b. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikkan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikkan ATS Anti Tetanus
Serum pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi terhadap campak.
Conan, www. index. php. htm. com. co. id. 2004. Imunisasi pasif merupakan pemberian imunoglobulin, yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. A. Aziz, 2005.
5. Macam – macam Imunisasi a. Imunisasi BCG Bacillus Calmette Guerin
Vaksin BCG mengandung kuman TBC yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Vaksin ini ditemukan oleh dokter Albert Calmette dan seorang peneliti
yang bernama Cameli Guerin pada tanggal 04 April 1927. Penelitian untuk menemukan vaksin BCG dimulai sejak tahun 1906, ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan
terhadap penyakit TBC berkaitan dengan Virus Tuberclebacilli yang hidup didalam darah. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberkulosis TBC. Pemberian imunisasi BCG diberikan hanya sekali sebelum bayi berumur 2 bulan.
b. Imunisasi DPT Difteri, Pertusis, Tetanus
Imunisasi DPT diberikan kepada bayi yang bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis batuk
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
rejan, tetanus. Di Indonesia, imunisasi terhadap 3 jenis penyakit tersebut dipasarkan dalam 3 jenis kemasan, yaitu : dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus,
dalam bentuk kombinasi DT Difteri dan Tetanus, dan dalam bentuk kombinasi DPT dikenal sebagai vaksin tripel. Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak 3 kali
yaitu : DPT 1, DPT 2, dan DPT 3.
c. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit polliomietitis. Vaksin polio memberikan kekebalan hingga 90 terhadap serangan
penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio diberikan dengan 2 cara, yaitu: melalui suntikan inaevantet poliomyelitis vaccine dan melalui mulut oral
poliomyelitis vaccine.
d. Imunisasi Campak
Imunisasi Campak diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Campak secara aktif. Vaksin Campak mengandung virus hidup yang telah
dilemahkan. IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi Campak pertama pada usia lebih dini 6-9 bulan. Penentuan usia 9 bulan untuk suntikan Campak pertama
berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia tersebut antibodi bayi yang berasal dari ibunya sudah semakin menurun sehingga bayi membutuhkan antibodi tambahan lewat
imunisasi.
e. Imunisasi Hepatitis
Tahun 1991, EPI Expanded Program on Imunization menetapkan target untuk memasukkan vaksin Hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Pemberian
imunisasi Hepatitis ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B atau dikenal dalam istilah sehari-hari yaitu penyakit lever. Jenis imunisasi ini
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dapat dikembangkan setelah diteliti bahwa virus Hepatitis B mempunyai kaitan dengan terjadinya penyakit lever. Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatits B yang dinamakan
HbsAG, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit. Imunisasi Hepatitis ini diberikan sebanyak 3 kali yaitu Hepatits B1, Hepatits B2,
Hepatits B3.
6. Jadwal Imunisasi Umur