Prosedur SolidifikasiStabilisasi limbah padat Prosedur pengujian Tekan Prosedur Pengujian Porositas

24

3.3.2. Prosedur SolidifikasiStabilisasi limbah padat

1. Menyiapkan limbah padat industri baja slag yang telah dianalisa dan dikeringkan. 2. Dicampurkan limbah padat, pasir, semen, kerikil dan air hingga rata. Dengan 6 variasi campuran yang setiap variasi masing-masing dibuat 3 buah sampel. Komposisi campuran tersebut disajikan pada table 3.1. Tabel 3.1 Komposisi Campuran Bahan Sampel Beton No Komposisi Bahan Susun Limbah Semen Pasir Kerikil 1 2 3 4 5 6 6,25 12,5 18,75 25 31,25 25 25 25 25 25 25 31,25 25 18,75 12,5 6,25 43,75 43,75 43,75 43,75 43,75 43,75 3. Setelah tercampur dengan rata, kemudian bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam mesin penggilingan yang bertujuan untuk memadatkan campuran bahan. 4. Hasil campuran yang telah rata, dimasukkan ke dalam cetakan 5. Setelah beton dicetak kemudian dikeringkan selama 24 jam dalam ruangan terbuka untuk memperoleh kondisi pengerasan optimum. 6. Kemudian beton direndam selama 7, 14, dan 28 hari. 25

3.3.3. Prosedur pengujian Tekan

1. Benda uji dikeluarkan dari bak perendaman, lalu dijemur selama ± 24 jam. 2. Benda uji yang telah siap, ditentukan kuat tekannya dengan mesin tekan yang dapat diatur kecepatan penekanannya. 3. Kecepatan penekanan dari mulai pemberian badan sampai benda uji hancur diatur sehingga tidak kurang dari 1 satu menit dan tidak lebih dari 2 dua menit. 4. Kuat tekan benda uji dihitung dengan membagi beban maksimum pada waktu benda uji hancur, dengan luas bidang tekan bruto, dinyatakan dalam kgcm2. 5. Percobaan diulang untuk setiap benda uji. Kuat tekan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: = 3.2 Keterangan : KT = Kuat tekan kgcm 2 P = Besarnya beban tekan kg A = Luas bidang tekan cm 2 Fk = 1,18 SNI 03-0349-1989

3.3.4. Prosedur Pengujian Porositas

Standar pengujian yang digunakan dalam pengujian ini adalah langkah- langkah sebagai berikut : 1. Beton disiapkan 2. Beton dikeringkan dalam oven pada suhu 110 C selama 2 jam 3. Beton yang telah dikeringkan ditimbang A 4. Setelah beton ditimbang kemudian direndam dalam air selama 24 jam 26 5. Setelah beton direndam kemudian ditimbang dalam kondisi basah dengan menyeka permukaan beton terlebih dahulu dengan lap lembab B 6. Selisih penimbangan dalam keadaan kering A dan dalam keadaan basah B adalah jumlah penyerapan air, dan harus dihitung berdasarkan persen berat benda uji kering. = 100 3.3 Keterangan : A = Berat bata beton kering gr B = Berat bata beton basah gr SNI 03-0349-1989

3.3.5. Prosedur Analisa Mobilisasi Logam Berat dengan Alat AAS