∆ lihat Gambar 2.11. koordinat i menyatakan sudut keberangkatan sinar atau
22 Bola fokus gempabumi yang didapatkan dari hasil analisa polaritas gerakan
pertama gelombang P adalah dalam bentuk tiga dimensi, sehingga sulit untuk diinterpretasikan secara visual. Untuk itu perlu diproyeksikan ke dalam bentuk
dua dimensi dengan cara membagi bola fokus gempa bumi menjadi dua bagian yang simetris memotong hiposenter, yaitu setengah bagian atas dan setengah
bagian bawah. Proyeksi potongan bola pusat gempa bumi bagian bawah berupa diagram mekanisme sumber gempabumi focal mechanism dua dimensi.
Sebelum membuat diagram mekanisme sumber gempabumi perlu ditentukan
terlebih dahulu bagaimana cara menginterpretasikannya. Gambar 2.12
menunjukan cara memproyeksikan dari bola fokus gempabumi ke diagram fokus gempabumi. Pada model kopel ganda pola radiasi gelombang seismik simetri
Gambar 2.12. Proyeksi bola fokus gempabumi
23 dengan hiposenter sehingga yang dapat diproyeksikan hanya setengah bola fokus
gempa bumi. Bola fakus gempabumi dibelah menjadi dua bagian atas dan bawah oleh bidang horizontal yang melalui hiposenter. Polaritas data S
kompresi dan dilatasi pada belahan bola bagian bawah diproyeksikan ke titik pada diagram. Polaritas data pada belahan bola bagian atas simetri dengan data
bagian bawah.
Dua bidang nodal dinyatakan pada diagram sebagai dua garis Gambar 2.13
, karena dua bidang tersebut tegak lurus satu sama lain maka masing-masing bidang saling berpotongan melalui pusatnya. Pusat ini merupakan vektor yang
saling tegak lurus. Arah vektor yang menjauhi hiposenter ditandai dengan titik potong antara vektor dan bola fokus gempabumi yang dinyatakan titik pada
diagram. Gambar 2.13 menunjukan titik potong tersebut sebagai titik A dan B
pada garis nodal b dan a.
Gambar 2.13. Orthogonalitas dua bidang nodal
[10]
24 Dua garis nodal membagi diagram mekanisme sumber gempabumi ke dalam
empat kuadran yang memisahkan daerah kompresi dan dilatasi. Dua bidang nodal tersebut adalah bidang patahan fault plane dan bidang bantu auxilary plane.
Pada diagram dapat dibaca parameter bidang sesar yang terdiri dari strike, dip dan rake.
Gambar 2.14 digunakan untuk menentukan parameter bidang patahan dari
diagram mekanisme sumber gempabumi. Bagian kanan gambar tersebut digunakan untuk menggambarkan garis nodal, sedangkan bagian kiri digunakan
untuk menentukan azimuth dan sudut busur pada garis nodal. Garis horizontal digunakan untuk menentukan sudut atau bidang nodal yang diukur dari garis
vertikal. Gambar 2.14, 2.15, dan 2.16 menunjukan cara bagaimana menentukan Gambar 2.14.
Kertas proyeksi luasan sama
25 strike, dip, rake lokasi plunge dan azimuth sumbu P dan T pada diagram
mekanisme sumber gempabumi yang merupakan parameter bidang sesar.
Prosedur untuk menentukan parameter bidang sesar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk menentukan strike, posisi hanging wall di sebelah kanan arah strike
dan diukur searah jarum jam dari arah utara Gambar 2.15.
Dip diukur dengan menggunakan setengah lingkaran bagian kanan gambar
Gambar 2.15.
Sumbu tekanan P dan sumbu tarikan T terletak pada titik 45
o
dari tikik A dan B
Gambar 2.16. Sumbu P di kuadran dilatasi dan sumbu T di kuadran kompresi.
Perpotongan antara dua garis nodal disebut sumbu N null yang merupakan arah
Gambar 2.15. Pengukuran sudut strike dan dip pada diagram
26 stress nol. Sumbu P, T, dan N ditentukan oleh sudut azimuth diukur searah
jarum jam dari arah utara dan plunge diukur ke bawah dari horizontal. Kedua sudut diukur dengan menggunakan kertas stereografis. Tekanan dan tarikan
menunujukan arah gaya yang bekerja pada hiposenter, sedangkan kompresi dan dilatasi merupakan arah gerakan awal gelombang P yang tercatat pada
seismogram.
Vektor slip untuk satu bidang nodal tegak lurus pada bidang nodal lainnya, sehingga vektor slip untuk bidang nodal berhubungan dengan kutub vektor bidang
nodal lainnya. Rake dari strike slip didefinisikan dengan sudut antara arah strike dan vektor slip. Untuk sesar turun rake dari bidang nodal ditandai dengan nilai
Gambar 2.16. Penentuan sumbu P dan T 45
o
dari dua kutub pada garis nodal
27 negatif - sedangkan sesar naik rake dari bidang nodal ditandai dengan nilai
positif +.
Untuk mengidentifikasi apakah tipe sesarnya naik, sesar turun atau sesar mendatar atau sesar oblik dapat menggunakan perbedaan nilai rake
λ yang bersumber dari United State Geologikal Survey USGS
Gambar 2.17. Penentuan sudut rake pada reverse fault kiri dan normal fault kanan
Gambar 2.18. Penentuan tipe sesar berdasarkan nilai rake
λ
28