ditambahkan aplikasi sistem monitoring jaringan Nagios yang dilengkapi dengan berbagai tool pelengkapnya seperti Nagios-plugins, NRPE, Nagvis, Centreon, dan
Nareto .
FAN ini dimaksudkan agar pengguna linux yang ingin membangun sistem monitoring jaringan dapat melakukannya dengan cepat, tepat, dan mudah.
Gambar 2.6 Front End FAN
2.4.1 Tipe dan Model Sistem Monitoring Jaringan
Sistem monitoring saat ini yang umum diimplementasi memilki dua tipe yaitu berbasis SNMP, yang merupakan standar dalam sistem pengawasan dan
berbasis agen, yang dibuat oleh masing-masing pembuat perangkat lunak. SNMP merupakan protokol standard industri yang digunakan untuk memonitor dan
mengelola berbagai perangkat di jaringan Dewasa ini SNMP merupakan protokol
yang wajib disediakan pada berbagai perangkat jaringan untuk memudahkan melakukan pengawasan.
Perkembangan terbaru dari SNMP telah dilengkapi keamanan. Namun versi terbaru ini belum secara penuh dideploy, bahkan untuk mesin-mesin lama hal ini
cukup sulit untuk diimplementasikan. Keadaan ini tentu saja cukup memprihatinkan dengan perkembangan tools hack yang lebih mudah digunakan
bahkan user yang tidak berpengalaman akan mampu melakukan sniffing. sehingga dalam skripsi ini dikembangkan sebuah teknik untuk mengimplementasikan
pengamanan data pengawasan dengan menggunakan kriptografi, yang notabene fitur kriptografi ini sudah ada pada agen.
Agen merupakan perangkat lunak yang terpasang pada client yang diawasi.
Secara sederhana agen merupakan program socket client sederhana yang menghubungi program socket server pada sistem monitoring. Pada Nagios terdapat
2 plugin yang dapat bertindak sebagai agent, yaitu NSCliient dan NRPE. NSClient biasa digunakan untuk monitoring client Windows dan NRPE biasa digunakan
untuk monitoring client Linux. Sistem monitoring jaringan diimplementasikan dalam model client dan
server . Pada kasus jaringan umum, server monitoring berada pada jaringan yang
terhubung dengan node-node yang diawasi. Dalam sistem monitoring terdapat dua buah entitas yang membentuk sistem yaitu manager dan agen. Manager adalah
server yang menjalankan suatu sistem perangkat lunak yang dapat menangani
tugas manajemen pengawasan untuk jaringan. Manager ini juga disebut sebagai
NMS Network Management Stations . Sebuah NMS bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan menerima query dari agen-agen yang terdapat dalam jaringan. Entitas
selanjutnya adalah agen, merupakan perangkat lunak yang terpasang di sisi client
yang diawasi. Secara sederhana agen merupakan program socket client sederhana yang menghubungi program socket server pada NMS.
Gambar 2.7 Komunikasi NMS dan Agen Dalam mengimplementasikan agen yang berbasis socket digunakan
protokol TCP atau UDP. Keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-
masing. Pemilihan ini penting karena dapat mempengaruhi algoritma kriptografi yang akan diimplemtnasikan.
Menurut Hendra Wijaya 2004:7-8 UDP adalah protokol yang unreliable karena tidak bergaransi. Penerima tidak mengirimkan tanda terima dan paket-paket
tidak diurut kembali seperti asalnya. Namun dalam beberapa kasus jaringan merupakan protokol yang lebih baik. Hal ini disebabkan sifatnya yang cepat.
Kekurangan utama yang menyebabkan protokol ini tidak cocok pada implementasi keamanan dengan kriptografi adalah tidak terjaminnya urutan paket yang akan
diterima di sisi penerima. Hal ini tentu saja menyebabkan salah satu jenis
kriptografi seperti block cipher yang menggunakan CFC tidak dapat
diimplementasikan. Dari informasi ini penulis menyadari mengapa versi awal dari SNMP
tidak menggunakan kriptografi karena protokol ini menggunakan UDP untuk pengiriman datanya. TCP secara umum memilki sifat yang bertolak
belakang dengan UDP. Namun sambungan TCP sekali-kali terjadi loss. Namun dari dua pilihan protokol transport TCP memberikan layanan yang lebih baik
untuk data yang terkriptografi. Sisi buruk yang dapat diperkirakan adalah pembukaan port. Hal ini sebenarnya membuka sebuah celah sehingga dalam
impelentasinya selain harus mengenkripsi pesan juga harus melindungi port yang terbuka untuk pertukaran data pengawasan. Permasalahan port dapat ditangani
dengan menggunakan firewall baik pada sisi client dan server. Untuk lebih mengingkatkan fleksibilitas dan mempermudah konfigurasi dapat digunakan TCP
wrapper .
2.4.2 Kriteria Kriptografi untuk Sistem Monitoring Jaringan