Komunikasi Antar pribadi dan produktifitas kerja ( studi korelasional antara komuniasi antar pribadi dan produktifitas keraja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia 1 (PELINDO) Cabang belawan )

(1)

Komunikasi Antar pribadi dan produktifitas kerja

( studi korelasional antara komuniasi antar pribadi dan produktifitas keraja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia 1 (PELINDO) Cabang belawan )

SKIRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Politk

Disusun Oleh

BUNGA ASTINA 080922015

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011

Komunikasi Antar pribadi dan produktifitas kerja

( studi korelasional antara komuniasi antar pribadi dan produktifitas keraja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia 1 (PELINDO) Cabang belawan )


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik – baiknya dengan judul “Komunikasi Antar Pribadi dan Produktifitas Kerja “, dan kepada nabiku dan pembimbing jalan hidupku sebenar – benarnya Rasulullah Muhammad SAW.

Selama melakukan penulisan skripsi ini, banyak hal – hal yang merupakan suatu hambatan maupun keterbatasan yang penulis alami, semuanya ini karma keterbatasan ilmu penulis.

Dalam menyelesaikan tulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai macam pihak ytaitu keluarga ku kakak dan adiku betapa aku m,encintai kalian lbih dari apapun. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada, teman – temanq tercinta, yang penuh kesabaran dan ketulusan hati membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, Andini nur baahri, sarah irfanti, eka dian mayranda ( botot ) kalian menempati tempat special di hatiku without you I’m nothing.

Tak lupa pula pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin Selaku Dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis M .A, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan ilmu Politik Universitas sumatera Utara.


(3)

3. Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, M.si, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan memberikan segala masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terseleaikan

4. Bapak Humaizi, MA selaku dosen Wali.

5. Bapak dan ibu dosen, serta staf Departemen Ilmu komunikasi universitas Sumatera Utara Untuk kak Ros, kak Cut dan kak Maya.

6. seluruh bapak dan ibu dosen dan staf fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas sumatara utara yang telah banyak membantu didalam masa perkuliahan .

7. keluarga besarku di garu 2, terima kasih atas segala perhatian kalian yang telah menjadi keluarga ke dua untuk ku.

8. Tante Linda, ( mama Andini) you are the real mother,,,,,,, bisa buat lepas rindu kalau lagi kangen mama, makasih atas bantuan nya ya tante…... 9. Bapak manager PT. Pelindo Cabang Belawan dan segenap karyawan

terimakasih buat segala urusan yang tidak banyak mempersulit dan bersedia mengisi quitioner dengan jujur dan sepenuh hati.

10. sahabat – sahabat ex 08, ntah di mana kalian semua But I will misz u all so much… kak ri, bg edodoe, tha, kak tin, kak je, moli putri inanta, ezwar… alah pokoknya semua,,,,,

11. kak inur nu nasional sumber,,, ntah apa jadinya kalau gak ada bantuan kakak, buat tempat rentalnya ok punya kak, I like the place.


(4)

Semuanya tidak akan terungkap secara keseluruhan di sini, mohon maaf apabila ada yang terlupkan, tapi dari semuanya penulis sangat menghaturkan terima kasih yang sebesar besarnya. Dan penulis menyadari sekali bahwa tulisan ini masih jauh dalam ucapan sempurna, sehingga dalam kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap bahwa skripsi ini sangat berguna bagi pembaca.

Medan, juni 2011 Penulis


(5)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Komunikasi Antar Pribadi dan Produktifitas Kerja ( Studi Kolerasional Antara Komunikasi Antar Pribadi dan produktifitas Kerja karyawan PT. Pelindao 1 Cabang Belawan.)

Penelitian ini menggunakan metode Kolerasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variable yang di teliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 250 orang dan penarikan sempelnya menggunakan teori Arikunto. Oleh karena itu peneliti mengambil sempel sebanyak 24% sehingga di dapat jumlah sempelnya sebanyak 60 orang. Pengumpulan data di kumpulkan dengan teknik perpustakaan dan quisioner. Analisa data dengan menggunakan analisa table tunggal dengan menggunakan SPSS 16,0

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari quisioner serta penelitian dari perpustakaasn, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku – buku serta sumber yang relevan. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa data tabel tunggal dengan menggunakan pirianti lunak SPSS 16.0.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada umumnya kegiatan komunikasi antar pribadi baik secara formal maupun informal yang terjadi pada suatu perusahaan sangat berprengaruh terhadap produktifitas. Bahwa sebagian besar respondent menyatakan tejadinya suatu produktifitas kerja yang efektif dengan adanya komunikasi antar pribadi yang terjalin antara bawahan dan atasan baik secara formal maupun informal.

Berdasarkan analisa data dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi terhadap produktifitas kerja yang dilakukan pimpinan dan bawahannya di PT. Pelindo 1 cabang belawan, dengan ditemukan nya nilai koofisien korelasi menurut guilford 0,41 – 0,70 yaitu hubungan yang cukup berarti dengan hasil rs= 0,43


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 3

I.3. Pembatasan masalah ... 3

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 4

I.4.2. Manfaat penelitian ... 5

I.5 Kerangka Teori ... 5

I.5.1 Komunikasi ... 6

I.5.2 Komunikasi Antar Pribadi ... 8

I.5.3 Teori Self Discloser ... 10

I.5.4 Produktivitas Kerja ... 11

I.6 Kerangka konsep... 13

I.7 Model Teoritis... 14

I.8 Operasionalisasi Variabel ... 15

I.9 Defenisi Operasional ... 15

I.10 Hipotesis ... 18

BAB II URAIAN TEORITIS ... 19

II.1. Pengertian Komunikasai Dan Komunikasi Antar Pribadi ... 19

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 19


(7)

II.2. Proses Komunikasi Antar Pribadi ... 25

II.3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi ... 29

II.4. Teori Self Discloser ... 33

II.5. Pengertian Produktifitas Kerja ... 36

II.6. Faktor – faktor yang mempengaruhi Produktifitas Kerja ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

III.1 Lintasan Sejarah Pengelolaan Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan... 42

III.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 48

III.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 50

III.4. Populasi dan Sempel ... 51

III.4.1 Populasi ... 51

III.4.2. Sempel ... 52

III.5. Teknik Penarikan Sempel ... 53

III.6. Teknik Pengumpulan data ... 54

III.7 Teknik Analisa data ... 54

III.7.1. Analisa Tabel tunggal ... 54

III.7.2. Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

IV.1. Analisa Data Tunggal ... 56

IV.1.1. Data karakteristik Respondent ( Z ) ... 56

IV.1.2. Independent Variable : Komunuikasi Antar Pribadi (X) ... 60

IV.1.3. Dependent Variable : Productivitas verja karyawan (Y) ... 70

IV.2. Uji Hipotesa ... 75

IV.3. Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

V.1. Kesimpulan ... 80

V.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Populasi ... 51

Tabel 2. Sempel ... 53

Tabel 3. Jenis Kelamin Respondent ... 56

Tabel 4. Umur Respondent ... 57

Tabel 5. Pendidikan Terakhir Respondent ... 57

Tabel 6. Masa Kerja Respondent ... 58

Tabel 7. Golongan Respondent ... 58

Tabel 8. Pendapatan Respondent ... 59

Tabel 9. Fasilitas Kerja yang dimiliki ... 60

Tabel 10. Frekuensi Pertemuan Resmi Selama Sebulan ... 60

Tabel 11. Keterlibatan Pimpinan Pada Pertemuan Resmi ... 61

Tabel 12. Pihak Yang Memimpin Rapat ... 62

Tabel 13. Pihak yang Diajak Membicarakan Masalah Dalam Pekerjaan ... 62

Tabel 14. Keberhasilan Pembicaraan Dengan Pimpinan Terhadap Masalah Yang Dihadapi Karyawan ... 63

Tabel 15. Penguasaan Pimpinan Terhadap Masalah Yang Ada ... 64

Tabel 16.Pesan Yang disampaikan Oleh Pimpinan Terhadap karyawan ... 64

Tabel 17. Alat Komunikasi Yang Digunakan Dalam Menyampaikan Pesan ... 65

Tabel 18. Frekuensi Keterlibatan Karyawan ... 66

Tabel 19. Kesesuaian Pesan Pimpinan ... 67

Tabel 20. Frekuensi kariawan Dalam Memberikan Saran Atau Ide ... 68

Tabel 21. Penerimaan Pimpinan Terhadap Saran / Ide dari karyawan ... 68

Tabel 22. Kebebasan Karyawan Dalam berbicara Dengan Pimpinan ... 69

Tabel 23. Keseriusan Karyawan dalam Melaksanakan Pekerjaan ... 70

Tabel 24. Semangat Kerja Para Karyawan ... 71

Tabel 25. Mutu Kerja Para karyawan ... 71

Tabel 26. Disiplin Kerja ... 72

Tabel 27. Partisipasi Karyawan ... 73

Tabel 28. Loyalitas Kerja ... 74


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Quisioner

Lampiran 2: Tabel Foltron Cobol

Lampiran 3: Tabel Data Mentah Variable X dan Y Lampiran 4: Surat Izan Penelitian

Lampiran 5: Surat Kerterangan Penelitian Lampiran 6: Lembar Catatan Bimbingan Lampiran 7: Biodata Peneliti


(10)

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengambil judul Komunikasi Antar Pribadi dan Produktifitas Kerja ( Studi Kolerasional Antara Komunikasi Antar Pribadi dan produktifitas Kerja karyawan PT. Pelindao 1 Cabang Belawan.)

