Thamrin, Pendekatan Pemberdayaan pada Kelompok...
masyarakat yang ada dan yang pernah ada selama 10 tahun terakhir. Selanjutnya profil
tersebut akan dianalisa dengan mengelom- pokkan kelompok masyarakat pada tiga
kategori yaitu kelompok yang diprakarsai oleh pemerintah, LSM, dan masyarakat.
Kecenderungan
masing-masing kategori
akan dianalisis melalui pendekatan teoretis dan selanjutnya akan dibuat perbandingan sehingga
diharapkan muncul bagan yang dapat menggambarkan persamaan dan perbedaan
masing-masing model pemberdayaan. PEMBAHASAN
Dari deskripsi kelompok yang telah diuraikan di atas, peneliti mencoba untuk
meng-analisis kelompok-kelompok tersebut berdasar-kan ruang lingkup penelitian yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. a.
Gagasan Pembentukan Kelompok
Gagasan pembentukan kelompok dibedakan menjadi dua bagian yaitu prakarsa
pemerintah dan nonpemerintah. Pembedaan ini dimaksudkan untuk memberikan pola
perbandingan mengenai proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan kelompok.
Pada kelompok yang diprakarsai oleh pemerintah, kelompok-kelompok terbentuk
dengan cepat instan dan selalu berdasarkan program yang diturunkan melalui kebijakan-
kebijakan pemerintah. Pola pembentukan berdasarkan kebijakan ini menampilkan sosok
kelompok yang bergantung pada pemerintah.
Ketergantungan inilah yang membuat kelompok-kelompok yang diprakarsai oleh
pemerintah cenderung menjadi lemah dalam menggunakan potensi-potensi yang ada dalam
kelompok. Secara tidak langsung pemerintah juga membiarkan atau malah membangun
ketergantungan itu secara sadar. Hal ini dapat dimaklumi karena kelompok-kelompok yang
diprakarsai pemerintah tersebut diharapkan dapat menjalankan proyek atau program
pemerintah. Ada
beberapa dasar pembentukan kelompok masyarakat yang diprakarsai
pemerintah. Pertama, kelompok dibangun berdasarkan proyek atau program nasional
yang sedang dijalankan. Kelompok-kelompok masyarakat seperti IDT dan JPS merupakan
contoh dari kelompok ini.
Kedua, kelompok yang dibangun atas dasar bagian kelengkapan dan kebutuhan
daerah kelurahandesa seperti LMD, PKK, Posyandu, dan karang taruna. Kelompok
masyarakat ini biasanya langsung bernaung dalam lembaga desa atau kelurahan dan
dianggap sebagai bagian perangkat organisasi desakelurahan.
Ketiga, kelompok yang dibangun atas dasar program pemerintah atau salah satu
departemen, seperti kelompok tani, KUD, dan lain sebagainya. Kelompok ini membawa misi
untuk memberdayakan anggotanya dan biasanya dibantu oleh departemen yang
bersangkutan.
Terlepas dari ketiga dasar pembentu- kan kelompok yang diprakarsai pemerintah,
semua kelompok tersebut selalu membawa agenda program pemerintah. Kelompok akan
mendapat bantuan dana untuk menjalankan kegiatannya. Dana yang diberikan oleh peme-
rintah inilah yang sering dianggap sebagai dasar ketergantungan kelompok. Dengan
adanya dana yang disediakan dikucurkan kelompok jadi lemah dalam menggali potensi-
potensi pendanaan.
Hal tersebut sangat berbeda dengan kelompok yang diprakarsai oleh masyarakat
dan LSM. Dana untuk kegiatan biasanya digali dari kemampuan kelompok itu sendiri melalui
iuran dan usaha-usaha kelompok. Kemampuan menggali potensi kelompok jelas terlihat lebih
besar dibandingkan dengan kelompok yang diprakarsai pemerintah.
