dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk
obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh SMF.
2. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang
termasuk kategori khusus. 3.
Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.
4. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
5. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat. 6.
Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di
rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
7. Membuat Pedoman Penggunaan Antibiotik Siregar dan Amalia, 2004.
PFT meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui pengembangan kebijakan dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat,
pengadaan, penggunaan dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
2.4 Formularium Rumah Sakit
Formularium rumah sakit adalah daftar obat baku yang dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara rasional dan dilengkapi penjelasan sehingga merupakan
informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit, terdiri dari obat- obatan yang tercantum Daftar Obat Essensial Nasional DOEN dan beberapa
Universitas Sumatera Utara
jenis obat yang sangat diperlukan oleh rumah sakit serta dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang kefarmasian dan terapi serta keperluan
rumah sakit yang bersangkutan. Berdasarkan Permenkes RI No. HK.02.02Menkes068I2010 pasal 2
tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah yang menggantikan Permenkes RI No.085MenkesPerI1989,
menyatakan bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Pemerintah Daerah wajib menyediakan obat generik untuk kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat
inap dalam bentuk formularium. Berdasarkan Permenkes RI No. 791MenkesSKVIII2008 tentang Daftar
Obat Esensial Nasional 2008, menyatakan bahwa formularium rumah sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi PFT berdasarkan DOEN dan
disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan farmasi di rumah sakit. Penerapan formularium
rumah sakit harus terus dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran. Penyusunan formularium rumah sakit merupakan tugas PFT. Adanya
formularium diharapkan dapat menjadi pegangan para dokter staf medis fungsional dalam memberi pelayanan kepada pasien sehingga tercapai
penggunaan obat yang efektif dan efisien serta mempermudah upaya menata manajemen kefarmasian di rumah sakit.
Kegunaan formularium di rumah sakit: 1.
membantu menyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
2. sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang benar.
3. memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal.
Tahapan proses penyusunan formularium di rumah sakit: 1.
Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik Fungsional SMF berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan
medik. 2.
Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi. 3.
Membahas usulan tersebut dalam rapat KomiteSub Komite Farmasi dan Terapi, jika diperlukan dapat meminta masukan dari pakar.
4. Mengembalikan rancangan hasil pembahasan KomiteSub Komite Farmasi
dan Terapi, dikembalikan ke masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik.
5. Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF.
6. Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium.
7. Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi.
8. Melakukan edukasi mengenai formularium kepada staf dan melakukan
monitoring. Formularium yang telah dicetak didistribusikan ke tiap lokasi perawatan
penderita rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan intensif, IFRS dan lain-lain yang dianggap berkaitan Siregar dan Amalia, 2004.
2.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS