Pokja perencanaan dan evaluasi juga masih sering mendapatkan keluhan dari depo farmasi terhadap ketidaktersediaannya perbekalan farmasi khususnya
obat yang diperlukan untuk pelayanan pasien. Ketidaktersediaan obat ini dapat terjadi karena 2 hal yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
karena barang memang tidak tersedia dari distributor yang bersangkutan. Faktor internal disebabkan karena adanya masalah administrasi pada direktorat keuangan
dan IFRS sendiri. Masalah ini juga terkait dengan PBFdistributor yang terlibat, sehingga sangat diperlukan koordinasi yang intensif antara ketiga pihak tersebut.
Selain itu, pokja perencanaan dan evaluasi juga perlu memberitahukan kekosongan barang kepada seluruh unit pelayanan farmasi sehingga dengan
adanya komunikasi tidak ada saling menyalahkan antara pihak yang satu dengan yang lain.
4.2.4 Depo Farmasi
Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi ke pasien yang ada di instalasi Rindu A, Rindu B, CMU lantai III dan IGD.
Depo farmasi Rindu A melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di Rindu A. Sistem
distribusi obat pada depo farmasi rindu A adalah sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi maupun oral. Depo farmasi Rindu B melayani kebutuhan obat
dan AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di Rindu B. Sistem distribusi obat di depo farmasi rindu B adalah sistem one day dose dispensing
untuk obat injeksi dan three days dose dispensing untuk obat oral. Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien jamkesmas,
Universitas Sumatera Utara
askes, umum, kebutuhan pada Instalasi Bedah Pusat IBP dan Instalasi Perawatan Intensif IPI, dimana depo IBP melayani kamar operasi, recovery room,
sedangkan depo IPI melayani pasca bedah, ICU anak, ICU dewasa dan ICU jantung. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien
yang ada di IGD. Berdasarkan pengamatan, depo farmasi Rindu A dan Rindu B belum
menggunakan sistem distribusi obat Unit Dose Dispensing dikarenakan masih kurangnya tenaga apoteker. Selain itu, Depo Farmasi Rindu A dan Rindu B masih
melakukan kegiatan pelayanan resep dan urusan administrasi dalam satu tempat karena ruangan yang kurang luas.
4.2.5 Apotek
Rumah sakit H. Adam Malik memiliki dua apotek sebagai perpanjangan tangan instalasi farmasi dalam mendistribusikan obat di lingkungan rumah sakit.
1. Apotek Rawat Jalan Apotek I, melayani:
- Pasien askes rawat jalan - Pasien umum.
- Pasien hemodialisa askes rawat jalan 2.
Apotek Rumah Sakit yang buka 24 jam Apotek II, melayani: - Pasien jamkesmas rawat jalan
- Pasien jamkesmas dan askes rawat inap pada malam hari - Pasien perusahaan
- Pasien hemodialisa rawat jalan dan rawat inap - Pasien hemodialisa jamkesmas
- Pasien umum
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan, pelayanan di Apotek RSUP H. Adam Malik masih belum sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kegiatan
penyerahan obat, informasi obat, dan konseling belum sepenuhnya dilaksanakan oleh apoteker. Sarana dan prasarana masih perlu dibenahi seperti penataan
ruangan dan membuat sarana ruang konseling. Pada saat ini apotek II telah melaksanakan pembenahan menuju pelayanan
kefarmasian yang baik, telah memiliki gudang penyimpanan perbekalan farmasi dan melakukan pemanggilan pasien berdasarkan sistem elektronik.
4.3 Instalasi