Wilayah 7 Wilayah 8 Wilayah 9 Data Penelitian

31 sebanyak 11 kali dan gempa terbesarnya dengan magnitude 7,2 SR hanya terjadi satu kali. Gambar 3.15 Distribusi Magnitude Berdasarkan Frekuensi Kejadian Wilayah 7 Berdasarkan kedalamannya tercatat untuk wilayah ini semua penyebaran gempabumi berada pada kedalaman 10 s.d 55 km. Lebih jelasnya distribusi gempa berdasarkan kedalamannya dapat dilihat pada gambar 3.16 Gambar 3.16 Distribusi Magnitude Berdasarkan Kedalaman Gempabumi Wilayah 7

8. Wilayah 8

Selama 100 tahun periode tahun 1909-2009 untuk wilayah 2 LS – 4 LS dan 138 BT – 141 BT merupakan wilayah dengan jumlah kejadian gempa paling banyak yaitu sebanyak 520 kali. Berdasarkan frekuensi gempanya magnitude 5,0 SR sering 32 terjadi sebanyak 116 kali dan gempa terbesarnya dengan magnitude 7,7 SR hanya terjadi satu kali. Gambar 3.17 Distribusi Magnitude Berdasarkan Frekuensi Kejadian Wilayah 8 Berdasarkan kedalamannya untuk wilayah ini penyebaran gempanya merata dari 0 s.d 60 km, hanya gempabumi besar saja yang berada pada kedalaman 0 s.d 33 km. Lebih jelasnya distribusi magnitude berdasarkan kedalamannya dapat dilihat pada gambar 3.18 Gambar 3.18 Distribusi Magnitude Berdasarkan Kedalaman Gempabumi Wilayah 8

9. Wilayah 9

33 Selama 100 tahun periode tahun 1909-2009 untuk wilayah 4 LS – 6 LS dan 138 BT – 141 BT, tercatat 77 kejadian gempabumi untuk skala M 5 SR. Berdasarkan frekuensi gempanya magnitude 5,1 SR sering terjadi yaitu sebanyak 20 kali dan gempa terbesarnya dengan magnitude 7,0 SR terjadi dua kali. Gambar 3.19 Distribusi Magnitude Berdasarkan Frekuensi Kejadian Wilayah 9 Berdasarkan kedalaman gempanya tercatat gempabumi untuk magnitude 5,0 s.d 5,4 SR berada pada kedalaman 10 s.d 50 km. Sedangkan gempabumi dengan magnitude 5,5 s.d 7,0 SR berada pada kedalaman 12 s.d 36 km. Lebih jelasnya distribusi gempa berdasarkan kedalaman dapat dilihat pada gambar 3.20 34 Gambar 3.20 Distribusi Magnitude Berdasarkan Kedalaman Gempabumi Wilayah 9

3.5 Metode Pengolahan Data

Data yang yang digunakan dalam menentukan b value terdiri dari magnitude dan frekuensi gempa bumi tahun 1909 sd 2009. Dalam analisa penulis menggunakan metode likelihood untuk menentukan b value dan metode statistik untuk mengetahui tingkat seismisitas dan probabilitas gempa bumi. Pengolahan data dilakukan secara manual yaitu dengan cara subtitusi kedalam rumus yang telah ada. Analisa dilakukan terhadap hasil perhitungan, sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat resiko gempabumi seperti kondisi geologis setempat dan sebagainya diabaikan. Adapun tahapan dalam pengolahan datanya adalah sebagai berikut : 1. Seleksi data magnitude dan frekuensi gempa bumi yang terjadi pada lokasi penelitian sesuai dengan urutan tahun dan koordinatnya. 2. Hitung frekuensi kumulatif berdasarkan magnitudenya. 3. Cari nilai b value nya dengan menggunakan metode likelihood maksimum dari persamaan 6. 4. Jika b value telah didapat, langkah selanjutnya adalah mencari indeks seismisitas dengan menggunakan persamaan 11 dan 12. 5. Untuk mencari probabilitas gempa merusak dari kurun waktu tertentu, dapat dicari dengan menghitung probabilitas gempa bumi dengan menggunakan persamaan 13, 14 dan 15. 35 6. Semua data dan hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, supaya lebih memudahkan dalam analisa. 7. Sedangkan gambaran seismisitas yang terjadi pada lokasi penelitian akan digambarkan pada peta dengan software ArcGIS 9.3. Adapun pengolahan datanya secara terperinci dijelaskan sebagai berikut :

1. Perhitungan b value Menggunakan Metode Likelihood untuk Wilayah 1

adalah sebagai berikut : Untuk batas atas dan batas bawah dalam selang keyakinan dari nilai b yaitu ditentukan dengan metode ini dari probabilitas 95 adalah : Setelah b value diketahui kemudian dicari nilai aˆ sebagai berikut :