1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sektor industri yang semakin berkembang pesat dengan adanya aktivitas industri yang semakin beragam mengakibatkan peningkatan limbah baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga limbah yang dihasilkan semakin kompleks dan semakin menumpuk.
Salah satu bidang industri yang saat ini makin maju perkembangannya adalah industri baja. Dengan meningkatnya pertumbuhan industri baja maka makin
meningkat pula limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Limbah yang dihasilkan industri baja tersebut salah satunya berupa limbah slag yang secara fisik
menyerupai agregat kasar. Apabila limbah slag yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah lingkungan. Hal ini tentu tidak diharapkan, baik
oleh perusahaan maupun masyarakat umum. Oleh karena itu limbah slag tersebut perlu ditangani dengan tepat.
Secara umum limbah slag yang dihasilkan oleh industri baja yang semakin menumpuk dapat diperkirakan hingga mencapai 10-15 ton per hari dan perlu
dilakukan penanganan yang serius karena dapat merusak lingkungan [15]. Slag adalah limbah padat dari proses peleburan baja. Slag dihasilkan selama proses
pemisahan cairan baja dari bahan pengotornya pada tungku-tungku baja slag mengandung logam berat yang tinggi yang apabila tidak ditangani dengan tepat maka
dapat menjadi kontaminan pada tanah, tumbuhan, badan air, juga manusia. Selain itu, jumlah slag yang semakin hari semakin menumpuk juga menimbulkan permasalahan
pada lingkungan [12]. Salah satu cara pengolahan limbah berbahaya tersebut adalah dengan cara
solidifikasistabilisasi. Solidifikasistabilisasi diyakini dapat membatasi pergerakan unsur dan senyawa B-3 dengan membentuk ikatan massa monolit dengan struktur
yang kekar [1]. Solidifikasistabilisasi SS bisa digunakan untuk menstabilkan
2 logam berat dalam tanah terkontaminasi dengan cara penambahan semen sebagai
pengikat limbah logam berat. Proses solidifikasistabilisasi telah banyak dilakukan oleh peneliti - peneliti
sebelumnya diantaranya: peneliti melakukan penelitian tentang Pemanfaatan limbah lumpur berminyak melalui proses solidifikasistabilisasi dengan semen untuk
pembuatan bata beton berlubang. Hasil penelitian ini, didapat kuat tekan bata beton berlubang yang baik dengan komposisi limbah 24 , pasir 56 , dan semen 20
memiliki kualifikasi mutu sebesar 35,11 kgcm
2
, uji porositas sebesar 3,60 , uji serapan air sebesar 2,55 , uji densitas sebesar 1,38 grcm
3
dan analisa kandungan logam berat setelah perendaman diperoleh hasil sebagai berikut: Arsen Ar sebesar
0,002 mgl, Barium Ba sebesar 0,04 mgl, Cadmium Cd sebesar 0,006 mgl, Chromium Cr 0,015, Merkuri Hg 0,0031 mgl dan Zink Zn 0,083 mgl
sehingga dapat digunakan untuk konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindungi dari cuaca luar [15].
Peneliti melakukan penelitian tentang daur ulang limbah berbahaya dengan metode SolidifikasiStabilisasi abu terbang dari ineserator. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan didapat formula yang paling efektif atau yang paling baik mengikat logam berat dalam limbah tersebut yang terdiri dari 20 fluid fly ash, 40 classic
fly ash, 10 semen dan 30 limbah berbahaya. Kandungan logam berat yang dihasilkan setelah perendaman adalah kandungan sulfat sebesar 76 mgl, kandungan
Hg sebesar 0,0001 mgl, kandungan Ni sebesar 0,007 mgl, kandungan Cu sebesar 0,17 mgl dan kekuatan kompresif tertinggi dicapai sebesar 6,2 Nmm
2
[1]. SolidifikasiStabilisasi limbah berbahaya dan limbah radioaktif dengan
menggunakan semen alkali aktif. Semen alkali aktif adalah semen slag yang diaktifkan dengan Natrium Silikat Hidrat C-S-H. Hasil yang telah dipublikasikan
mengkonfirmasi bahwa semen alkali aktif dapat digunakan secara efektif untuk stabilisasisolidifikasi dari berbagai limbah radioaktif dan limbah berbahaya seperti
logam Zn
2+
, Pb
2+
, Cd
2+
dan Cr
6+
, Hg
2+
[5]. Peneliti melakukan penelitian mengenai limbah spent catalyst dari industri
pengolahan minyak bumi dimana limbah ini berupa pasir agregat halus yang
3 mengandung logam berat Zn, Cu, Mn, Cr, Pb, dan Cd hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan 30 limbah spent catalyst dalam campuran pembuatan batu bata ringan. Menghasilkan kuat tekan terbesar yaitu 23,9 kgcm
2
. Pada uji pelindian menunjukkan bahwa lindi yang terjadi memenuhi baku mutu yang ditentukan yaitu
logam Zn sebesar 0,942 mgL, logam Cu sebesar 0,140 mgL, logam Mn sebesar 2,362 mgL, logam Cr 0,556 mgL, logam Pb 0,602 mgL, logam Cd 0,087 mgL,
lindi terbesar adalah logam Pb yaitu 0,642 mgl [14]. Limbah slag baja, merupakan sisa dari proses pembuatan baja yang termasuk
dalam kategori limbah B3 atau berbahaya. Saat ini produksi slag di Indonesia berkisar 800 ribu ton. Setiap ton produksi baja menghasilkan 20 limbah slag [12].
Limbah slag ini dapat dimanfaatkan untuk membuat beton yang berkualitas tinggi dan juga untuk proyek infrastruktur.
Pada saat ini perhatian pemerintah masih minim terhadap limbah industri baja tersebut. Maka perlu diadakan suatu penelitian untuk pemanfaatan limbah industri
pengolahan baja dari barang yang dapat merusak lingkungan menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang solidifikasistabilisasi limbah slag dari industri baja.
4
1.2 PERUMUSAN MASALAH