5.1.4. Analisis Kebocoran Protein dan Asam Nukleat
Pemberian fraksi jam ke-1 minyak atsiri daun sirih pada beberapa dosis MIC mengakibatkan terjadinya kerusakan sel yang diamati
dengan adanya kebocoran protein dan asam nukleat dari sel bakteri. Fraksi jam ke-1 minyak atsiri daun sirih menyebabkan kebocoran sel
yang diamati dengan adanya peningkatan nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm gambar 3. Senyawa-senyawa yang
memberikan serapan pada panjang gelombang 260 nm adalah asam nukleat RNA dan DNA, sedangkan pada panjang gelombang 280 nm
diidentifikasi sebagai protein.
Gambar 3. Nilai absorbansi asam nukleat dan protein fraksi jam ke-1 pada sel S .epidermidis
5.1.5. Analisis Ion Logam Ca
2+
dan K
+
Fraksi jam ke-1 minyak atsiri daun sirih juga dapat menyebabkan terlepasnya ion Ca
2+
dan K
+
dari sel bakteri S.epidermidis. Ion-ion yang keluar dari sel dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Hasil pengukuran konsentrasi ion logam Ca
2+
dan K
+
fraksi jam ke-1 pada supernatan biakan S.epidermidis konsentrasi
1 MIC dan 2 MIC
5.1.6. Analisis Perubahan Morfologi Sel Bakteri S. epidermidis Dengan
SEM
Fraksi jam ke-1 minyak atsiri daun sirih dengan perlakuan 1 MIC dan 2 MIC juga dapat menyebabkan kebocoran pada membran sel, hal
ini bisa dilihat pada gambar 5. Dari gambar foto yang di dapatkan oleh Scanning Electron Microscope dapat terlihat adanya perubahan
morfologi sel. Perubahan morfologi sel dapat ditunjukkan dari gambar 5a dimana hasilnya menunjukkan bakteri S. epidermidis yang
normal, sel-selnya masih terlihat kompak, dan berbentuk bulat. Kemudian terjadi perubahan sel yang ditunjukkan oleh gambar 5b dan
gambar 5c dimana sel bakteri S. epidermidis yang sudah diberi perlakuan minyak atsiri daun sirih dengan perlakuan 1 MIC dan 2 MIC
terjadi perubahan sel jadi mengkerut dan berlubang.
Berlubang Berlubang dan Mengkerut
a b c Gambar 5. Morfologi sel S.epidermidis. a kontrol, b Sel
S.epidermidis setelah perlakuan 1 MIC, c Sel S.epidermidis setelah perlakuan 2 MIC perbesaran
10.000x. Tanda panah adalah terjadinya kebocoran.
5.2. Pembahasan