Sistematika Penulisan Analisis mekanisme pusat gempa bumi di Cilacap Jawa tengah pada tanggal 04 April 2011

7 BAB II DASAR TEORI

2.1 Teori Tektonik Lempeng

Teori ini menerangkan pergerakan kulit bumi yang bergerak secara dinamis, yang disebabkan oleh stress yang bekerja terus menerus dan melewati batas kekuatan batuan. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut menurut teori tektonik lempeng disebabkan oleh arus konveksi yang terdapat di dalam bumi, dimana gerakannya bisa divergen, yaitu pergerakan dua buah lempeng tektonik atau lebih yang bergerak saling menjauh satu sama lainnya yang mengakibatkan material mantel naik keatas atau terjadi pergerakan mantel mantel convection membentuk lantai samudera sea floor spreading. Pergerakan mantel ini terjadi karena adanya pendinginan dari atas dan pemanasan dari bawah sehingga mantel akan bergerak ke atas. Pergerakan lempeng yang kedua yaitu konvergen, pergerakan lempeng tektonik yang bergerak saling mendekat bertemu. Pergerakan ini dapat menyebabkan salah satu lempeng menyusup di bawah lempeng yang lainnya, membentuk zona subduksi atau menyebabkan lempeng- lempeng saling bertumbukan ke atas, membentuk zona tumbukan. Pada zona subduksi, di kedalaman sekitar 150 – 200 km, karena gesekan dan tekanan yang tinggi, akan terjadi diferensiasi magma yang dapat naik ke permukaan bumi menjadi gunung api. Pergerakan yang terakhir yaitu transform atau konservatif yaitu pergerakan lempeng yang bergerak lateral satu sama lainnya atau bergerak saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak lithosfer 8 Gambar 2.1. Pergerakan lempeng tektonik

2.2 Gempabumi

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi di dalam bumi secara tiba- tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng- lempeng tektonik. Pelepasan energi tersebut ditransmisikan ke segala arah sebagai gelombang seismik sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Berdasarkan sumber terjadinya gempabumi dibedakan menjadi :

1. Gempabumi tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh pergeseran

atau pergerakan lempeng tektonik. Kekuatan gempabumi tektonik pada umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan gempabumi lainnya.

2. Gempabumi vulkanik adalah gempabumi yang terjadi akibat meningkatnya

aktivitas gunung berapi, yang disebabkan aktivitas magma.

3. Gempabumi runtuhan adalah gempabumi yang disebabkan adanya

reruntuhan lapisan batuan, seperti longsoran batuan atau atap gua bawah tanah yang runtuh. 9

4. Gempabumi buatan adalah gempabumi yang sengaja dibuat oleh manusia,

seperti ledakan dinamit atau ledakan nuklir untuk mencari bahan tambang. Berdasarkan kedalaman sumber gempabumi, gempabumi dibedakan menjadi:

1. Gempabumi dangkal kedalaman 0 - 60 km. Gempa bumi dangkal

menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa bumi dalam, karena letak fokus lebih dekat ke permukaan.

2. Gempabumi menengah kedalaman 61 - 300 km. Gempa bumi menengah

terletak pada kedalaman di bawah kerak bumi, sehingga digolongkan sebagai gempabumi yang tidak berasosiasi dengan penampakan retakan atau patahan di permukaan, namun gempa bumi ini masih dapat diperkirakan mekanisme terjadinya.

3. Gempa bumi dalam kedalaman 300 km Gempabumi dalam ini

sebenarnya relatif sering terjadi, namun karena berada pada kedalaman lebih dari 300 km maka manusia tidak merasakan getarannya. Parameter Sumber Gempabumi 1. Waktu terjadinya gempabumi origin time adalah waktu terlepasnya akumulasi tekanan stress yang berbentuk penjalaran gelombang gempabumi. 2. Hiposenter yaitu lokasi terjadinya gempabumi pusat gempabumi.Episenter yaitu proyeksi hiposenter ke permukaan bumi lintang, bujur.