Penelitian ini menggunakan metode Kolerasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variable yang di teliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 250 orang dan penarikan sempelnya menggunakan teori Arikunto. Oleh karena itu peneliti mengambil sempel sebanyak 24% sehingga di dapat jumlah sempelnya sebanyak 60 orang. Pengumpulan data di kumpulkan dengan teknik perpustakaan dan quisioner. Analisa data dengan menggunakan analisa table tunggal dengan menggunakan SPSS 16,0

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan untuk memperoleh data dari quisioner serta penelitian dari perpustakaasn, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku – buku serta sumber yang relevan. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa data tabel tunggal dengan menggunakan pirianti lunak SPSS 16.0.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada umumnya kegiatan komunikasi antar pribadi baik secara formal maupun informal yang terjadi pada suatu perusahaan sangat berprengaruh terhadap produktifitas. Bahwa sebagian besar respondent menyatakan tejadinya suatu produktifitas kerja yang efektif dengan adanya komunikasi antar pribadi yang terjalin antara bawahan dan atasan baik secara formal maupun informal.

Berdasarkan analisa data dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi terhadap produktifitas kerja yang dilakukan pimpinan dan bawahannya di PT. Pelindo 1 cabang belawan, dengan ditemukan nya nilai koofisien korelasi menurut guilford 0,41 – 0,70 yaitu hubungan yang cukup berarti dengan hasil rs= 0,43


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan tempat dilakukannya berbagai kegiatan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses pencapaian tujuan perusahaan melibatkan semua sumber daya yang tersedia di dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini karyawan memegang peranan penting. Karena berhasil tidaknya tugas yang dipikul oleh perusahaan tergantung dari hasil kerja pegawainnya. Diharapkan karyawan dapat bekerja secara maksimal dan seproduktif mungkin.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan kadangkala terdapat ketidak puasan dikalangan karyawanya dapat mengakibatkan hubungan yang terbina kurang harmonis. Sumber ketidak puasan itu bukan hanya berupa materi saja (gaji dan fasilitas yang minim), akan tetapi juga dapat bersifat non material, misalnya penghargaan sebagai manusia, kebutuhan untuk berpartisipasi, dan lain sebagainya.

Hubungan yang kurang harmonis pasti akan menciptakan suasana kerja yang tidak menyenangkan yang akan menggannggu produktifitas kerja. Maka dari itu untuk menciptakan hubungan yang harmonis diperlukan komunikasi antar pimpinan dan bawahan maupun antar sesama karyawan itu sendiri. Proses komunikasi antar pribadi. Dengan adanya perhatian yang telah diberikan pimpinan akan dapat menimbulkan rasa hormat bawahannya.


(12)

Dalam hal ini terjalin proses komunikasi yang timbal balik yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai. Dengan demikian juga halnya dalam hubungan dengan sesam karyawan itu sendiri. Adanya hubungan yang baik dan harmonis menjadikan adanya suatu kerja sama yang mantap. Karenanya karyawan akan merasa betah dan senang bekerja di lingkungan kantornya, sehingga produktifitas kerja meningkat.

Terbentuknya gairah kerja, disiplin kerja, dan kerja sama diantara karyawan sebagai akibat komunikasi antar pribadi yang dilaksanakan pimpinan terhadap bawahannya, akan dapat menciptakan produktifitas kerja yang pada akhirnya akan mewujudkan tujuan perusahaan.

Adapun upaya – upaya yang dilakukan dalam menumbuhkan produktifitas kerja pegawai. Yang berhubungan dengan komunikasi antar pribadi yang di lakukan pimpinan antara lain dengan menumbuhkan rasa percaya. Sikap suportif dan sikap terbuka kepada pegawai, yang dapat mendorong timbulnya saling pengertian dan saling menghargai.

Mengadakan hubungan seperti di uraikan di atas. Hendakya dikembangkan oleh pimpinan, melalui pertemuan formal, seperti : rapat, seminar, diskusi, ceramah dan juga konsultansi dengan pimpinan tentang masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Pentingnya hubungan ini dilaksanakan pimpinan. Adalah mengingat karyawan didalam perusahaan terdiri dari individu – individu yang mempunyai kepetingan pribadi yang berbeda – beda, yang mana hal tersebut dapat menciptakan konflik perusahaan.


(13)

Apabila terjadi konflik antar karyawan dalam suatu perusahaan, maka hal tersebut dapat mengakibatkan aktifitas perusahaan tidak berjalan dengan baik. Dan pada tahap selanjutnya tidak akan ada kegairah dan semangat kerja, dengan kata lain tidak akan menimbulkan produktifitas kerja.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan terhadap produktifitas kerja karyawan PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan .

1.2.Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah terdapat hubungan antara komunikasi antar pribadi dengan produktifitas kerja karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan.”.

1.3.Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas dan menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dapat mengaburkan penelitian, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti penulis adalah : 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yang mencari dan menguji hipotesis. 2. Penelitan ini beralokasi di PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan . 3. Penelitian di batasi pada komukasi yang dilakukan oleh pimpinan dan


(14)

4. Peenlitian ini dibatasi pada produktifitas kerja yang dilihat dari faktor – faktor : keseriusan kerja, loyalitas kerja, disiplin kerja, semangat kerja, mutu kerja, partisipasi kerja.

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian, yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan pihak yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang sesungguhnya mempengaruhi produktifitas kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan.

b. Untuk melihat produktifitas kerja akibat komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan.

c. Untuk mengetahui komunikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan

d. Untuk mengetahui hubungan komunikasi antar pribadi yang dilakukan piminan dan bawahan dengan peningkatan produktifitas kerja.


(15)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut komunikasi antar pribadi khususnya komunikasi antar pimpinan dan bawah dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja dan sebagai sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan sebagai masukan PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan

c. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulisan mengenai hubungan komunikasi antar pribadi dalam meningkatkan produktifitas kerja.

1.5. Kerangka Teori

Untuk memecahkan suatu permasalahan dengan jelas dan sistematis, dibutuhkan teori – teori sebagai landasan dan kerangka berpikir, karena kerangka teori berguna sebagai pendukung pemecahan masalah.

Teori terdiri dari konsep – konsep , devenisi, acuan dan proporsi yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antar varibel dengan tujuan untuk menjelaskan (meprediksikan) fenomena tersebut (rakmat, 1993 : 7).

Dalam setiap penelitian diperlukan dukungan dari teori – teori yang merupakan titik tolak dalam mencari penyelesaian dari suatu masalah. Untuk


(16)

itu, perlu di susun kerangka teori yang memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana suatu masalah akan di soroti (nawawi. 1991 : 140).

Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teori – teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : teori komunikasi, komunikasi antar pribadi, teori self Disclosure, Produktifitas kerja.

1.5.1. Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang mana selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan manusia yang lainya. Untuk menciptakan suatu relasi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana. Oleh karena itu komunikasi merupakan dasar dari eksitensi manusia yang ingin bermasyarakat.

Istilah komunikasi berasal dari kata commucation, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. jadi komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan makna mengenai suatu pesan yang sampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy.1992:5).

Shanom dan Weaver (1949) menyatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja


(17)

atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi di dalam hal ekspresi muka, seni dan tekhnologi.

Menurut Harold D. Lasswell dalam bukunya The Structuer and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who, Says what, in which channel, to whom, with what effect.

Jadi berdasarkan pandangan Lassewell tersebut komunikasi adalah proses penyapaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya memberitahukan atau mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta, atau pendapat. Komunikasi bertujuan untuk menyalurkan ide atau pesan kepada orang lain dengan maksud agar mengerti, memperkuat, ataupun mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku sesorang.

Berdasarkan hal diatas perusahaan akan dapat menangani permasalahan dalam mengkoordinasi tujuan yang akan di capai melalui kegiatan berkomunikasi. Bila disesuaikan dengan penelitian ini bahwa peranan komunikasi disini adalah suatu proses penyampaian dan pertukaran pesan antar pimpinan dan pegawai.


(18)

1.5.2. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar dua orang atau lebih. Dimana terjadi kontak langung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis itu bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium, umpamanya telephone, surat, telegram dan lain sebagainya. Ciri khas komunikasi antar pribadi ialah sifatnya dua arah atau timbal balik ( two ways traffic of communication). Dalam komunikasi seperti komunikasi menjadi komunikator, demikian sebaliknya.dalam situasi seperti itu, maka

komunikasi utama adalah orang yang pertama menyampaikan pesan (message),sebab dialah yang mulai berkomunikasi dan dialah yang

mempunyai tujuan dengan mengggunakan komunikasi itu.

Asumsi dasar komunikasi antar pribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut presepsi komunikator, reaksi komunikasi menenangkan atau positif maka ini merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.

Apabila dua orang individu terlibat dalam suatu percakapan terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pribadi cukup efektif dalam merubah perilaku orang lain. Segi efektifnya adalah adanya arus balik langsung yang dapat ditangkap oleh komunikator, baik secara verbal dan bentuk kata, maupun secara non – verbal dalam bentuk gerak – gerik seperti anggukan dan lain – lain.


(19)

William F. Gluek mengatakan bahwa : “komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia ( A.W.Widjaja,1986 : 8).

Dalam proses komunikasi antar pribadi nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual inderstandirig) dan empati. Jenis komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubungan dengan prosesnya yang dialogis ( Liliweri, 1997 : 12). Dialog adalah suatu proses komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi.

Untuk mencapai keefektifan komunikasi interpersonal, sedikitnya ada lima komponen yang harus di penuhi, yaitu :

1. Adanya kesamaan kepetingan antara komunikator dan kominikanya. Hal ini dapat di lihat dari frekuensi tatap muka antar karyawan dan pimpinan.

2. Sikap positif artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagi sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan formal yang dilakukan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah. 3. Masing – masing pihak mencoba menempatkan diri pada unsur empati pada

lawan bicaranya. Hal ini dapat dilihat dari konsultasi tentang masalah pekerjaan yang dihadapi pegawainya.

4. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak


(20)

Dari pengertian komunikasi antar pribadi yang telah dikemukanan dapat dijelaskan agar tujuan komunikasi pribadi tercapai maka pimpinan (komunikator) harus bisa menarik perhatian pegawainya (komunikan) tentang suatu pesan sehingga terjalin suatu kontak langsung, sehingga dengan sendirnya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai dengan tepat yaitu peningkatan produktifitas kerja si komunikasi.

1.5.3. Teori Self Disclosure

Teori Self Disclosure sering juga disebut teori “Johari Window” atau jendela johari. Para pakar psikologi menganggap bahwa teoritis yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Terbuka

Diketahui diri sendiri dan orang lain

Buta

Tidak diketahui diri sindiri dan orang lain tahu

Tersembunyi diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain

Tidak dikenal

diketahui diri sendiri dan orang lain

Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing – masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengukapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.

Asumsi johari bahwa kalau setiap individu bis memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.


(21)

Proses komunikasi antar pribadi akan datang berlangsung dengan baik bila pribadi – pribadi yang terlibat didalam proses komunikasi antar pribadi tersebut saling memiliki keterbukaan. Atau dalam bahasa lain komunikasi antar pribadi tidak akan berjalan bila masing – masing orang yang terlibat saling mentup diri.

Jadi bila dikaitkan dengan penelitian ini apabila setiap karyawan maupun pimpinan saling menutup diri maka komunikasi antar pribadi diperusahaan tersebut tidak akan berajalan dengan baik. Karena komunikasi antar pribadi akan berhasil apabila diantara karyawan dan pimpinan saling terbuka dan memahami satu sama lain.

1.5.4. Produktifitas kerja

Berbicara mengenai pengertian atau defenisi produktifitas, bukanlah hanya satu masalah teknis semata atau menajerial, tetapi merupakan suatu masalah yang kompleks, ada banyak pengertian tentang produktifitas yang menunjukkan betapa kompleknya sesungguhnya arti dari produktifitas kerja dalam suatu organisasi, ada ciri yang sama dari berbagai pengertian yang diberikan yaitu menyangkut output banding input, yaitu perbandingan antara totalitas pengeluaran dan totalitas pemasukan, jika semakin besar pengeluaran dibanding pemasukan berarti tidak produkti.

Drs. Muchdarsyah Sinungan, Mengartikan Produktivitas sebagai : “Hubungan antar hasil nyata maupun fisik (barang – barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya” (Muchdarsyah Sinungan, 1987 : 9).


(22)

Sedangkan L. Greenberg Mendenifisikan produktifitas sebagai : “Perbandirigan totalitas pengeluaran pada waktu tertentu di bagi totalitas selama periode tersebut” (Muchdarsyah Sinungan, 1987 : 10).

Berhubung yang dibicarakan adalah produktivitas kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan, Berarti berbicara tentang produktivitas tenaga kerja. Ini juga berarti berbicara tentang bagaimana meningkatkan kerja produktivitas dari seorang. Jadi menyangkut bagaimana menciptakan suatu kondisi kerja yang bisa mendorong seorang pekerja untuk secara sukarela meningkatkan hasil dan mutu kerja yang menjadi tanggung jawab di organisasi tempat ia mengadakan aktivitas kerja. Dengan demikian dibutuhkan suatu pengelolaan atau manajemen.

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, penghargaan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan terlebih dahulu ( Drs. Oey Liang Lee. 1977 : 15). Dengan demikian dibuutuhkan suatu seni mengelola manusia, baik sebagai individu, maupun kelompok agar dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang seproduktif mungkin. Adapun faktor yang berkaitan dengan sikap untuk meningkatkan produktifitas kerja seseorang dapat dilihat dari :

a. Keseriusan kerja, yaitu sikap yang sungguh – sungguh dalam melakukan pekerjaan.

b. Displin kerja, yaitu sikap kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan.


(23)

c. Partisipasi kerja, keikutsertaan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan d. Semangat kerja, yaitu suatu gairah yang positif dalam melaksanakan

aktivitas kerja

e. Mutu kerja, yaitu suatu hasil yang diberikan oleh seorang pekerja pada suatu organisasi dimana ia mengadakan aktivitas kerja.

1.6.Kerangka Konsep

Nawawi (1995 : 37). Mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan di capai.

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkn berbagai fenomena yang sama (Singarimban, 1984 : 16).

Kerangka konsep dari suatu gejala sosial yang mamadai di perlukan utuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel – variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefinisikan operasional untuk memungkinkan dalil – dalil yang dapat diuji.

Dalam penelitian ini teradapat beberapa variabel yang akan di teliti yaitu :

1. Varibel bebas atau Independen variabel (X) Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.


(24)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kegiatan komunikasi Antar pribadi.

2. Variabel terikat atau Dependent Variabel (Y) Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Produktivitas Kerja Karyawan

3. Variabel antara atau Intervening variabel (Z).

Yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel antara dalam penelitian ini adalah : Karakteristik Responden.

1.7.Model Teoritis

Berdasarkan variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, maka di bentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Variabel bebas (X) Komunikasi Antar Pribadi

Variabel bebas (Y) Produktifitas kerja

Karyawan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(25)

1.8. Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam peneletian, yaitu :

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel bebas (X) komunikasi antar pribadi

1. Frekuensi tatap muka

2. Pertemuan formal melalui rapat seminar, ceramah, diskusi.

3. Konsultasi tentang masalah pekerjaan

4. Keterbukaan 5. Dukungan 2. Variabel Terikat (Y)

Produktivias kerja

1. Keseriusan kerja 2. Displin kerja 3. Partisipasi kerja 4. Semangat kerja 5. Mutu kerja 6. Loyalias kerja 3. Variabel Antar (Z) 1. Umur

2. Kelamin 3. Pendidikan 4. Masa kerja 5. Golongan 6. Pendapatan

1.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang teleh di kelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi


(26)

operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara mengukur variabel – variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1989 : 46).

Defenisi operasionaldari variabel – variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

- Komunikasi antar pribadi :

Suatu komunikasi yang sifatnya dua arah timbal balik yang bisa terjadi antar dua orang atau lebih dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan baik tatap muka ataupun bermedia.

- Frekwensi tata muka :

Suatu jumlah (kuantitas) komunikasi antar pribadi yang terjadi : - Pertemuan Formal :

Pertemuan resmi yang dilakukan oleh pimpinan untuk meminta sumbang saran atau jalan keluar persoalan yang dihadapi perusahaan seperti ; Rapat, seminar, ceramah dan diskusi.

- Konsultasi tentang masalah pekerjaan :

Komunikasi tata muka antara pimpinan dengan bawahan untuk membantu karyawandalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.


(27)

- Keterbukaan

Adanya kemauan untuk membuka diri. Mengatakan tentang keadaan diri sendiri sehubungan dengan kegiatan kominikasi.

- Dukungan:

Suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk berkomunikasi tanpa merasa tertekan dan ketakutan kritik kegiatan datang padanya.

2. Variabel terikat

- Produktifitas kerja :

Keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan segala bidang.

- Keseriusan kerja

Sikap untuk melakukan sesuatu dengan sungguh – sunguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.

- Disiplin Kerja

Sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja karena adanya keyakinan bahwa aturan – aturan itu tujuanya dapat tercapai.

- Partisipasi kerja

Keikutsertaan para karyawan dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi

- Semangat kerja

Suatu gairah yang positif yang terdapat secara internal di dalam diri seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja.


