berjalan dengan baik manajer harus bisa memanfaatkan semua sumber daya manusia yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. manajer diharapkan mampu menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya inilah salah satu manfaat pengorganisasian. Organisasi-organisasi adalah peralatan sosial dan teknologi yang
dapat dicapai untuk mencapai tujuan-tujuan yang kompleks yang tidak mungkin dilaksanakan oleh orang perorangan. Organisasi-
organisasi tersebut dapat dipandang sebagai unit-unit di mana terjadi proses input-input tertentu dari suatu lingkungan untuk
tujuan penciptaan output-output khusus yang diperlukan oleh masyarakat berupa barang-barang dan jasa-jasa.
25
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi yang di dalamnya terjadi proses pembelajaran untuk menghasilkan output-output yang
nantinya berguna di masyarakat. Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sekolah diharapkan mampu memberikan kepuasan
bagi masyarakat. Dalam sekolah, pengorganisasian semua potensi sekolah untuk
mencapai kemajuan sangat diperlukan. Kepala sekolah bisa bekerjasama dengan oran tua murid dalam rangka upaya meningkatkan
prestasi murid. Bisa juga memanfaatkan alumnus untuk menambah kegiatan di sekolah. Potensi-potensi yang dimiliki sekolah hanya akan
berdaya guna jika mampu didayagunakan dengan baik oleh kepala sekolah sebagai manajer.
Kreatifitas dan kepekaan kepala sekolah dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sekolah sangat penting bagi kemajuan
sekolah. Sumber daya sekecil apa pun harus bisa berguna bagi kemajuan sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam membuat
konsep terhadap apa yang akan dilakukannya demi kemajuan sekolah merupakan modal penting yang harus dimiliki.
25
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 1990, h. 1
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah
ditentukan. Kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau
para pengikut dalam suatu situasi.
26
Pemimpin berperan agar semua potensi yang ada dalam organisasi dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar dapat
digunakan dalam
mencapai tujuan
yang telah
ditetapkan. Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan manusia, karena
manusia merupakan sumber daya terpenting dalam sebuah organisasi. Manusia yang menetapkan tujuan organisasi, dan manusia pula yang
mengupayakan agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai. Kompleksitas sifat manusia inilah yang kemudian harus diarahkan oleh
seorang pemimpin agar dapat secara bersama-sama menuju tujuan yang telah ditetapkan. Inilah yang menjadikan adanya seorang
pemimpin dalam organisasi sangat penting. Namun pemimpin itu sendiri tidak lahir dengan sendirinya.
Pemimpin bisa lahir dari beberapa faktor. Seorang pemimpin bisa lahir dari lingkungan, artinya lingkungan seseorang menjadikannya
sebagai pemimpin. Ini bisa terjadi jika seseorang aktif dalam kegiatan- kegiatan organisasi. ini biasanya disebut teori tabularasa. Pemimpin
bisa juga karena memang ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Artinya sejak lahir ia sudah mempunyai bakat untuk menjadi
pemimpin. Ini disebut dengan teori bakat. Atau pemimpin bisa lahir
26
M. Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset,1987, jilid I, h. 127
dari dua faktor tersebut. Artinya, seseorang yang mempunyai bakat sejak lahir menjadi pemimpin kemudian lingkungan juga mendukung
bakat tersebut. Dalam organisasi sekolah terdapat berbagai macam latar belakang
individu dengan berbagai macam keahlian dan keterampilan masing- masing. Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk
mengarahkan semua potensi yang ada untuk bisa dimanfaatkan dengan maksimal dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Walaupun
sebuah organisasi mempunyai sumber daya yang berkualitas. Namun jika tidak ada kepemimpinan yang baik maka sumber daya tersebut
tidak akan efektif dalam mencapai tujuan. Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh
kecerdasan intelektual saja, tapi dalam kepemimpinan modal yang paling penting adalah kecerdasan emosional. Para pemimpin besar
bekerja dengan melibatkan emosi. Seperti yang diingatkan oleh Albert Einstein,” Kita harus berhati-
hati agar kita tidak mendewakan intelek. Tentu saja intelek mempunyai kekuatan tetapi tidak memiliki kepribadian. Intelek tidak bisa
memimpin, intelek hanya bisa melayani.”
27
Pemimpin yang ingin sukses tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intelektual saja. Orang yang cerdas secara intelektual saja
tidak akan mampu untuk menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin leader yang sukses adalah pemimpin yang melibatkan emosi dalam
kepemimpinannya. Dengan emosi seorang pemimpin akan bisa membawa dampak positif bagi kemajuan organisasi.
Salah satu contoh pemimpin sukses adalah Napoleon Bonaparte yang sukses memimpin Perancis selama 14 tahun. Napoleon bukanlah
seorang yang terkenal, ia hanya perwira rendah. Salah satu kunci
27
Daniel Goleman, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, cet. 4, h. 31
keberhasilan dari
kepemimpinannya adalah
kemampuan menyampaikan perintah dengan cepat dan tepat.
Kecepatan dalam bertindak adalah syarat utama keberhasilan dalam peperangan. Kecepatan dalam perencanaan dan pelaksanaan.
Kecepatan akan hilang akibat keraguan terhadap persiapan dan pendistribusian perintah yang diperlukan. Perintah panjang yang
memerlukan waktu persiapan, pembacaan dan pemahaman yang lebih lama adalah musuh kecepatan. Napoleon mampu
mengeluarkan perintah dalam sejumlah kalimat pendek tetapi dapat menggambarkan keinginannya dan hanya memerlukan waktu
singkat untuk dipahami.
28
Kemampuan pemimpin untuk membaca situasi dan mengambil tindakan terhadap situasi tersebut sangat penting. Yang lebih penting
lagi adalah kecepatan dan ketepatan pimpinan dalam menyampaikan perintah terhadap bawahan.
Perintah yang cepat dan tepat adalah awal dari keberhasilan pekerjaan yang akan diberikan. Banyak bawahan yang gagal dalam
melaksanakan tugas bukan disebabkan karena ketidakmampuannya, tapi karena perintah yang diberikan tidak jelas sehingga membuat
bingung bawahan. Hal yang tidak kalah penting dari seorang pimpinan adalah kemampuannya untuk menjadi contoh bagi bawahannya dengan
sifat-sifat yang baik dan terpuji. Pendekatan sifat-sifat sangat diperlukan dalam kepemimpinan
pendidikan, mengingat bahwa kepala sekolah dan guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik
yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagai pendidik, guru dan pendidik lainnya diharapkan dapat
menjadi suri teladan, dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak-anak didiknya. Kepala sekolah dituntut agar memiliki
sifat-sifat yang baik untuk dapat memberikan bimbingan dan sekaligus memberi contoh kepada guru-guru dan para siswanya.
29
28
Conrad H. Lanza, Napolen dan Strategi Perang Modern, Jakarta : Komunitas Bambu, 2010 , h.19
29
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 2004 , h. 45