun
5 10 8 16.3
13 13.1 Rata-rata umur
13.40 13.38
Gejala RA Pilek encer
45 90 42 84
87 87 Bersin 49 98
49 98 98 98
Hidung sumbat 44 88 48 96
92 92 Gatal pd mata
17 34 18 36
35 35 Merah pd mata 18 36.7
16 32 34 34.3
Gangguan Tidur
31 62 31 62
62 62 Gangguan
Belajar 27 54
39 78 66 66
Gangguan Sekolah
5 10 10 20
15 15 Skor RA
Sedang 21 42
16 32 37 37
Berat 29 58
34 68 63 63
Tabel 4.1 skor rinitis pada kelompok cetirizin adalah skor sedang sebanyak 21 penderita dan skor berat 29 penderita, sedangkan kelompok
loratadin skor sedang 16 penderita dan skor berat 34 penderita. Total skor sedang 37 dan berat 63.
Gejala RA adalah pilek encer, bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal pada mata, gangguan tidur, gangguan belajar dan gangguan kehadiran
Universitas Sumatera Utara
sekolah. Paling banyak dikeluhkan bersin 98, hidung sumbat 92, pilek encer 87 diikuti gangguan belajar 66 dan gangguan tidur 62.
Gangguan yang jarang berupa keluhan mata 35 dan tidak terganggunya kehadiran sekolah 15.
Tabel 4.2. Evaluasi gejala klinis RA pada hari ke-3 setelah mendapat terapi cetirizin atau loratadin
Keluhan cetirizin
n loratadin
n total
n P
Pilek encer 40 80
36 72 76 76
0.34 Bersin
40 80 44 88
84 84 0.20
Hidung sumbat 33 66
34 68 67 67
0.83 Gatal pada mata
9 18 13 26
22 22 0.33
Merah pada mata 7 14
6 12 13 13
0.76 Gangguan tidur
6 12 11 22
17 17 0.18
Gangguan belajar 6 12
11 22 17 17
0.18 Terganggu sekolah
1 2 2 4
3 3 0.55
Tabel 4.2 memperlihatkan evaluasi gejala klinis RA setelah 3 hari mendapat pengobatan dengan cetirizin atau loratadin. Gejala RA masih
dijumpai seperti bersin-bersin 84, pilek encer 76 dan hidung sumbat
Universitas Sumatera Utara
67 walaupun secara kuantitatif dijumpai penurunan gejala RA tetapi secara statistik tidak dijumpai perbedaan yang signifikan diantara kedua obat.
Pada tabel 4.3 memperlihatkan evaluasi gejala klinis RA setelah 7 hari mendapat pengobatan, keluhan yang dijumpai seperti pilek encer, bersin,
dan hidung sumbat masih dijumpai walaupun secara jumlah sudah terjadi penurunan dibandingkan hari ketiga. Hasilnya secara statistik tidak dijumpai
perbedaan yang signifikan.
Tabel 4.3 Evaluasi gejala klinis rinitis alergi pada hari ke-7 setelah mendapat pengobatan cetirizin atau loratadin
Keluhan cetirizin
n loratadin
n total
n P
Pilek encer 24 48
27 54 51 51
0.15 Bersin
27 54 34 68
61 61 0.15
Hidung sumbat 19 38
27 54 46 46
0.10 Gatal pada mata
4 8 9 18
13 13 0.13
Merah pada mata 5 10
6 12 11 11
0.74 Terganggu tidur
2 4 5 10
7 7 0.24
Terganggu Belajar 4 8
9 18 13 13
0.13 Terganggu Sekolah
1 2 1 2
2 2 1.00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Evaluasi gejala klinis RA pada hari ke-14 setelah mendapat pengobatan cetirizin atau loratadin
Keluhan cetirizin
n loratadin
n total
n P
Pilek encer 2 4
2 4 4 4
1.00 Bersin
2 4 7 14
9 9 0.08
Hidung sumbat 3 6
6 12 9 9
0.29 Gatal pada mata
2 4 4 8
6 6 0.40
Merah pada mata 1 2
2 4 2 4
0.92 Terganggu tidur
0 0 2 4
2 2 0.15
Terganggu Belajar 0 0
3 6 3 3
0.07 Terganggu Sekolah
12 1 2
2 2 1.00
P0.05