(28)

- Mutu kerja

Suatu hasil yang diberikan oleh seorang pekerja di dalam melakukan aktivitas kerja sesuai dengan bidanganya.

- Loyalitas kerja

Suatu kesetian yang diberikan oleh para seseorang pada suatu organisasi dimana ia mengadakan aktivitas kerja.

1.10. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang hanya dapat diterima sebagai keberadaaan bilamana setelah diuji ternyata fakta atau kenyataan sesaui dengan dugaan tersebut (nawawi, 1990 : 43). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi antar pribadi

yang dilakukan pimpinan dan bawahan di PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan.

Ha : Terdapat hubungan antar kegiatan kominikasi antar pribadi yang dilakukan pimpinan dan bawahan di PT. Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Belawan.


(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Antar Pribadi

Manusia adalah makhluk sosial yang mana selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi suatu dengan manusia yang lainnya. Untuk menciptakan suatu relasi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana. Oleh karena itu komunikasi merupakan dasar dari eksistensi manusia yang ingin bermasyarakat.

Manusia secara sadar atau tidak di dalam kehidupannya sehari – hari selalu menggunakan komunikasi karena merupakan bagian dari kehidupan manusia. Manusia melakukan kegiatan komunikasi sebagia bukti kesadaran akan eksistensinya. Yaitu mengadakan relasi atau respon terhadap stimulasi yang datang padanya.

Dan dengan seiring perkembangan peradaban manusia. Komunikasi telah merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia dan merupakan milik setiap orang.

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, istilah kominukasi berasal dari bahasa latin. “Communication”. Yang bersumber dari kata “commus” yang berarti sama, yakni : sama mana, yaitu makan mengenai suatu hal. Wilbur Sehramm mengatakan :


(30)

“Jika kita melakukan komunikasi, kita sedang berusaha mengadakan kesamaan dengan orang lain. Ini berarti kita sedang berusaha memberikan informasi, gagasan atau sikap. Komunikasi pada hakekatnya juga membuat si penerima dan si pemberi sama – sama sesuai untuk menerima suaut pesan” (Ryyono Praktikno, 1982 : 71).

Pengertian yang samapun diberikan oleh Onong U.Efenddy yang mengatakan: “Komunikasi pada hakekatnya adalah membuat kominikan dan komunikator sama – sama sesuai (tuned) untuk suatu pesan” (Effendy : 1981 : 32).

Jadi, bila kita melihat pada hakekatnya pengertian kominikan secara etimologis, defenisiWilbur Schramm dan Onong U.Effendy, intinya berusaha mencari dan membentuk kesamaan makna (arti) terhadap pesan yang saling di lontarkan baik oleh komunikator ataupun komunikan.

Bila defenisi diatas di ikuti, maka pengertian komunikais itu begitu sederhana sekali. Dalam kenyataanya,manusia berkomunikasi itu bukan hanya mencari kesamaan makna terhadap suatu yang dikomunikasikan.agar wawasan lebih luas terdapat pengertian komunikasi. Ada pengertian yang diberikan oleh ahli – ahli yang lain yang menunjukkan pengertian komunikasi bukan hanya masalah kesamaan makna.

Harlod D. Lasswell mendenifisikan komunikasi sebagai :

“proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang menimbulkan efek” (Effendy, 1968: 69). Jelas disini.komunikasiitu bukan hanya mencari kesamaan makan sesuatu terhadap sesuatu. Tetapi ada efek di sana. Baik bagi komunikator maupun bagi komunikannya. Jadi ada kekomplekan dalam arti lasswell. Sedangkan


(31)

Carl I. Hovland lebih tajam lagi dalam memberikan pengertian komunikasi. Beliau mengatakan :

“komunikasi adalah suatu proses mana seseorang (komunikator) menampaikan stimulasi (biasanya lambang kata-kata) untuk membentuk tingkah laku orang lain” (Effendy, 1981 : 32).

Maka bagi Holvand komunikasi itu suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang lain, sesuai dengan tujuan dari si komunikator, jadi komunikasi mengandung unsur tujuan bagi seseorang terhadap orang lain. Jadi baik bagi Lasswell maupun Hovland pengertian komunikasi tidaklah hanya membentuk kesamaan makna terdapat sesuatu semata.

Dalam hal ini, kita tidak membenarkan atau menyalahkan pengertian yang telah di ada diatas, hanya saja kita dapat menyimpulkan ciri –ciri tertentu dari pengertian komunikasi, baik menurut Wilbur Schramm dan Onong U. Effendy di satu pihak ataupun Hovland dan Lasswell di pihak lain,yaitu : - Adanya kesamaan arti makna terhadap sesautu yang dikomunikasikan - Adanya pesan

- Adanya efek

- Dan adanya dimensi mempengaruhi

II.1.2. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikan, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu : a). komunikasi antar Pribadi, b). komunikasi kelompok dan c). komunikasi massa. Sehubungan


(32)

dengan penelitian ini, maka yang dibahas hanyalah yang menyangkut komunikasi antar pribadi.

Komunikasi antar pribadi (sering juga disebut Diadic communcation) adalah :

“komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak langsng dalam bentuk percakapan, bisa secara berhadapan muka ( face to face) atau bisa juga sebuah medium, umpamaya telepon” (Effendy, 1981 : 48). Jadi kominikasi jenis ini selalu membutuhkan adanya seorang lain sebagai lawan komunikasi. Ciri khas komunikasi antar pribadi ialah seorang sifatnya dua arah atau timbal balik (two way traffic of communication). Dalam komunikasi seperti komunikasi seperti antar pribadi, komunikator dan komunikan saling berganti fungsi. Pada suatu ketika komunikan menjadi komunikator ,demikian sebaliknya. Dalam sutuasi seperti itu. Maka komunikator utama adalah orang yang pertama – tama menyampaikan pesan (message), sebab dialah yang memulai komunikasi. Dialah yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan komunikasi itu. Demikian seterusnya selama proses komunikasi itu berlangsung.

Jika Onung U.Effendy memberikan defenisi seperti di atas yaitu : komunikasi antar pribadi itu antara dua orang. Maka William E. Gluek yang di kutip oleh A.W. Widjaja lain memberikan defenisi komunikasi antar pribadi yaitu:


(33)

“Proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia” (A.W.Widjaja, 1986 : 8).

Jadi bagi beliau berkomunikasi antar pribadi bukan hanya ditunjukkan kepada dua orang saja. Tetapi bisa lebih dari dua orang, yang penting dalam suatu kelompok kecil. Hanya saja beliau tidak memberikan batasan kelompok kecil itu berapa orang.

Sedangkan bagi penulisan, berhubungan dihadapkan kepada dua defenisi di atas maka penulis menyimpulkan komunikasi antar pribadi itu : - Arus pesannya cenderung dua arah secara timbal balik

- Konteks komunikasi tatap muka atau bermedia

- Adanya proses pergantian fungsi langsung timbal balik antara :

Komunikator komunikan.

Selanjutnya untuk menjelaskan pengertian komunikasi antar pribadi, De Vito (1976) (dalam Leliwei, 1997 : 12). Memberikan beberapa ciri komunikasi interpersonal yang terdiri atas adanya :

a. Keterbukaan (openess) b. Empati (emphaty)

c. Dukungan (suportiveness) d. Rasa positif (positiveness) e. Kesamaan(equality) a. Keterbukaan (Openess)

Pihak komunikator dan komunkan saling menggungkapkan segala ide atau gagasan banwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan


(34)

terbuka tanpa rasa takut atau malu. Kedua – duannya saling mengerti dan memahami pribadi masing – masing.

b. Empati (emphaty)

Segala kepetingan yang dikomunikasikan ditangani dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak. Masing - masing meraskan situasi dan kondisi yang dialami tanpa pura – pura.

c. Dukungan (sipportiveness)

Stiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapatkan dukungan dari pihak – pihak yang berkomunikasi. Sehingga dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya.dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakana aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan. d. Rasa Positif ( positifness)

Jika setiap pembicaraan yang bicarakan mendapat tanggapan pertama yang postif, maka lebih mudah melanjutkan percakapan yang selanjutnya. Rasa positif menhindarkan pihak – pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi.

e. Kesamaan ( Equality)

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan antar pribadi pun lebih kuat, apabila mempunyai kesamaan pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideologi dan sebagainya.

Demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah terdapatnya suatu hubungan komunikasi yang bukan saja sekedar


(35)

menyampaikan informasi, tetapi terdapat unsur pendekatan pendekatan pribadi. Karena itu penting dalam upaya mengubah sikap pendapatan dari perilaku.

II.2. Proses Komunikasi Antar Pribadi

Kegiatan komunikasi antar pribadi tentu terjadi tidak dengan sendirinya. Dia membutuhkan suatu rangkaian peristiwa yang berlangsung dengan kata lain membutuhkan suatu proses. Sementara itu dalam lingkup ilmu komunikasi, proses yang dimaksud memuat komponen – komponen yang dibutuhkan. Sejumlah komponen atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, maka perlu di perhatikan paradigma Lasswell yang berbunyi :”whosays in which channel to whom with what effect atau siapa, mengatakan siapa, dengan media apa, kepada siapa, dengan efek apa”. (Effendy, 1992 : 10).

Tepatnya cara menjelaskan proses komunikasi lasswell dengan menjawab:

- Who? Siapa : Komunikator

- Says What? Mengatakan apa : Pesan (message) - In Wich Channel? Saluran apa : Saluran/media - To whom ? kepada siapa : komikan

- Whit what effect ? denga efek apa : efek yang terjadi

Maka dalam proses komunikasi (baik interpersonal atau massa) Lasswell menunjukkan terhadap lima unsur di dalamnya, yaitu :


(36)

2. Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang ( verbal atau Non verbal).

3. Media : Sarana/saluran yang mendukung pesan yang di lontarkan

4. Komunikan : Orang yang menerima pesan 5. Efek : dampak yang ditimbulkan

Melalui formula Lasswell ini, jalannya proses komunikasi dapat dilihat seperti di bawah ini :

PROSES KOMUNIKASI

Selanjutnya Everett, M. Rogers memberikan karakteristik dari komunikan antar pribadi (Edward Depari dan Collin Mc. Andreaws, 1988 : 18).

KARAKTERISTIK KOMINIKASI ANTAR PRIBADI

1 Arus pesan Cenderung dua arah

2 Konteks komunikasi Tatap muka/ bermedia

3 Tingkat umpan balik Tinggi

4 Tingkat selektivitas Tinggi

5 Kecepatan jangkauan terhadap audies Relatif lambat Who

Komunikator

Says what Pesan

In wich channel media

To whom komunikan

To whom effect Efek yang


(37)

Berdasarkan uraian sebelumnya tentang pengertian komunikasi antar pribadi, komponen komunikasi Lasswell serta karakteristik komunikasi antar pribadi Everett M. Rogers. Maka dapat dubuat visualisasi dari proses komunikasi antar pribadi seperti di bawah ini.

PROSES LENGKAP KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Maka dari gambar diatas jelas proses komunikasi antar pribadi itu. adanya pihak pelaku inisiatif dan penerima pesan yang kita artikan pemberi stimulus dan penerima stimulus dimana arus pesan itu secara timbal balik (dua arah) dari umpan baliknya itu segera atau langsung dengan menggunakan media tertentu, dan yang tidak boleh diabaikan bahwa komunikator dan komunikan saling berganti peranan. satu saat sebagai komunikator saat lain jadi komunikan (berganti peran).

Proses komunikasi antar pribadi dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama-tama, sumber memberikan pesan atau informasi kepada komunikator

Feed back (umpanBalik)

Penyebar pesan

(Kominkator) Pesan channel Media Penerimaan pesan (Komunikan)

Efek yang terjadi

Feed back (umpanBalik)


(38)

(apabila sumber adalah suatu kejadian), kemudian oleh komunikator pesan itu disampaikan dengan atau tanpa media kepada komunikan. Penerimaan pesan itu oelh komunikan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan sensasi. persepsi, memon dan berpikir” (Rakhrnat. 1986:9).

- Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Proses itu berhuhungan dengan keterlibatan alat indra.

- Persepsi adalah pengalaman tentang objek. Peristiwa atau huhungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan.

- Memori adalah sistem yang berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tetang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai indra kita. Setiap saat pula stimuli direkam secara sadar atau tidak sadar.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka proses lengkap dari komunikai antar pribadi yang ingin di teliti adalah sebagai berikut :

PROSES KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM PENELITIAN YANG DIMAKSUD

Feed back (umpanBalik) Kominkator (komunikan) Pesan yang dipertuk arkan Media channel Komunikan (komunikator) Produktifitas Kerja karyawanPD. Pasar Feed back (umpanBalik)


(39)

Proses komunikasi antar pribadi mempergunakan lambang sebagai media. Yang terdapat dalam komunikasi antar pribadi terbagai dua yaitu : - Lambang verbal

Lambang Verbal artinya bahasa sebagai media. Bahasa adalah lambang yang dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan objektif dalam dunia sekililing kita dan juga mewakili hal yang abstrak.

- Lambang Non Verbal

Lambang non verbal berlangsung dengan gejala yang menyangkut gerak- gerik (gestures), sikap (pastures) ekspresi (facial expression) dan lain gejala yang sama.

Dalam proses komunikasi, baik antar pribadi atau massa, lambang - lambang yang dipergunakan harus dipahami dan dimengerti baik oleh kominukator maupun komunikan, jika lambang yang dipergunakan atau diperlukan tidak saling dimengerti itu bukan komunikasi, hanya kontak sosial. Komunikasi lebih mudah berlangsug dan berlanjut antara orang-orang yang sependapat tentang sesuatu rnasalah.

Proses komunikasi antar pribadi berhasil apabila terjadi kesesuaian antara komunikator dan komunikan dalam arti tercapainya tujuan dan komunikasi yaitu perubahan sikap.

II.3. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi

Yang dimaksud dengan efektif dalah mengenai Sasaran atau rnencapai tujuan sesuai dengan maksud si pembicara. Dalam komunikasi antar pribadi


(40)

apabila tujuan untuk mengubah pendapat, sifat dan tingkah laku komunikasi dapat tercapai. Maka komunikasi antar pribadi itu efektif.

Efektifitas komunikasi juga tergantung pada “siapa” serta “cara” penyampaian pesan kepada komunikan. Apabila kita berbicara dengan rekan sejawat, guru, orang tua, atau pimpinan, kita harus menentukan sikap terlebih dahulu , tempat kita berada, posisi, kemudian hal apa yang kita pesankan. Setelah itu kita harus mendefenisikan diri kita pada saat suatu posisi tertentu. Maka selanjutnya dapatlah kita sampaikan pesan dengan “cara” dan “sikap” yang tepat agar dapat menjadi sasaran yang kita inginkan.

Ada beberapa faktor yang menunjang agar komunikasi itu berlangsung efektif. Wilbur Schramm menampilkan “The Condilion of Succes In

Communication”. yakni kondisi yang harus dipenuhi jika diinginkan agar

suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama rnengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan satu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang banyak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat


(41)

itu ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. (Effendy, 1981:37).

Demikian efektifitas komunikasi dilihat dari unsur pesan, dengna diperhatikan syarat tersebut jelasalh mengapa para komunikator memulai dengan meneliti sedalam – dalamnya tujuan dan mengapa “know you audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikasi.

Ditinjau dan unsur komunikan, Chester I. Bernard menyatakan Seseorang dapat dan akan menerima pesan hanya kalau terjadi empat kondisi: 1. Ia dapat dan benar-benar rnengerti pesan komunikasi.

2. Pada saat Ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sama dengan tujuannya.

3. Pada saat ia rnengambil keputusan. ia sadar bahwa keputusannya bersangkutan bagi kepentingan pribadinya

4. Ia mampu untuk menempatinya baik secara mental maupun fisik. (Effendy. 1981:38).

Selanjutnya Cutlip dan Center didalam buknya “ effevtive public

relations” menggunakan fakta tanda mental yang perlu diingat oleh

komunikator yaitu:

1. Bahwa komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup. bekerja dan bermain satu sama lainnya dalam jaringan lembaga sosial. Karena itu, setiap orang adalah subjek bagi lembaga pengaruh. diantaranya adalah pengaruh bagi komunikator.


(42)

2. Bahwa komunikan mernbaca, mendengar dan menonton komunikasi yang menyajikan pandangan huhungan pribadi yang mendalam.

3. Bahwa tanggapan yang diinginkan oleh komunikator dari komunikan harus menguntungkan bagi komunikan : kalau tidak ia tidak akan memberikan tanggapan (Effendy, 1981 : 38).

Dari sudut komunikator ada dua faktir penting dari komunikator yaitu kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source autractiveness). Kedua hal ini berdasarkan posisi yang akan menerima pesan :

a. Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar. Jadi komunikator mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dan komunikan dan apa yang diriyatakannya.

b. Hasrat seseorang untuk menyamakan diri dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secana emosional rnemuaskan. Jadi komunikator akan sukses dalam komunikasinya. bila Ia berhasil memikat perhatian komunikan. (Effendy. I 981:39).

Mc Grosky, Larson dan Knapp dalam hukunya “intriduction to

Interpersonal Communication”. menyatakan bahwa berkomunikasi yang

efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antar komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. (Lifend. 1981:49).


(43)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas komunikasi antar pribadi pada prinsipnya adalah :

1. Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyesuaikan diri baik secara fisik maupun psikis. Hal ini mungkin disebabkan oleh daya arus balik langsung.

2. Adanya keseimbangan atau keharmonisan antara komunikator dan pesan yang disampaikan .

3. Adanya respon atau tindakan nayata dari komunikan berupa perubahan sikap, memperkuat pendapatan dan sebagainya.

II.4. Teori Self Disclosure

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Lull (1969) yang menenkankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengatahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutkan dengan Jendela Johari (Johari Window).(Liliweri, 1951 : 53). Berikut gambar jendela Johari tentang bidang pengenalan diri dan orang lain.

Terbuka.

Diketahui diri sendiri dan orang alin

Buta

Tidak diketahui diri sendiri dan orang lain tahu

Tersembunyi

Diketahui diri sendiri tetpi tidak di ketahui orang lain

Tidak di kenal, tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.

Gambar yang disebut Jendela Johari tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seorang dengan yang lainnya terdapat empat


(44)

kemungkina sebagaimana terwakili melalui suasana di empat bidang (jendela) itu.

- Bidang 1 ( Daerah Terbuka )

Daerah terbuka ( open self) berisikan semua informasi, prilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan sebagaimananya yang diketahui oleh diri sendiri dan oleh orang lain. Daerah terbuka masing – masing individu akan berbeda-beda besarnya bergantung pada dengan siapa orang ini berkomunikasi. Ada orang yang membuat kita merasa nyaman dan mendukung kita, terhadap mereka, kita membuka diri kita lebar – lebar Terhadap orang yang lain kita lebih suka menutup sebagian besar diri kita Tetapi kebanyakan diantar kita, membuka diri kepada orang-orang tertentu tentang hal-hal tertentu pada waktu-waktu tertentu. Komunikasi bergantung pada sejauh mana kita membuka diri kepada orang lain dan kepada kita sendiri. Jika kita tidak membiarkan orang lain mengenal kita komunikasi menjadi sangat sukar, kita dapat berkomunikasi secara bemakna hanya bila kita saling mengenal dan juga mengenal diri sendiri. Untuk meningkatkan komunikasi. kita terlebih dahulu harus memperbesar daerah terbuka ini.

- Bidang 2 (Daerah Buta)

Daerah buta (blind self) Berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Ini dapat berupa kebiasaan-kehiasaan kecil mengatakan “tahu kan” atau memegang


(45)

– megang hidung bila marah atau hal – hal lain yang lebih berarti seperti sikap defensif. Atau pengalaman terpendam.

Komunikasi menuntut keterbukaan pihak – pihak yang terlibat. Bila daerah buta. Komunikasi menjadi satu, tetapi, daerah seperti ini akan kita selalu ada pada diri kita masing – masing. Walaupun kita mungkin dapat menciutkan daerah ini. Menghilangkannya sama sekali tidaklah mungkin. - Bagian 3 (Daerah Tersembunyi)

Daerah tersemhunyi (hidden self) mengandung semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain tetapi kita simpan hanya untuk kita sendiri. Ini adalah daerah tempat kita merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain.

- Bagian 4 ( daerah Tidak Dikenal)

Daerah tidak dikenal (unknown self) adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleb kita sendiri maupun oleh orang lain. ini adalah informasi yang tenggelam di alam bawab sadar atau sesuatu yang luput dan perhatian.

Keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar pribadi khususnya di dalam sebuah perusahaan adalah bidang I (daerah terbuka). dimana antar komunikator (pimpinan) dengan komunikan (pegawai) saling mengetahui makna pesan yang sarna. Mekipun demikian kenyataan huhungan antar pribadi tidak seideal yang diharapkan itu, ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain baik pimpinan dan bawahan


(46)

betapa sering mernpunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengiingkapkan masalah yang dihadapiya.

Menurut Luft (1969) yang dikuti Oleh Dedy Mulyana (1996 : 19) menggambarkan beberapa ciri penyikapan diri ( self dislosure) yang tepat. Lima ciri terpenting adalah sebagai berikut :

1. Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung 2. Dilakukan oleh kedua belah pihak

3. Disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung

4. Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antar orang – orang yang terlibat.

5. Ada peningkatan dalam penyingkapan sedikit demi sedikit (DeddyMulyana, 1996 : 19).

II.5. Pengertian Produktifitas Kerja

Negara indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan jumlah tenaga kerjanya juga banyak tetapi dirasakan masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan, karena daya dagang ekonomi terbatas, tingkat pendidikan dan produktivitas yang masih mudah. Oleh karenanya tantangan yang dihadapi adalah peningkatan dan pembinaan pendayagunaan tenaga kerja supaya menjadi modal dasar yang produk dalam pembangunan.

Maka berdasarkan hal tersebut diatas pemerintah menaruh penelitian yang sangat besar untuk menyebarluaskan dan meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat dilihat dengan terbitnya Inpres R.I. No I5 tahun 1986 tentang peningkatan produktivitas. Disarnping itu dalarn pidato Bapak Presiden di


(47)

depan sidang umum DPR tanggal 15 Agustus 1986 mengatakan “Bahwa efesiensi dan produktivitas itu kita jadikan gerakan nasional yang menjadi gerakan semua aparatur pemeritah. kalangan dunia usaha atau BUMN dan kalangan masyarakat”

Istilah produktifitas muncul untuk pertama kali tahun 1996 dalam suatu masalah yang disusun oleh sarjana Ekonomi Prancis bernama Quesnay (pendiri aliran phisiokrat). Tetapi menurut walter Aignes dalam karyanya “Motivation and awarennes) filosofit dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia makna produktivitas adalah keinginan (the

Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas

kehidupan dan penghidupan disegala bidang.

Menurut ILO (Internasional labour Organization) menyatakan bahwa

Production are produced as a result if the integration of mayor elements land.

labour and organization is a measure of the productivity “. (Menurut ILO

tersebut. pada prinsipnya bahwa perbandingan antara elemen – elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan takuran produktivitas Element-element produkilvitas tersebut berupa : tanah, capital. buruh dan organisasi).

Sedangkan menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam “luward

Higher productivity menyatakan bahwa productivity is the relationship

between the output produced and the input consumedat any given point time”

(Menurut Vinay Goel tersebut bahwa produktivitas adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dcngan masukan yang dipakai pada waktu tertentu)


(48)

Sesuai dengan laporan I Dewan Produktivitas Nasional 1983. Bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa untuk kehidupan hari nii harus lebih – lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Adapun yang berkaitan dengan sikap mental yang produktif antara lain menyangkut sikap mental yang :

a. Motivasi b. Displin c. Kreaktif d. Inovatif e. Dinamis f. Profesional

g. Berjiwa kejuangan

II.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivilas Kerja

Peningkatan produktivitas rnempunyai pengertian menghasilkan barang atau jasa yang lebih baik dengan biaya perunit yang lebih rendah. dari semula dengan menggunakan masukan tertentu. Seperti daketahui produktivitas adalah ratio output dan input. Variasi perubahan output dan input tersebut akan mempengaruhi produktivitas.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi produkilvitas khususnya tenaga kerja, diantaranya:


(49)

a. Motivasi kerja yaitu suatu dorongan kehendak yang mempengaruhi perilaku tenaga kerja untuk berusaha untuk rneningkatkan produktivitas kerja karena adanya keyakinan bahwa meningkatkan produktivitas mempunyai manfaat bagi dirinya.

b. Disiplin kerja atau tingkat laku berupa keputusan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja karena adanya keyakinan bahwa aturan – aturan itu dapat dicapai.

c. Etika kerja adalah seperangkat nilai – nilai atau norma – norma yang diterima sebagai pedoman pola tingkah laku tenaga kerja kalau tenaga kerja mempunyai sikap mental produktif akan mampu mengarahkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitasnya.

2. Pendidikan

Umumnya orang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih tuas terutama penghayatan akan arti pentingnya produktivitas. Pentingnya pendidikan disini mungkin berasal dan pendidikan formal ataupun non formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif

3. Keterampilan

Pada aspek tententu kalau tenaga kerja makin terampil maka akan lebih mampu bekerja serta akan menggunakan fasilitas kerja dengan baik. tenaga kerja akan menjadi lebih terampil kalau mempunyai kecakapan


(50)

4. Manajemen

Pengertian manajemen di sini dapat berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleb pimpinan unuk mengelolah ataupun memimpin serla memindahkan karyawan bawahannya. Apabila manajemen tepat maka aka menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong tenaga kerja untuk melakukan tindakan yang produktif.

5. Hubungan Industrial Pancasila

Dengan menciptakan hubungan Industrial Pancasila akan :

a. Menciptakan ketenangan kerja dan menumbuhkan motivasi kerja secara produktif sehingga produktivitas dapat rneningkat.

b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga rnenurnbuhkan partisipasi aktif dalarn usaha meningkatkan produktivitas

c. Meningkatkan harkat dan martabat karyawan sehingga mendorong mewujudkan jiwa dan dedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.

6. Tingkat Penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kernampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk rneningkatkan produkilvitas.


(51)

7. Gizi dan Kesehatan

Apabila tenaga kerja terpenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat maka akan lebih kuat bekerja. Apalagi kalau mempunyai semangat yang tinggi akan dapat meningkatkan produktivitas.

8. Jaminan Sosial

Jaminan sosial yang berikan oleb suatu perusahaan kepada karyawan dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apalagi Jaminan sosialnya mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenanian bekerja sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktifitasnya.

9. Lingkungan dan iklim Kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong karyawan untuk lebih betah bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik kearah peningkatan produktivitas.

10. Sarana Produksi

Mutu sarana produksi berpengaruh sekali pada peningkatan Produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. Sarana produksi yang baik apalagi yang digunakan oleh Tenaga kerja yang terampil akan mendorong peningkatan efisien ataupun produktivitas.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 LINTASAN SEJARAH PENGELOLAAN PEABUHAN INDONESIA 1

CABANG BELAWAN.

Indonesia adalah negara kepulauan. karena dua per tiga wilayahnya adalah perairan yang berada pada jalur rute perdagangan dunia.

Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957 merupakan embrio dari konsep azas Negara kepulauan. Deklarasi Juanda merupakan cita-cita hukum laut Indonesia yang mendeklarasikan Indonesia sebagai Negara kepulauan dan mempunyai kedaulatan mutlak atas wilayah perairan yang menyatukan pulau-pulau dalam kesatuan Negara kepulau-pulauan.

Sebagai Negara kepulauan peranan angkutan laut sangat menentukan. Peranan angkutan laut antara lains ebagai sarana penunjang perpindahan orang dan atau barang, sebagai sarana merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah dans ebagai sarana menunjang sector perdagangan, ekonomi dan sector lainnya.

Sehubungan dengan itu pemerintah telah menyusun Sistem Transportasi Laut Nasional, yang terdiri dari jaringan prasarana dan jaringan pelayanan. Jaringan prasarana antara lain menyangkut kapal, alur pelayaran dan fasilitas keselamatan, keamanan pelayaran dan pelabuhan.

Pelabuhan memiliki peranan yangs angat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas social dan perdagangan di wilayah Nusantara yang sangat luas. Pelabuhan terdiri dari pelabuhan umum dan


(53)

pleabuhan khusus. Jumlah pelabuhan di Indonesia sebanyak 2.133, terdiri dari pelabuhan umum sebanyak 977 dan pelabuhan khusus sebanyak 1.156. Sebanyak 141 pelabuhan umum terbuka untuk perdagangan laur negeri, terduiri dari pelabuhan umum yang diusahakan dan pleabuhan umum yang tidak diusahakan.

Pelabuhan umum yang diusahakan dikelola oleh PT (Persero) Indonesia, I, II, III dan IV. Jumlahnya mencapai 111 pelabuhan yang terdiri dari pelabuhan utama, pelabuhan kelas I, pelabuhan kelas II dan pelabuhan kawasan.

Ketika masa penjajahan Belanda, pelabuhan dikelola oleh perseroan yang diberi nama Haven Bedryf artinya Perusahaan Pelabuhan. Pada awal kemerdekaan hingga 1950 pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh jawatan pelabuhan. Nampaknya pemeirntah merasa perlu menata ulang pengelolaan pelabuhan.

Maka keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1951 tertanggal 30 Agustus 1951 tentan g peraturan perbaikan pelabuhan. Pemimpin pelabuhan disebut penguasa pelabuhan dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Perhubungan. Pada tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara, dan berada dibawah pengendalian pemerintah.

Bentuk Badan Usaha Milik Negara yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum telah menalami beberapa perubahan, sesuai dengana rah kebijaksanaan Pemerintah. Hal ini dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis.


(54)

Adapun kronologis perkembanan BAdan Usaha Milik Negara yang mengelola Pelabuhan adalah sebagai berikut :

Awal Kemerdekaan – 1950

Pengelolaan pelabuhan pada awal kemerdekaan hingga tahun 1950 dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. Kemudian pemerintah mengadakan penataan kembali organisasai pelabuhan.

1951 - 1964

Pada atanggal 30 Agustus 1951 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1951 tentang perturan pebraikan pelabuhan. Dalam PP 55/1951, pimpinan pelabuhan disebut penguasa pelabuhan yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Perhubungan.

Berdasarkan Perpu tentang Perusahaan Negara, pada tahun 1961 melalui PP 104/1961, Pemeirntah mendirikan Badan Pimpinan Umum Pelabuhan dan PP 115 s/d PP 122 Tahun 1961 tentang berdirinya Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah 1 s/d VIII. PN Pelabuhan Daerah I berkedudukan dan berkantor di Belawan, PN Pelabuhan Daerah II berkedudukan di Teluk Bayur Padang, PN Pelabuhan Daerah III berkedudukan di Palembang PN Pleabuhan Daerah IV Berkedudukan di Jakarta, PN Pelabuhan Daerah V berkedudukan di Semarang, PN Pelabuhan Daerah VI berkedudukan di Surabaya, PN Pelabuhan Daerah VIII di Makasar. Sesuai Keputusan Menteri Maritim Nomor Kb. 4/1/17 tanggal 14 Maret 1968 PN Pelabuhan Negara IX berkedudukan di Irian Jaya.


(55)

Masing-masing Pelabuhan daerah dapat mendirikan kantor cabang, kantor perwakilan atau koresponden di dalam negeri setelah mendapat persetujuan dari Menteri dan perwakilan di luar negeri dengan persetujuan Pemerintah.

1964 - 1969

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 1964, kebijakan institusi perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjalankan fungsi pemeirntah dan pengendalian operasional pelabuhan, dibentuk organisasai yang disebut Port Authority (PA) yang merupakan bagian dari organisasi dan administrasi Departemen Perhubungan.

b. Organisasi pemeliharaan fasilitas, perlatan dan pelayanan jasa pelabuhan dilaksanakan oelh perusahaan Negara (PN) yang khusus dibentuk untuk pengusahaan pelabuhan.

c. Dari jumlah pelabuhan yang diusahakan, sekitar 100 Pelabuhan dikelompokkan dalam Persuhaaan Negara Pelabuhan.

1969-1983

a. Dengan dimulainya pelaksanaan Pelita I oleh pemerintah Order Baru, pemeirntah merasa perlu menata ulang pelabuhan. Pemeirntah mengeluarkan PP No. 1 Tahun 1969 yang menyatukan fungsi regulator dan operator dalam satu institusi yang disebut Badan Pengusaha Pelabuhan (BPP).

Dengan demikian diharapkan, pemerintah dapat berperan sebagai regulator, operator dan dinamisator. Badan Pengusahaan Pelabuhan


(56)

dipimpin oleh Administtartor Pelabuhan (ADPEL) untuk pelabuhan strategis,se dang pelabuhan lainnya dipimpin Kepala Pelabuhan (KEPPEL).

b. PN Pelabuhan yang terdiri dari 9 Perusahaan Negara dinyatakan dalam status likuiditasi dengan P Nomor 18 Tahun 1969.

1983 - 1992

Pemeirntah mengeluarkan PP 11/1983 tentang Pembinaan Kepelabuhan dan PP 14 sampai dengan 17 Tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan I sampai dengan IV Jo. PP 4-7/1985 dan PP 23/1985 tentang perubahan PP 11/1983. Pertimbangan pemeirntah antara lain :

a. Setelah Pelita I dan Pelita II, dan memasuki Pelita III, pelabuhan yang strategis, telah dilakukan rehabilitasi dan pengembangan infratsruktur/suprastruktur. Karena ada kecendrungan pada Negara-negara yang maju, bahwa pelabuhan harus dikelola secara komersial agara dapat meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhan. Pelabuhan harus dikelola secara mandiri tanpa dibebani Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan demikian pengelola pelabuhan dapat mengajukan pinjaman dari luar negeri, dan harus dapat membayar pinjaman dari luar negeri yang dipegrunakan untuk pembangunan infrastuktur dan suprastruktur pelabuhan.

b. Untuk merealisasi komersialisasi pelabuhan, maka pengelola pelabuhan harus di koporatisasi agar dapat lebih fleksibel melaksanakan fungsinya.


(57)

Sesuai dengan ketentuan yang ada, dari 3 bentuk badan hukum atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk sementara ditetapkan dalam bentuk Perusahaan UMum (Perum) dan disebut Perium Pelabuhan (Perumpel). c. Di awal tahun 1980, Pemeinrtah dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut

Melaksanakan studi pengembangan angkutan laut.

1992 - Sekarang

Pemerintah mengharapkan agar Perum Pelabuhan I s/d IV dapat meningkatkan perannya sebagai korporat dalam mengelola Pelabuhan secara komersial. Dengan demikian diharapkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan akan dititik bertakan pada aspek komersial sheingga pelayanan kepada pengguna jasa dapat lebih ditingkatkan.

Sehubungan dengan itu pada tahun 1992 Pemerintah merubahs tatus Peru Pelabuhan Indonesia I-IV menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I – IV PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berdiri berdasarkan Peraturan Pemeirntah No. 56 Tahun 1991 dan dikukuhkan dengan akter notaries Imas Fatimah, SH. Nama lengkap perusahaan aadlah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I disingkat (Pelabuhan Indonesia I disingkat Pelabuhan I, berkantor [usat di Jalan, Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241 Sumatera Utara, Indonesia.

