1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemimpin dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi tanpa pemimpin tidak akan dapat berjalan dengan baik, dan sebaliknya pemimpin
tanpa organisasi tidak ada gunanya. Pemimpin adalah ujung tombak dari suatu
perusahaan. Baik buruknya perusahaan tergantung dari pemimpin.
Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi anak buahnya untuk bekerja semaksimal mungkin. Pemimpin juga harus mampu menyatu dengan bawahan,
mendengarkan keluhan mereka dan memberikan solusi yang terbaik untuk mereka. Maka dengan sendirinya bawahan akan termotivasi untuk bekerja lebih
baik lagi.
Kepemimpinan secara etimologi berasal dari kata “pemimpin”
ditambahkan awalan “ke” dan akhiran “an”, maka kepemimpinan dapat diartikan
menjadi beberapa bagian yaitu: a orang atau sekelompok orang yang memimpin; b usaha memimpin; c kemampuan atau kemahiran seseorang untuk memimpin;
d wibawa sang pemimpin.
1
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan bukan hanya kegiatan memimpin namun juga kemampuan menjalankan usaha
tersebut dan adanya wibawa yang menyebabkan orang dianggap mampu memimpin. Dengan kemampuan yang dimiliki pemimpin, maka diharapkan dapat
mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-
1
J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992, cet ke-4, hal. 1-2
kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Ringkasnya, pemimpin dapat membawa usahanya
untuk maju pesat atau bahkan mundur jika ia salah dalam bertindak dan tidak
bijaksana.
Selain harus memiliki kemampuan, pemimpin juga perlu memiliki sifat kemanusiaan, demokratis dan mencintai bawahanya, sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Ali-Imraan 3, ayat 159:
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya.
Dari ayat tersebut jelas bahwa seorang pemimpin harus bertutur dan bertingkah laku lemah lembut namun tegas. Dalam menjalankan tugasnya
pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, klien, ataupun teman sejawat. Komunikasi sangat penting untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan. Menurut W.G Scott dan T.R. Mitchell yang dikutip oleh Stephen P. Robbins dalam buku Perilaku Organisasi menyatakan “komunikasi menjalankan
empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisiasi yaitu kendali kontrol, motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.
”
2
2
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Prenhallindo, 1996, Edisi Bahasa Indonesia, hal. 5
Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi
semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan
kemampuan komunikasi mereka. ”
3
Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang pimpinan dapat diterima, dan dipahami oleh para anggota, maka
seorang pimpinan harus menerapkan pola komunikasi yang baik pula. Pengetahuan dasar tentang komunikasi saja belumlah cukup untuk dapat
memahami komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi terdiri dari kata komunikasi dan organsiasi yang
memiliki penjabaran yang luas. Untuk memahami komunikasi perlu kiranya sedikit membahas konsep dasar komunikasi. Komunikasi menurut Hovland, Janis
dan Kelley yang dikutip oleh Roudhonah dalam buku Ilmu Komunikasi yaitu “Proses melalui mana seseorang komunikator menyampaikan stimulus dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainya khalayak. ”
4
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi ada pengirim komunikator dan penerima pesan komunikan yang saling
berhubungan, pesan tersebut dapat mengubah persepsi bahkan tingkah laku behavior komunikan.
Sedangkan organisasi adalah “sistem yang mapan dari orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian kerja.
”
5
Selain itu juga “organisasi telah dibentuk sejak manusia
3
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta:Bumi Aksara,2009, Cet ke-10, h. 1
4
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007, h. 21
5
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, Modul Kuliah, hal. 1.5
berada di muka bumi, di dorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu orang-orang sekelompok orang, kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.
”
6
Tiga motif organisasi saling ketergantungan satu sama lain, dan penghubung itu semua
adalah komunikasi. Dari pengertian singkat mengenai komunikasi dan organisasi, maka
komunikasi organisasi adalah “komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang
berada di dalam organisasi itu sendiri, juga antara orang-orang yang berada di dalam organisasi dengan publik luar, dengan maksud untuk mencapai suatu
tujuan. ”
7
Komunikasi organisasi dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Secara formal misalnya dengan diadakan rapat antara atasan dan bawahan, surat
memo, dll. Sedangkan komunikasi non formal misalnya grapevine. Grapevine merupakan desas desus yang terjadi di perusahaan, seperti yang dikemukakan
oleh Arni Muhamad dalam buku komunikasi organisasional : Grapevine yaitu sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari
orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai
orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang
didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh yang berkuasa.