Tabel 4.4 memperlihatkan evaluasi gejala klinis RA setelah 14 hari mendapat terapi cetirizin atau loratadin. Gejala RA mengalami pengurangan
keluhan seperti bersin 9, pilek encer 4, hidung sumbat 9, gatal pada mata 6 sedangkan gangguan tidur dan gangguan belajar dengan
terapi cetirizin pada hari ke-14 tidak dijumpai lagi 0 tetapi pada kelompok yang mendapat loratadin masih dijumpai 3 orang lagi. Secara statistik kedua
obat tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan P
= 0.07.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Evaluasi efek samping obat pada hari ke-3, ke-7 dan hari ke-14 setelah mendapat terapi cetirizin atau loratadin
Hari ke-3 Hari ke-7
Hari ke-14 Efek samping
I II
P I
II P
I II
P Mengantuk
22 45.8 19 38.8 0.48
24 48 17 34
0.15 22 44
18 36 0.41
Pusing 12 24.5
12 24.5 0.62
16 32 10 20
0.17 9 18
9 18 1.00
Bingung 5 10.2
6 12.2 0.74
7 14 4 8.0
0.33 4 8.0
7 14 0.33
Rasa Pahit 19 38.8
21 42.9 0.68
15 30 21 42
0.21 13 26
17 34 0.38
Mual 11 22.4
10 20.4 0.86
11 22 8 16
0.44 5 10
4 8 0.72
Muntah 2 4.1
2 4.1 1.00
5 10 1 2.0
0.09 1 2
1 2 1.00
Mulut kering 23 46.9
25 51 0.68
21 42 17 34
0.41 16 32
12 24 0.37
Sakit kepala 4 8.2
13 26.5 0.01
8 16 17 34
0.03 6 12
10 20 0.27
Dada sesak 2 4.1
6 12.2 0.14
4 8.0 5 10
0.72 2 4
3 6 0.64
gangguan BAK
1 2 4 8.2
0.16 2 4.0
5 10 0.24
1 2 0 0
0.31 Lelah
13 26.5 18 36.7
0.27 014 28
18 36 0.39
12 24 11 22
0.81 Jantung
berdebar 5 10.2
2 4.1 0.23
0 0.0 4 8.0
0.04 0 0
2 4 0.15
Pandangan kabur
1 2 2 4.1
0.55 4 8.0
2 4.0 0.40
3 6 1 2
0.30
Keterangan : I = kelompok cetirizin II = kelompok loratadin
Tabel 4.5 memperlihatkan efek samping obat pada hari ke-3, ke-7 dan
hari ke-14, hasil yang didapat menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara dua kelompok. Terapi dengan loratadin dijumpai efek
samping sakit kepala 26.5 pada hari ke-3 dan 34 pada hari ke-7 dibandingkan cetirizin 8.2 hari ke-3 dan hari ke-7 16. Secara statistik
dijumpai perbedaan yang signifikan dengan nilai P
= 0.01 dan nilai P
= 0.03. Efek samping jantung berdebar 8 pada kelompok dengan terapi loratadin
Universitas Sumatera Utara
pada hari ke-7 sedangkan dengan cetirizin 0. Secara statistik dijumpai perbedaan yang signifikan dengan nilai
P = 0.04.
Tabel 4.6 Evaluasi skoring RA pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 setelah pemberian cetirizin atau loratadin
P 0.05
Tabel 4.6 terlihat evaluasi skor RA pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 setelah diberi obat pada kedua kelompok. Sebelum mulai terapi skor sedang
pada kelompok cetirizin 42 dan loratadin 32 untuk skor berat 29 untuk cetirizin dan loratadin 34. Pada hari ke-3 dan ke-7 terlihat perubahan skor
RA kearah perbaikan tetapi secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok sedangkan pada hari ke-14 kelompok yang
Universitas Sumatera Utara
mendapat cetirizin tidak ada keluhan sebanyak 43 orang 86 dibandingkan loratadin 37 74 ternyata di akhir evaluasi kedua obat tersebut tidak
menunjukkan efek yang berbeda secara signifikan dengan nilai P
= 0.057.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN