Kondisi Anak yang Baik untuk Mendapatkan Imunisasi Kontra Indikasi Imunisasi

Masalah hepatitis semakin meningkat. Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati. Penyakit hepetitis B ditularkan secara : − Vertikal, yaitu dari Ibu hamil yang menderita Hepatitis B sehingga dapat menularkan kepada bayi yang dikandungnya dan pada saat proses persalinan. − Horizontal, yaitu dari penderita hepatitis kepada individu lain melalui : hubungan seksual, tusukan jarum, transfusi darah, penggunaan sikat gigi atau pisau cukur bersama. Gejala utama penyakit Hepatitis adalah sklera mata dan kulit menjadi kuning. Pencegahan Hepatitis yang paling efektif, yaitu dengan memberikan vaksinasi Hepatitis pada bayi yang baru lahir, anak-anak, serta orang dewasa yang beresiko tinggi.

g. Tuberkulosis TBC pada anak

TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberkulosis. Gejala utama TBC pada anak biasanya hanya berupa demam ringan tetapi berlangsung lama, berat badan tidak bertambah karena nafsu makan berkurang, anak gelisah dan selalu rewel, lesu serta mudah berkeringat. Untuk mencegah penyakit ini, yaitu dengan memberikan imunisasi BCG.

8. Kondisi Anak yang Baik untuk Mendapatkan Imunisasi

Tidak semua Ibu-ibu yang memiliki balita mengetahui kondisi yang bagaimana anaknya boleh mendapatkan imunisasi atau harus ditunda untuk sementara waktu. Pada prinsipnya, imunisasivaksinasi tidak seharusnya diberikan saat kondisi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara imunologis atau kekebalan anak menurun. Penundaan tersebut bertujuan untuk menghindari komplikasi yang merugikan bagi tubuh anak dan agar imunisasi itu sendiri mampu memberi respon yang optimal. a Imunisasi yang boleh diberikan dalam kondisi : − Gangguan saluran nafas dan gangguan saluran cerna. − Riwayat kejang dalam keluarga. − Riwayat penyakit infeksi. − Kontak dengan seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu. − Kelainan syaraf seperti down syndrom. − Memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru, serta penyakit metabolik. − Sedang menjalani terapi antibiotik seperti terapi steroid topikal terapi kulit atau mata. − Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir. − Berat badan lahir rendah. − Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi. b Imunisasi yang tidak boleh diberikan dalam kondisi : − Sakit berat dan mendadak demam tinggi. − Memiliki alergi yang berat anafilatik. − Menderita gangguan sistem imun, misalnya sedang menjalani pengobatan steroid jangka panjang seperti HIV. Keadaan yang seperti ini tidak boleh diberikan vaksin hidup seperti polio oral, MMR, BCG, Cacar Air. − Memiliki alergi terhadap telur. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

9. Kontra Indikasi Imunisasi

Imunisasi terkadang dapat menimbulkan efek samping, tetapi hal ini menandakan bahwa vaksin bekerja secara tepat. Efek samping yang dapat terjadi antara lain : a Setelah bayi diberikan imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil dan merah pada tempat suntikan selama 2 minggu. Setelah 2-3 minggu, pembengkakan akan menjadi abses kecil dan menjadi luka dengan diamater 10 mm. Luka akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-3 bulan dan meninggalkan luka parut. Apabila dosis yang diberikan terlalu tinggi maka ulkus yang akan timbul akan lebih besar dan apabila penyuntikkan terlalu dalam maka luka parut yang akan tertarik kedalam retacred. b Setelah bayi mendapatkan imunisasi DPT anak menjadi gelisah dan menangis terus- menerus selama beberapa jam paskasuntikkan. Biasanya bayi akan demam pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, demam akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar anak akan merasa nyeri, sakit, merah dan bengkak ditempat suntikkan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus karena akan sembuh dengan sendirinya. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak bekerja dengan baik. c Setelah mendapatkan imunisasi polio sebahagian kecil penerima vaksin OPV akan mengalami gejala pusing-pusing, diare ringan dan sakit otot. Pada umumnya efek samping paska imunisasi polio sangat jarang ditemukan bahkan hampir tidak memberikan efek samping sama sekali. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara d Setelah mendapatkan imunisasi Campak kemungkinan anak akan diare, panas dan disertai kemerahan 4-10 hari sesudah suntikkan. Untuk mengatasi efek yang timbul dianjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan minum obat penurun panas. e Setelah mendapatkan imunisasi hepatitis mungkin hanya terjadi keluhan nyeri pada bekas suntikkan, demam ringan dan pembengkakan. Reaksi ini akan hilang dalam waktu 2 hari. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis imunisasi, macam-macam imunisasi, efek samping imunisasi, jadwal imunisasi dan variabel dependen pengetahuan ibu. Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilanya ditentukan oleh variabel lain. Variabel Bebas Independen Variabel Terikat Dependen Bagan 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan tentang : − Pengertian Imunisasi − Tujuan Imunisasi − Manfaat Imunisasi − Jenis imunisasi − Macam-macam Imunisasi − Efek samping Imunisasi − Jadwal Imunisasi Pengetahuan Ibu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara