b. Penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak kepada pembeli
dan atau penerima jasa kena pajak yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap.
Sebagai tanda bukti penyerahan atau pembayaran atas penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak sepanjang memenuhi persyaratan di atas
perlakukan sebagai faktur pajak sederhana, yaitu seperti bon kontan, faktur penjualan, karcis, kuitansi, tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang
sejenis. 4.
Faktur Pajak Gabungan
Faktur pajak gabungan menurut Ilyas 2002 :14 adalah ”faktur pajak yang dibuat meliputi semua penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak
yang terjadi selama 1 bulan takwim kepada pembeli barang kena pajak yang sama atau penerima jasa kena pajak yang sama”.
Bentuk faktur pajak ini sama dengan faktur pajak standar, hanya terdapat perbedaan dalam pengisiannya, yaitu faktur pajak standar dibuat oleh tiap
– tiap transaksi sedangkan faktur pajak gabungan dibuat untuk transaksi selama 1 bulan kepada pembeli barang kena pajak atau penerima jasa kena pajak yang
sama.
D. Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
1. Pengertian Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
Pajak masukan menurut Muljono 2008 : 61 adalah “Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha kena pajak
yang berkaitan dengan perolehan BKP, penerimaan JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean, pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean, dan
Universitas Sumatera Utara
impor BKP”. Dan pajak keluaran adalah “Pajak Pertambahan Nilai yang terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
BKP, penyerahan JKP, atau ekspor BKP”. PPN masukan dan PPN keluaran dihitung dengan menggunkan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Undang-
Undang No. 18 tahun 2000 dari dasar pengenaan pajak.
2. Pengkreditan Pajak Masukan
Menurut Suandy 2003 : 306 terdapat 6 hal yang harus diperhatikan dalam pengkreditan pajak masukan.
a. Pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan pajak
keluaran untuk masa pajak yang sama b.
Pajak keluaran yang belum ada dalam suatu masa pajak, maka pajak masukan tetap dapat dikreditkan.
c. Setiap PKP selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga
melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari
pembukuannya, maka jumlah pajak keluaran yang berkenaan dengan penyerahan terutang pajak.
d. Setiap PKP selain melakukan penyerahan terutang pajak juga
melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sedangkan pajak masukan untuk penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui
dengan pasti, maka jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan menggunakan
pedoman yang diatur dengan keputusan menteri keuangan.
e. Pajak masukan yang dikreditkan oleh pengusaha yang dikenakan pajak
pengahasilan dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan neto sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor 17 tahun
2000 tentang pajak penghasilan, dapat dihitung dengan menggunakan pedoman pengkreditan pajak masukan yang ditetapkan menteri
keuangan.
f. Pajak masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan
pajak keluaran pada masa pajak berikutnya, selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang
belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaaan.
E. Surat pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN