BAB III PROFIL H. MUHAMMAD IKHWAN, SE
A. Riwayat Hidup
H. Muhammad Ikhwan, SE lahir di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta
86
tepatnya pada tanggal 9 Januari 1967.
87
Ia merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
88
Pendidikan tinggi berhasil ia tempuh dengan meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana Unkris. Hal ini merupakan kebanggaan
tersendiri, sebab seperti yang diimpikannya bahwa jika ia lulus kelak, ia ingin segera bekerja dan ganti membalas kebaikan orangtua yang selama ini membiayai
sekolahnya.
89
Untuk diketahui, ayahnya hanyalah seorang pegawai negeri.
90
Memang, selama ini ada semacam stereotipe yang berkembang di masyarakat, bahwa orang Betawi itu malas, jarang ada yang “jadi orang” sukses, atau kalah
sukses dengan kaum pendatang.
91
Itulah sebabnya, orangtuanya menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang perguruan tinggi.
92
Selepas mendapat gelar sarjana ekonomi pada tahun 1993, ia tak lantas mendapat pekerjaan sebagaimana yang diimpikannya dulu. Hampir dua tahun
lamanya, ia menikmati status “pengangguran”. Baru pada tahun 1995, keberuntungan memihak padanya dengan diterimanya ia sebagai karyawan pada
86
BISNIS KITA, Majalah Bisnis, Entrepreneurship Leadership, Edisi : 31Juni2004, h. 23.
87
UKSE, Majalah Bulanan; Kemandirian Karir Finansial. Vol. XV, 20 Juni-20 Juli 2003Th. 2, h. 12.
88
BISNIS KITA, Majalah Bisnis, h. 27.
89
Ibid., h. 27.
90
UKSE, Majalah Bulanan, h. 10.
91
BISNISKITA, Majalan Bisnis, h. 27.
92
Ibid., h. 27.
salah satu bank swasta di Jakarta
93
dengan gaji Rp. 700 ribu yang dinilainya tidak bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lebih-lebih mengubah
hidup.
94
Pada awalnya ia bersyukur karena telah mendapat pekerjaan. Namun, seiring perjalanan waktu, ternyata ia merasa tidak enjoy bekerja di sana.
Alasannya, selain soal rutinitas kerja dan banyaknya menghadapi birokrasi, ternyata ia juga masih memendam impian untuk hidup lebih baik.
95
Hingga akhirnya datanglah teman semasa kecil yang dulu tinggal di dekat rumah
keluarganya, Hermawan namanya.
96
Teman semasa kecil inilah yang akhirnya memperkenalkan sebuah peluang usaha yang dikatakannya sebagai bisnis bagus yang bisa mengubah hidup
menjadi lebih baik, yakni bisnis Multi Level Marketing MLM CNI. Namun berkali-kali ditawarkan, tidak lantas membuat hati sarjana ekonomi ini tertarik.
Sebab, bisnis MLM sebagaimana ia dengar umumnya “mengerikan”. Belum lagi ia memandang susah untuk menjual produknya, mahal dan tidak menjanjikan
materi dan sebagainya.
97
Di samping itu, ia merasa tidak memiliki bakat bisnis dan tidak bias menjual.
98
Namun, ternyata kawan kecilnya ini sangat gigih dalam “memprospek”, sehingga pada tawaran ke sembilan, ia tidak menolak. Ikhwan, demikian sapaan
93
Ibid., h. 27.
94
UKSE, Majalah Bulanan, h. 11.
95
BISNISKITA, Majalah Bisnis, h. 27.
96
Ibid., h. 27.
97
Ibid., h. 27.
98
UKSE, Majalah Bulanan, h. 11.
akrabnya, mengikuti ajakan pertemuan besar CNI di Hotel Ibis Jakarta, 15 Mei 1995.
99
Tanggal 16 Mei 1995 merupakan hari bersejarah buat Ikhwan, karena pada hari itulah ia resmi bergabung dengan CNI.
100
Saat ini, H. Muhammad Ikhwan, SE hidup bahagia bersama sang isteri tercinta, Azizah Dahlia, yang setia menemani dan mendukung bisnisnya di MLM
CNI sejak sebelum menikah.
101
Mereka dikaruniai dua orang putra-putri : Muhammad Aflah Rizki Azwan 6 tahun dan Nabila Cilla Adawiah Azwan 2
tahun.
102
B. Aktivitas di CNI