8
Dalam segala lini kehidupan baik di sekolah, negara, perusahaan, organisasi, agama, dan lain lain, penerapan komunikasi organisasi yang efektif
sangat penting. Karena komunikasi organisasi mencakup segala hal bentuk komunikasi, misalnya komunikasi interpersonal, komunikasi formal, komunikasi
informal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan lain-lain.
6
Yayat hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, Bandung: ALfabeta,2005.Cet ke-4,hal. 2.
7
Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasi, hal. 1.3
8
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, cet ke-9, h. 125
Komunikasi yang efektif dapat membentuk iklim komunikasi yang baik pula. Mudah berkomunikasi dengan sesama rekan kerja atau dengan atasan akan
membuat suasana di kantor menjadi hangat dan terbuka. Keterbukaan adalah faktor penting dalam membangun kinerja karyawan. Dengan terbuka kepada
atasan mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan pekerjaan, maka akan sedikit berkurang beban, setidaknya atasan mengetahui kendala para
karyawan dalam bekerja. Disinilah pentingnya berkomunikasi, atasan dapat mengoreksi, memberikan motivasi, pemberian tugas kerja, memberikan solusi,
dan lain-lain sehingga karyawan merasa dihargai. Selain itu pula bawahan dapat memberikan masukan ide, gagasan atau bahkan kritikan untuk perusahaan, hal ini
senada dengaan pendapat Toto Tamara dalam buku Komunikasi Dakwah: Komunikasi organisasi membantu pemimpin dan bawahan dalam
menjalankan tugas masing-masing. Dengan adanya komunikasi maka informasi dapat tersampaikan. Interakasi harmonis antara para anggota
dalam suatu organisasi akan membuat roda organisasi berjalan kearah tujuan, namun bila yang terjadi sebaliknya tentu akan mengakibatkan
terjadinya konflik antar sesama anggota, maka dari itu komunikasi antar pimpinan dengan anggotanya harus berjalan secara proporsional.
9
Dalam kaitanya dengan penelitian komunikasi organisasi, penulis memilih PT Tempo Inti Media, karena perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan
media massa dan penerbitan terbesar di Indonesia. Produk media yang dihasilkan dari perusahaan ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, sebut
saja Majalah Tempo, Koran Tempo, dll. Dibalik perusahaan yang sukses pasti dibarengi dengan pemimpin yang
cakap dalam mengorganisir perusahaan. Dalam kegiatan tersebut, komunikasi sangat diperlukan sekali untuk kelancaran mengatur atau memanej karyawan.
9
Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah Jakarta: Gaya Media Pratama,1997,Cet. ke-2
PT. Tempo Inti Media adalah perusahaan besar yang memiliki tiga kantor pusat di Jakarta, pada perusahaan ini ada banyak divisi yang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Divisi-divisi tersebut diataranya Divisi Pemberitaan, Divisi SDM dan Umum, Divisi Sirkulasi dan Distribusi, Divisi Iklan, Divisi
Keuangan. Dalam skiripsi ini penulis membatasi objek penelitian dan fokus hanya
pada Divisi Sirkulasi dan Distribusi yang berkedudukan di Jl Palmerah Barat No. 8 Jakarta, karena menurut hemat penulis divisi ini adalah tulang punggung
perusahaan. Produk yang bagus pasti harus dibarengi dengan penjualan marketing yang bagus pula.
Divisi Sirkulasi dan Distribusi bertugas memasarkan produk Tempo kepada masyarakat luas. Kerja keras divisi ini dapat terlihat dari oplah penjualan.
Hal ini terbukti bahwa koran Tempo menduduki tiga besar media massa yang dikonsumsi masyarakat dengan oplah sebesar 240.000 eksemplar. Sedangkan
majalah Tempo adalah majalah yang menguasai 68 pangsa pasar dalam majalah berita dengan oplah 180.000 eksemplar.
Keberhasilan penjualan ini tidak semata-mata karena karyawan yang bekerja secara total dan loyal, namun ada yang lebih berperan penting yaitu
pemimpin. Pemimpin lah yang berperan penting dalam kinerja anggotanya. Bagaimana cara pemimpin memberikan intruksi tugas dan motifasi kepada
karyawannya, berimbas besar pada kinerja karyawan. Dengan latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk
mengambil judul
“Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Pada PT Tempo Inti Media”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah