Perhitungan Indeks Seismisitas untuk wilayah 1 adalah sebagai berikut : Perhitungan Probabilitas dan Periode Ulang Kejadian Gempabumi untuk

38 Perhitungan kemungkinan kejadian gempa berdasarkan T untuk wilayah 1 : 100 0398 , 50 0398 , . . 30 0398 , 10 0398 , . . 1 , 98 981 , 100 ; , 5 3 , 86 863 , 50 ; , 5 1 100 ; , 5 1 50 ; , 5 1 , 1 , 100 50 6 , 69 696 , 30 ; , 5 8 , 32 328 , 10 ; , 5 1 30 ; , 5 1 10 ; , 5 1 , 1 , 30 10 1 1 1 1 → = → = − = − = − = − = = = → = → = − = − = − = − = = = ⋅ − ⋅ − − − ⋅ − ⋅ − − − P P e P e P e T M P e T M P Tahun T Tahun T P P e P e P e T M P e T M P Tahun T Tahun T T M N T M N T M N T M N Sedangkan nilai rata-rata periode ulang dari gempa yang merusak adalah : Tahun N 25 25 0398 , 1 , 5 1 1 = Θ → = Θ = Θ → = Θ Sedangkan perhitungan kemungkinan terjadinya satu kali atau lebih gempa dengan magnitude terbesar dalam periode T untuk wilayah 2 sd wilayah 9 dapat dilakukan seperti diatas. TAHAPAN PENELITIAN Seleksi Data Gempa Bumi 1909 sd 2009 M 5.0 SR dan h 60 km Input Data Pengeplotan Data DalamPeta Data Gempa Bumi 39 Pembagian Daerah Menjadi 9 Zona Perhitungan b value Metode Likelihood Maksimum Perhitungan Indeks Seismisitas Perhitungan nilai probabilitas dan Periode ulang gempa Analisa Kesimpulan 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Daerah Papua merupakan daerah Indonesia bagian Timur yang memiliki tingkat seismisitas cukup tinggi karena pulau Papua terletak di ujung pertemuan lempeng samudera yaitu lempeng Pasifik yang menyusup di bawah Papua bergerak ke arah Baratdaya dengan kecepatan 12 cmtahun dan lempeng Indo–Australia yang menyusup di bawah lempeng Eurasia bergerak ke utara sekitar 7 cmtahun, serta banyak beberapa patahan-patahan lokal yang aktif. Lebih jelasnya distribusi gempa daerah penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Peta Seismisitas Daerah Penelitian 41 Setelah melalui proses pengolahan dan analisa data dengan menggunakan perhitungan, maka diperoleh hasil analisa yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perhitungan b value Menggunakan Metode Likelihood

Untuk lebih jelas hasil perhitungan b value dengan metode likelihood maksimum dan standar deviasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan b value dan standar deviasi pada tiap-tiap wilayah Wilayah x 1 6,89 0,86 0,79 2 7,12 1,01 0,36 3 6,66 0,85 0,76 4 5,66 0,68 0,80 5 6,22 0,76 0,87 6 5,08 0,64 0,69 7 6,66 0,94 0,57 8 7,58 0,92 0,77 9 6,75 0,92 0,59 Dengan memasukkan nilai b dan a, maka didapatkan persamaan Guteenberg-Richter yang baru dengan metode likelihood maksimum sebagai berikut : a. Wilayah 1 : log NM = 6,89 – 0,86 M