33
1. Menyusun format data input dengan urutan lintang, bujur,
kedalaman, jumlah stasiun yang merekam, nama stasiun dan polaritas gerakan pertama gelombang P , notasi kompresi diubah
menjadi 1 sedangkan notasi dilatasi diubah menjadi -1. Data input yang sudah disusun disimpan dengan nama file nama
file.dat.
2. Membuka program AZMTAK, kemudian menuliskan nama file data
input yang sesuai, nama file database stasiun yang digunakan dan nama file output. Dalam hal ini nama file database stasiun yang
digunakan dinyatakan sebagai file BMG_ALL.STA. Nama file output ber-ektention.out nama file output.out. File output memuat
data nama stasiun, gerak kompresi atau dilatasi, data Azimuth dan take off hasil perhitungan.
3. Membuka program PMAN, hasil output dari program AZMTAK
digunakan sebagai data input dan menghasilkan gambaran proyeksi sebaran data kompresi dan dilatasi pada bola fokus.
4. Menentukan parameter mekanisme sumber gempabumi dengan
menentukan dua buah bidang nodal secara manual yang memisahkan antara daerah kompresi dan dilatasi pada bola fokus.
5. Menentukan akurasi hasil parameter mekanisme sumber
gempabumi dengan meminimalkan kesalahan data atau inkonsisten data. Hasil yang diambil adalah solusi mekanisme sumber
gempabumi yang mempunyai tingkat kebenaran atau konsisten
34 data ≥ 26. Jika tingkat konsisten datanya 26 maka dilakukan
verifikasi data kompresi dan dilatasi.
6. Menentukan jenis mekanisme sumber gempabumi dengan
parameter bidang sesarnya berupa strike, dip dan rake. Hasil solusi mekanisme sumber gempabumi kemudian diplot menggunakan
software ArcView Gis ver 3.3. Dalam bentuk diagram alir flowchart
keseluruhan prosedur penelitian yang telah diuraikan disajikan dalam Gambar 3.1
dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan peta seismisitas dan penampang
melintang
Mulai Data gempa bumi Cilacap
Jawa Tengah dari ISC 2006 dan USGS 2009
Konversi format dan data gempa bumi ISC dan USGS ke format data software
WinITDB
Proses data gempa bumi yang sudah di konversi menggunakan software WinITDB
Peta seismisitas Membuat penampang melintang cross
section seismisitas tegak lurus trench Proyeksi penampang melintang
Menganalisis seismotektonik zona penunjaman berdasarkan penampang melintang seismisitas
Hasil analisis Kesimpulan
35
Gambar 3.2. Diagram alir penentuan solusi mekanisme sumber gempabumi
Mulai Data gempa bumi Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya
meliputi : kompresi c dan dilatasi d pada koordinat 10.01 LS dan 107.69 BT pada kedalaman dan magnitudo ≥ 7,1 SR
Menyusun format dan input dengan urutan lintang, bujur, kedalaman, jumlah statiun, nama
statiun dan kompresi -1 atau dilatasi 1
Menentukan sudut azimuth dan take off menggunakan program azmtak
Ploting sudut azimuth dan take off menggunakan program PMAN
Konsistensi data
≤75
Solusi mekanisme sumber gempa bumi dan parameter bidang sesar berupa strike,dip,dan rike
Ploting solusi mekanisme sumber gempa bumi menggunakan software Arc View Gis ver 3.3
Peta seismotektonik Menganlisis seismotektonik berdasarkan mekanisme
sumber gempa bumi
Hasil analisis seismotektonik berdasarkan mekanisme sumber gempa bumi
Selesai Menentukan parameter mekanisme sumber gempa bumi dengan
menentukan dua buah bidang nodal
tidak
36
Secara keseluruhan
penelitian “Analisis Seismotektonik Zona Cilacap Jawa Tengah dan Sekitarnya Berdasarkan Seismisitas dan Mekanisme Sumber
Gempabumi” ini dilaksanakan dari 21 Juli sampai 15 Oktober Lokasi penelitian dilakukan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Jl. Angkasa
No.2 Kemayoran Jakarta Pusat.
37
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Penyebaran Pusat Gempa Bumi
Daerah Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya merupakan daerah yang sangat rawan terjadinya bencana karena mempunyai tingkat seismisitas yang
sangat tinggi. Hasil pemetaan peta data gempa bumi Jawa Tengah dan sekitarnya menggunakan software WinITDB yang mencakup batas koordinat -5º LS sd -
114º LS dan 106 BT
– 114 BT dapat dilihat pada gambar 4.1 atau disebut peta
seismisitas. Kejadian gempa terjadi pada tanggal 4 april 2011 dengam magnitudo 7,1 SR. Penyebaran pusat gempa bumi di bedakan menjadi tiga variasi kedalaman
yaitu gempa bumi dangkal 0 _60 km yang di tandai dengan warna merah,gempa bumi menengah 61- 300 km di tandai dengan warna kuning dan gempa bui
dalam 300 km di tandai dengan warna hijau
Gambar 4.1 Penyebaran pusat gempabumi di Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya
38 Peta diatas menunjukkan bahwa daerah Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai
lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Akibat tumbukan tersebut, lempeng Indo-Australia menunjam di bawah lempeng Eurasia dan terjadi akumulasi energi
yang pada titik jenuhnya akan menyebabkan gempa. Lempeng Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu daerah yang berdekatan dengan zona tumbukan
lempeng termasuk daerah yang rentan terhadap gempa tektonik. Beberapa kejadian gempa dengan magnitude lebih dari skala 5 SR dalam kurun waktu 25
tahun terakhir telah mengguncang berbagai wilayah di Jawa Tengah, sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan berarti. Beberapa kejadian tersebut
antara lain, gempa dengan kekuatan 6 SR di 7,20
o
LS - 09,30
o
BT kedalaman 33 km pada tanggal 14 Maret 1981, gempa 6,5 SR dengan kedalaman 106 km pada
tanggal 9 Juni 1992, gempa 6,2 SR di 8,62
o
LS110,11
o
BT pada tanggal 25 Mei 2001, gempa 6,3 SR di 9,22
o
-109,58
o
BT dengan kedalaman 55 km pada tanggal 19 Agustus 2004 dan gempa 5,5 SR dengan kedalaman 33 km pada tanggal 19
Juli 2005. lempeng Eurasia yang bertumbukan dengan lempeng Indo-Australia. Akibat tumbukan tersebut, lempeng Indo-Australia menunjam di bawah lempeng
Eurasia dan terjadi akumulasi energi yang pada titik jenuhnya akan menyebabkan gempa. Gempa tektonik terakhir terjadi pada 27 Mei 2006 mengguncang bagian
selatan pulau Jawa dan berdampak hingga radius 95 km dari pusat gempa di Jawa Tengah.
39
4.2 Penampang melintang
Untuk mempermudah melihat struktur subduksi yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya maka zona penelitian dibagi menjadi beberapa
penampang melintang. Hasil penentuan batas penampang melintang dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Dalam penelitian ini dibuat 3 penampang melintang yang
diproyeksikan pada bidang AA‟, BB‟, dan CC‟. Penampang melintang tersebut dibuat tegak lurun trench dengan masing-masing penampang melintang melalui
batas koordinat yang berbeda.
Gambar 4.2 Irisan penampang Melintang
A B
C
A „ B „
C‟