Berdasarkan peraturan pemeirntah No. 64 Tahun 2001 kedudukan, tugas dan kewenangan enteri Keuangans elaku pemergangs aham pada Persero/Perseroan terbatas dialihkan kepada Menteri Negara BUMN. Sedang pembinaan teknis operasional berada di angan Departemen Perhubungand an dilaksanakan oleh direktorat Jenderal Perhubungan Laut.


(58)

III. 2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Menyadari bahwa pelanggan semakin memainkan peran penting did alam lingkungan bisnis yang bersaing secara tajam,s edangkan tujuand ari penyediaan jasa pelabuhan adalah memberikan kepuasan kepad apengguna jasa dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk menempatkan perusahaan paad posisi yang memiliki daya saing yang kuat dalam jangka panjang, maka kuncinya aadlah pengelolaan kemampuan summer daya manusia dalam memanfaatkan pengetahuan.

Oleh karena itu penetapan misi Perusahaan difokuskan kepad apeningkatan kualitas pelayanan dan kehandalan alat produksi untuk mendukug peran pelabuhan sebagai pusat logistik melalui aktifitas yang memberikan nilai tambahs ehingga dapat mendorong petrumbuhan ekonomi Wilayah. Berdasarkan keyakinan yang di maksud, misi PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) ditetapkan sebagai :

“Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebaai pusat logistic, memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi Wilayah”.

PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) telah merumuskan visi yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di masa depan yaitu :

“Mewujudkan pelayanan kepelabuhan berkualitas dan berada di dalam jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan stakeholder”


(59)

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut perusahaan berupaya untuk :

a. Mewujudkan keuntungan yang memadai dalam menjalankan bisnis Perusahaan (profit)

b. Memproduksi jas yang menghasilkan nilai bagi pelanggan (product)

c. Meyempurnakan proses yang menghasilkan nilai bagi pelanggan secara berkelanjutan (process).


(60)

III. 3 Struktur Organisasi Perusahaan MENEJER SISTEM GENERAL MANAGER KEPALA PERWAKILAN MENEJER PELAYAN MENEJER LOGISTIK MENEJER KEUANGAN MENEJER KOMERSIL MENEJER PELAYAN MENEJER USAHA BONGKAR MUAT DEPUTI MANAGER MENEJE R MENEJE R MENEJER TEKNOLO GI INFORMAS ASISTEN MENEJER SEUMBER DAYA MANUSIA ASISTEN MENEJER TATA ASISTEN MENEJER HUKUM DAN ASISTEN MENEJER PERENCANA AN DAN PENGENDALI AN ASISTEN MENEJER PELAYAN ASISTEN MENEJER PELAYAN ASISTEN MENEJER PENYIAPAN ASISTEN MENEJER PELAYANAN PELANGGARA N ASISTEN MENEJER ASISTEN MENEJER PELAYANAN PELANGGAN ASISTEN MENEJER ASISTEN MENEJER ASISTEN MENEJER ANGGARAN DAN AKUNTANSI ASISTEN MENEJER ASISTEN MENEJER PENGOPERASIA

N SISTEM DAN APLIKASI ASISTEN MENEJER DATA DAN ASISTEN MANAJER ASISTEN MENEJER PERALATAN


(61)

III. 4 POPULASI DAN SAMPEL

III. 4.1. Populasi

Populasi dapat di artikan sebagai keseluruhan objek penelitian Yang berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, sikap, hidup, dan sebagainya. Sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian ( Nawawi, 1991 : 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pelabuhan Indoesia 1 cabang Belawan yang berjumlahkan karyawan sebanyak 250 orang.

Tabe 1

populasi

No Bagian Jumlah populasi %

1 Umum 27 10.8

2 Komersil 21 8.4

3 Keuangan 19 7.6

4 Usaha Bongkar Muat ( UBM ) 15 6

5 Pelayanan Terminal 44 17.6

6 Pelayanan kapal 71 28.4

7 Teknik 30 12

8 Teknologi formasi ( TI ) 8 3.2

9 Sistem Manajemen 7 2.8

10 Logistik 8 3.2


(62)

III.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian ( Nawawi, 1991 : 144).

Berdasarkan data populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sampel di gunakan rumus Arikunto. Menurut Arikunto ( 1997 : 127) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25 %. Oleh karna itu untuk penelitian ini di ambil sampel sebesar 24%. Jadi juumlah sampel adalah 24% x 250 orang = 60 orang kemudian akan diproposionalkan untuk mendapatkan besar sempel di tiap bagian dengan menggunakan teknik proporsional stratiefed random sampling. Berikut rumus teknik proporsional stratiefed random sampling

N xn n n= 1

Keterangan : n : Jumlah Sempel tiap bagian n1 : jumlah pegawai di tiap bagian

n : Jumlah Sempel keseluruhan N : Jumlah sempel populasi


(1)

No.

Responden Karekteristik respondent

Variabel Bebas ( X ) Kegiata komunikasi antar Pribadi

Variabel Terikat ( Y ) Produktifitas Kerja Karyawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 2 3 1 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 1 2 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 5 2 3 2 3 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 6 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 7 2 3 2 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 2 3 3 4 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 9 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 10 1 4 1 4 2 3 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 4 4 2 3 11 1 1 3 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 12 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 13 1 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 14 1 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 15 1 3 3 4 3 1 1 8 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 16 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 17 2 3 2 4 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 18 2 1 3 1 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 19 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 20 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 21 1 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 22 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 23 2 2 3 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 24 1 2 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 25 1 4 3 4 3 1 1 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 26 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 27 1 1 3 1 3 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 28 1 3 3 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 29 1 3 2 4 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 30 2 1 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 31 2 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 1 1 2 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 33 1 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 34 2 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3


(2)

35 2 4 2 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 36 2 1 3 1 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 37 2 1 3 1 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 38 2 1 3 1 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 39 1 2 2 4 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 4 3 4 40 1 2 2 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 41 1 1 3 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 42 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 2 43 2 1 3 1 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 44 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 45 1 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 46 1 2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 47 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3


(3)

Data mentah Komunikasi Antar Pribadi (X) dan

Produktifitas Kerja (Y)

No.

respondent X Y

1 39 23

2 38 23

3 40 23

4 40 23

5 35 25

6 41 25

7 19 7

8 39 23

9 37 22

10 30 24

11 35 21

12 40 24

13 40 22

14 40 25

15 46 25

16 39 23

17 39 23

18 34 20

19 44 24

20 43 24

21 38 21

22 35 20

23 38 25

24 40 23

25 33 20

26 42 22

27 40 22

28 45 22

29 39 23

30 42 22

31 43 21

32 43 22

33 44 22

34 41 22

35 41 22

36 41 23

37 39 21


(4)

39 34 23

40 41 23

41 43 23

42 43 21

43 39 23

44 42 25

45 42 24

46 48 24

47 46 21

48 47 21

49 47 21

50 47 21

51 45 21

52 40 21

53 40 21

54 40 21

55 40 21

56 40 21

57 40 21

58 39 21

59 39 21


(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 1 2 3 1 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 3 2

2 1 2 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3

3 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3

4 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3

5 2 3 2 3 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 3

6 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3

7 2 3 2 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1

8 2 3 3 4 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3

9 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3

10 1 4 1 4 2 3 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

11 1 1 3 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 2 2

12 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3

13 1 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3

14 1 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3

15 1 3 3 4 3 1 1 8 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3

16 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3

17 2 3 2 4 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3

18 2 1 3 1 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3

19 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3

20 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3

21 1 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3

22 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3

23 2 2 3 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 2 3

24 1 2 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 2 2

25 1 4 3 4 3 1 1 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2

26 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3

27 1 1 3 1 3 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3

28 1 3 3 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3

29 1 3 2 4 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3

30 2 1 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3

31 2 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3

32 1 1 2 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3

33 1 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3

34 2 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2

35 2 4 2 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3

36 2 1 3 1 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3

37 2 1 3 1 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3

38 2 1 3 1 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2

39 1 2 2 4 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 1

40 1 2 2 3 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 2

41 1 1 3 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3

42 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3

43 2 1 3 1 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2

44 2 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3

45 1 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3

46 1 2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

47 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3


(6)

50 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

51 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3

52 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

53 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

54 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

55 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

56 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

57 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

58 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3

59 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3


Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

7 68 85

Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

0 51 85

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Pernyataan Visi Misi Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Tentang Pernyataan Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara)

5 68 149

Komunikasi Antar Budaya dan interaksi Antar Etnis (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Dalam Menciptakan Interaski Antar Etnis di Kalangan Mahasiswa Asing USU).

6 60 140

Komunikasi antar pribadi dan peningkatan kinerja karyawan(studi korelasional peranan komunikasi antar pribadi terhadap peningkatan kinerja karyawan PTPN IV Unit Kebun Laras).

2 35 134

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ANTARA

1 1 95

Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan)

0 0 15