Selanjutnya kelompok yang dipra- karsai masyarakat dan LSM biasanya lebih
bebas untuk menjalankan kegiatannya. Dalam istilah aktivis sering disebut kelompok-
kelompok tersebut berusaha membebaskan diri dari hegemoni negara. Pandangan ini selalu
terkait dengan teori ketergantungan dan teori pembebasan. Dalam kajian berikutnya akan
terlihat bahwa kelompok yang diprakarsai masyarakat dan LSM ternyata lebih mampu
bertahan.
b. Sistem Rekrutmen Anggota
Tidak ada perbedaan yang mencolok dari sistem rekrutmen kelompok yang dipra-
karsai pemerintah dan nonpemerintah. Hanya saja kelompok-kelompok yang dibangun
melalui proyekprogram instan sistem rekrut- mennya tidak efesien dan efektif. Biasanya
anggota direkrut tanpa seleksi yang jelas dan asal dimasukkan agar proyekprogram bisa
berjalan sesuai jadwal sehingga memberikan dampak kelompok menjadi tidak solid
. 13
Jurnal Wawasan, Juni 2006, Volume 12, Nomor 1
Lain halnya dengan sistem yang dibuat oleh kelompok masyarakat seperti STM dan
perwiridan. Kelompok ini hanya menunggu kesadaran masyarakat untuk menjadi anggota
kelompok. Artinya kelompok tidak perlu bersusah payah untuk merekrut karena
masyarakat dengan sadar akan datang menjadi anggota.
Kondisi seperti ini ternyata membuat kelompok masyarakat menjadi lebih kuat,
karena ketika masyarakat masuk ke dalam kelompok secara sadar maka sebenarnya dia
telah memahami dan merasa mampu untuk beraktivitas di kelompok tersebut.
Pada kelompok masyarakat yang dipra-karsai masyarakat dan LSM terjadi
proses penyamaan dan identifikasi nilai. Oleh karena itu biasanya proses menjadi anggota
kelompok akan sangat tergantung dengan kecocokan nilai yang dianut. Bila individu
merasa cocok dan sesuai maka dengan sendirinya ia akan bergabung dalam kelompok
tersebut.
c. Bidang Aktivitas dan Orientasi
Kelompok
Bidang aktivitas yang dilakukan masing-masing kelompok akan sangat berbeda
tergantung dari tujuan dan orientasi kelompok tersebut. Pada penelitian ini peneliti melihat
ada dua orientasi kelompok masyarakat, yaitu orientasi pada akumulasi modalkeuntungan
laba dan orientasi bukan akumulasi modalkeuntungan nirlaba.
Dari 25 kelompok yang pembentu- kannya diprakarsai oleh pemerintah ada 14
kelompok yang berorientasi pada laba. Hal ini disebabkan kelompok melakukan kegiatan
untuk mencari untung atau menambah manfaat materi bagi anggota-anggota kelompoknya.
Adapun keempat belas kelompok tersebut adalah:
1.
Pokmas Lestari 2.
Pokmas Adil Makmur 3.
Pokmas Tani Layon Sari 4.
Pokmas Anggrek 5.
Pokmas Bungsu Jaya 6.
Pokmas Melati 7.
Pokmas Mina Jaya 8.
Pokmas Mustika 9.
Pokmas Pengolahan Jamu 10.
Pokmas Segar Sari 11.
Pokmas Tunas Mekar 12.
KUD Bina Karya 13.
Kelompok Tani Serba Jadi 14.
Pokmas Harapan Mekar Kelompok masyarakat yang dianggap
berorientasi laba ini sebenarnya tidak sepe- nuhnya berorientasi laba, karena dalam kegia-
tannya juga melakukan kegiatan sosial guna meningkatkan SDM anggotanya. Lebih tepat-
nya bila kelompok-kelompok tersebut meru- pakan kelompok semi akumulasi modal.
Kelompok-kelompok yang merupakan kelompok nirlaba adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Pengembangan Program Dana
Upaya Kesehatan Masyarakat 2.
Dasa Wisma Anggrek Pokmas 3.
Kelompok Pemuda Sebaya KPS 4.
Dasa Wisma VII 5.
LMD 2002, sebelumnya LKMD 6.
PKK 7.
Karang Taruna Karya Indah 8.
Dasa Wisma VI 9.
Posyandu 10.
Dasa Wisma 11.
Kelompok Orang Cacat Karya Indah Kelompok-kelompok tersebut tidak
berorientasi laba dan hanya menjalankan program pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan program yang digariskan oleh peme- rintah. Dari gambaran kelompok, terlihat
bahwa kelompok yang diprakarsai pemerintah yang berorientasi laba lebih rentan untuk
bubar.
Selanjutnya bila melihat kelompok yang terbentuk atas prakarsa masyarakat dan
LSM tidak ada yang beorientasi laba. Seluruh kelompok 19 kelompok merupakan kelom-
pok nirlaba.
Untuk aktivitas kelompok yang dilaksanakan terlihat bahwa ada 14 kelompok
masyarakat prakarsa pemerintah yang berorientasi ekonomi yaitu:
1. Pokmas Lestari
2. Pokmas Adil Makmur
3. Pokmas Tani Layon Sari
4. Pokmas Anggrek
5. Pokmas Bungsu Jaya
6. Pokmas Melati
7. Pokmas Mina Jaya
8. Pokmas Mustika
9. Pokmas Pengolahan Jamu
10. Pokmas Segar Sari
11. Pokmas Tunas Mekar
12. KUD Bina Karya
13. Kelompok Tani Serba Jadi
14. Pokmas Harapan Mekar
14
Thamrin, Pendekatan Pemberdayaan pada Kelompok...
Kelompok prakarsa pemerintah yang beraktivitas di bidang sosial ada 11 kelompok
yaitu: 1.
Kelompok Pengembangan Program Dana Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Dasa Wisma Anggrek Pokmas
3. Kelompok Pemuda Sebaya KPS
4. Dasa Wisma VII
5. LMD, 2002 sebelumnya LKMD,
6. PKK
7. Karang Taruna Karya Indah
8. Dasa Wisma VI
9. Posyandu
10. Dasa Wisma
11. Kelompok Orang Cacat Karya Indah
Bila melihat gambaran tersebut terlihat jelas bahwa kelompok atas prakarsa
pemerintah hanya terbagi dua kelompok bila dilihat dari segi aktivitas yaitu aktivitas eko-
nomi dan aktivitas sosial. Kelompok-kelom- pok yang nirlaba selalu beraktivitas sosial.
Untuk kelompok-kelompok yang diprakarsai masyarakat dan LSM terlihat
bahwa ada 2 kelompok yang berorientasi ekonomi yaitu Kesper dan RBT. Kelompok
yang berorientasi kegiatan agama ada sebanyak 14 kelompok yaitu:
1.
Perwiridan Bapak-Bapak Lingkungan V 2.
Perwiridan Ibu-Ibu Nur Hidayah Lingkungan V
3. Perkumpulan Remaja Musala Bai’tul
Mukmin Lingkungan V 4.
Perwiridan Ibu-Ibu Lingkungan VII 5.
Remaja Mesjid Lingkungan VII 6.
STM Lingkungan VII 7.
Perwiridan Bapak-Bapak Lingkungan IX 8.
Perwiridan Ibu-Ibu Lingkungan IX 9.
Ikatan Remaja Musala Istiqomah Lingku- ngan IX
10. Perwiridan Ibu-Ibu Lingkungan VI
11. Remaja Mesjid Lingkungan VI Mesjid
Nurul Yakin 12.
PerwiridanSerikat Tolong Menolong Masyarakat Gang Manggis
13. Kelompok Remaja Mesjid Nurul Huda
Masyarakat Gang Manggis Tanah Enam Ratus “RAMUDA”
14. Kelompok Perwiridan Ibu-Ibu Annisa
Masyarakat Gang Manggis Kelompok yang beraktivitas di bidang
sosial ada 3 kelompok yaitu Pemuda Pancasila, Ikatan Keluarga Dalihan Natolu, dan LSM
PHP.
d. Jaringan Kelompok