BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi, khususnya jaringan memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat dan semakin kompleks. Pengaturan
jaringan yang baik tentu akan memaksimalkan pemanfaatan informasi tersebut. Oleh sebab itu jaringan harus diatur dan diawasi sehingga kelancaran pengiriman
informasi dapat berjalan dengan baik. Semakin besar dan luas sistem jaringan, semakin sulit untuk mengatur dan mengawasinya.
Untuk menjamin berjalannya semua infrastruktur sistem jaringan tersebut maka diimplementasikan sistem monitoring untuk mempercepat diagnosis dan jika
terjadi permasalahan akan mempercepat aksi untuk menghindari kerugian yang lebih banyak.
Sesuai kebutuhan dari sistem monitoring, data yang dipertukarkan bisa bermacam-macam antara lain uptime, sisa ruang hardisk, versi dari service hingga
keadaan basis data. Data-data tersebut jika ditampilkan ke orang awam mungkin hanya sekedar data yang tidak berguna. Namun bagi peretas, data tersebut dapat
digunakan untuk persiapan melakukan sebuah serangan. Misalnya menyadap data monitoring
yang tidak terenkripsi tersebut dengan menggunakan suatu program
sniffer dapat diketahui versi dari suatu service, peretas selanjutnya akan mencari
apakah terdapat lubang keamanan dari versi tersebut lalu melakukan eksploitasi terhadap lubang keamanan yang ada pada versi tersebut.
Salah satu contoh sistem monitoring jaringan adalah Dude yang dikembangkan oleh Mikrotik dan Nagios. Dude menggunakan SNMP sebagai agen
untuk melakukan monitoring. Akan tetapi, SNMP yang merupakan protokol standar untuk monitoring bukanlah sebuah protokol yang didesain untuk
keamanan. Hal ini ditambah dengan kenyataan data hasil monitoring yang dialirkan melalui protokol SNMP merupakan plainteks yang dapat dilihat dengan
mudah dengan suatu program sniffer. Kunci SNMP dapat mudah ditemukan dan berbasis plainteks.Sedangkan Nagios dapat menggunakan SNMP dan juga NRPE
sebagai agennya. NRPE menggunakan SSL untuk mengamankan komunikasi data antara client server.
Perkembangan terbaru dari SNMP telah dilengkapi keamanan namun versi terbaru ini belum secara penuh diterapkan bahkan untuk mesin-mesin lama hal ini
cukup sulit untuk diimplementasikan. Keadaan ini tentu saja cukup memprihatinkan dengan perkembangan tools hack yang lebih mudah digunakan
bahkan user yang tidak berpengalaman akan mampu melakukan sniffing. Sehingga dalam Tugas Akhir ini dikembangkan sebuah teknik untuk mengimplementasikan
pengamanan data monitoring menggunakan SSL dengan pertukaran kunci Diffie- Hellman
pada Nagios Network Monitoring System.
1.2 Rumusan Masalah