Waktu dan Tempat Penelitian Tektonik Papua
21 lempeng Eurasia menyebabkan terjadi patahan di dasar laut sebelah selatan Fak – Fak
hingga di selatan Kaimana dan sebagian selatan Nabire yang dinamakan patahan Aiduna Gambar 3.1 .
Wilayah Papua yang dihimpit oleh pergerakan dua lempeng besar, yaitu Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah Baratdaya dengan kecepatan 12 cmtahun
dan lempeng Australia yang bergerak ke utara sekitar 7 cmtahun Gambar 3.1. Dua gaya tektonik aktif inilah yang menyebabkan terbentuknya puncak Jayawijaya,
pegunungan tertinggi di Indonesia yang sekarang masih terus membumbung naik beberapa milimeter per tahun.
Akibat digencet oleh dua lempeng besar ini di wilayah Papua terbentuk tiga zona besar patahan aktif yakni zona kompresi dari tabrakan lempeng Pasifik dan
Pulau Papua yang kompleks, jalur Patahan besar Sorong dan jalur Patahan besar Aiduna-Tarairua. Dengan kecepatan gerak relatif lempeng Pasifik yang sangat cepat
ini, maka bisa dipastikan bahwa wilayah ini mempunyai potensi bencana gempa dua- kali lipat lebih besar dibandingkan wilayah Sumatra-Jawa yang pergerakan
lempengnya hanya 5 - 7 cmtahun.
[10]
Patahan geser Sorong menurut pengukuran survey GPS mempunyai laju pergerakan sampai 10 cmtahun. Jadi merupakan
Patahan mendatar dengan laju pergerakan paling cepat di dunia. Patahan San Andreas di California Selatan yang sangat terkenal di dunia saja hanya mempunyai laju
percepatan 3 cmtahun, sama dengan laju pergerakan maximum di Patahan Sumatra. Potensi gempa yang sangat tinggi ini didukung fakta sudah sangat seringnya gempa-
gempa besar merusak terjadi di masa lalu dengan kekuatan lebih besar dari skala
22 magnitudo M 7, bahkan sebagian lebih besar dari magnitudo M 8 , misalnya
gempa-tsunami di Biak tahun 1996 M8.2 yang memakan korban ribuan jiwa. Terakhir gempa besar terjadi tahun 2004 dengan kekuatan M 7.1 - 7.6, hanya
beberapa bulan sebelum gempa-tsunami Aceh. Sebagian dari sumber-sumber patahan gempa tersebut ada di bawah laut, sehingga berpotensi tsunami. Pada tahun 1864 di
timur Manokwari pernah terjadi gempa yang membangkitkan tsunami setinggi 12 meter. Pada waktu itu korbannya mencapai 250 orang padahal populasi manusia di
pantai tentu masih sangat sedikit.
Gambar 3.1 Peta Tektonik Aktif dan Sejarah Gempabumi Wilayah Indonesia Bagian Timur
23