5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit
Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh; 60 dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan Patricia. 2010. Saat cairan berpindah dari
kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit Christensen dan kockrow, 2003.
Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan
listrik. Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau pemindahan perpindahan cepat dari
satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler Carpenito, 2000.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien gagal ginjal kronis sebenarnya hampir sama dengan klien gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada
support system
untuk mempertahankan
kondisi keseimbangan
dalam tubuh
hemodynmically process
. Dengan tidak optimalnya gagalnya fungsi ginjal, maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang
kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini tetap berlanjut kronis, maka akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem
tersebut. Berikut ini merupakan pengkajian keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronis :
Universitas Sumatera Utara
6
Biodata
a. Usia
Gagal ginjal menyerang semua golongan usia, tidak ada spesifikasi khusus pada usia penderita gagal ginjal kronis Prabowo, 2014.
b. Jenis Kelamin
Laki- laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insiden
gagal ginjal akut, sehingga tidak berdiri sendiri Prabowo, 2014.
Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder yang menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun
oliguria
sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada system sirkulasi-
ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaphoresis, fatigue, napas berbau urea, dan pruritis. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan
akumulasi
zat sisa metabolisme toksin dalam tubuh kareana ginjal mengalami kegagalan filtrasi
Prabowo, 2014.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas karena komplikasi dari
gangguan system ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis kulit, bau urea pada napas. Selain itu, karena berdampak pada proses metabolisme sekunder
karena
intoksikasi
, maka akan terjadi anoreksia, nausea dan vomit sehingga beresiko untuk terjadinya gangguan nutrisi Prabowo, 2014.
Universitas Sumatera Utara
7
Riwayat Penyakit Dahulu
Gagal ginjal kronik dimulai dengan periode gagal ginjal akut dengan berbagai penyebab multikausa. Oleh karena itu, informasi penyakit terdahulu
akan menegaskan untuk penegakan masalah. Kaji riwayat ISK, payah jantung, penggunaan obat berlebihan
overdosis
khususnya obat bersifat nefrotosik, BPH dan lain sebagainya yang mampu mempengaruhi kerja ginjal. Selain itu,
ada beberapa penyakit yang langsung mempengaruhi menyebabkan gagal ginjal yaitu diabetes mellitus, hipertensi. Batu saluran kemih
urolithiasis
Prabowo, 2014.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit gagal ginjal kronis. Namun,
pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut herediter. Pola
kesehatan keluarga yang diterapkan jika anggota keluarga yang sakit, misalnya minum jamu saat sakit Prabowo, 2014.
Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial
terjadi pada waktu klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan menjalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih banyak berdiam
diri. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh biaya yang di keluarkan selama proses pengobatan, sehingga klien mengalami kecemasan Prabowo, 2014.
Universitas Sumatera Utara
8 a. Pola Fungsi Kesehatan
1 Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan Pemakaian obat yang berlebihan Kowalak, 2011.
2 Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat 3 Pola eliminasi
a Eliminasi uri Sering berkemih pada malam hari, tetapi urine sedikit Kowalak, 2011.
b Eliminasi alvi Frekuensi BAB meningkat 1 x per hari konsistensi Kowalak, 2011.
4 Pola aktivitas dan kebersihan diri Aktivitas sehari
– hari dibantu karena kekuatan otot menurun Kowalak, 2011.
5 Pola istirahat – tidur
Terjadi gangguan pola tidur pada malam hari karena sering berkemih pada malam hari jika penyebab GGK karena Diabetes mellitus.
6 Pola kognitif Tidak mengalami dalam kognitif, klien dapat menyebutkan hari, bulan,
dan tahun, serta menyebutkan 3 benda, berhitung dan mengikuti perintah 7 Pola konsep diri
a Identitas diri Terjadi ketidak mampuan karena sakit yang akan mengancam identitas
klien;
Universitas Sumatera Utara
9 b Peran diri
Terjadi perubahan dalam peran karena ketidak mampuan klien akibat sakit;
c Gambaran diri Terjadi perubahan dalam gambaran diri dan mengubah gaya hidup
yang ada; d Ideal diri
Tergantung pada individu saat menghadapi kondisi saat ini, seperti pada harapanya akan kesembuhan, ketahanan psikologis dan
dukungan sosial serta optimisme individu; e Harga diri
Penilaian haraga diri hanya bisa ditentukan pada klien itu sendiri. 8 Pola hubungan peran
Interaksi klien tidak mengalami gangguan, dapat berbicara dengan lancar, mengikuti intruksi dengan dengan tepat.
9 Pola fungsi seksual – seksualitas
Terjadi amenore pada wanita Kowalak, 2011. 10 Pola mekanisme koping
Sebagian pasien sudah menerima keadaan mereka tetapi ada beberapa pasien yang masih menyangkal dan bersikap diam untuk menghadapi
masalah yang sedang mereka hadapi. 11 Pola nilai dan kepercayaan
Terjadi peningkatan praktik ibadah dikarenakan ingin sembuh dan ketakutan akan kematian.
Universitas Sumatera Utara
10 b. Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan umum : Lemah, kesadaran : konfusi, disorientasi
Tekanan darah : Hipertensi Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
diastolic 90mmHg. 2
Body system
a Sistem pulmoner Inspeksi : Pernafasan cepat dan dalam kussmaul, sputum kental
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa, peradangan dan eskpansi dada simetris
Perkusi : Sonor Auskultasi : Jika terjadi penumpukan cairan dalam paru maka
terdengar bunyi krekels b Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Pembesaran vena junggularis Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 4 atau 5
Perkusi : Redup Auskultasi : jika terjadi penumpukan cairan dalam pleura maka
terdengar friction rub perikardial c Sistem neurologi
Kesadaran komposmentis terjadi konfusi dan disorientasi apabila terjadi penumpukan zat
– zat toksik, rasa panas pada telapak kaki
Universitas Sumatera Utara
11 1 Persepsi sensori
Penglihatan : edema periorbital, konjungtiva anemis; Pendengaran : tidak terganggu, terbukti dengan pasien dapat
mendengar suara bisikan perawat dan detak jam tangan; Penciuman : tidak terganggu, terbukti pasien dapat mencium
macam bau; Pengecapan : tidak terganggu, terbukti dapat membedakan rasa
manis, pahit dan asin, asam; Perabaan : tidak terganggu, terbukti klien dapar membedakan
letak sentuhan dengan benda tajam, tumpul, suhu hangat dan dingin serta letak sentuhan.
2 Reflek menurut Reflek Bisep : positif, terdapat fleksi lengan pada siku
Reflek trisep : positif, terdapat esktensi lengan bawah pada sendi siku
Reflek patella : positif, terdapat plantar fleksi kaki Reflek achiles : positif terdapat plantar fleksi kaki Reflek patologis
Reflek Babinski : negative, terdapat plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki
d Sistem gastrointestinal Inspeksi : ulserasi dan perdarahan pada mulut
Auskultasi : bising usus dapat terdengar meningkat atau sangat lambat normalnya 8
– 12 xmnt
Universitas Sumatera Utara
12 Perkusi : jika terjadi diare maka ditemukan hipertimpani dan jika
konstipasi maka ditemukan bunyi redup. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan massa.
e Sistem perkemihan Inspeksi : tidak ada peradangan dan trauma
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih f Sistem integument
Inspeksi : warna kulit abu abu mengkilat, bersisik, ekimosis Palpasi : kulit kering, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
g Sistem musculoskeletal Kram otot, kekuatan otot menurun, kelemahan pada tungkai, pitting
edema. h Sistem reproduksi
Ditemukan : atrofi testikuler Kowalak, 2011.
2. Analisa Data